2 jam berlalu,
"Saya rasa meeting hari ini cukup sampai di sini saja, selanjutnya kita bahas lebih detil di minggu depan setelah ada progres dari masing-masing perusahaan" Lim menutup meeting.
"Maaf tuan, untuk meeting minggu depan, apakah tim LM yang akan berkunjung ke kantor RJ Corp?" Somi memastikan.
"Ah ya, benar sekali nona Somi" sahut Karina mewakili.
"Ya, kami yang akan ke sana" Lim ikut membenarkan.
"Baiklah kalau begitu, kami pamit dulu, terima kasih dan sampai jumpa next week" ucap Somi tersenyum.
Mereka pun saling berjabat tangan satu sama lain.
"Terima kasih, Jen. Semoga kita bisa bekerjasama dengan baik untuk menyelesaikan project ini" ucap Lim dengan sikap profesional.
"Ya, sama-sama, Lim. Aku juga mengharapkan hasil yang baik" jawab Jennie seadanya.
Lim mengangguk, lalu segera mengalihkan pandangannya ke arah Karina.
"Oh ya, Jen, aku pergi dulu, maaf tidak bisa mengantarmu sampai ke depan lobby" pamit Lim dan langsung pergi tanpa berbasa basi lagi.
Jennie menarik nafasnya dalam-dalam, sungguh ia merasa sangat tidak nyaman dengan situasi canggung seperti ini. Akan tetapi, Jennie juga sadar betul, jika penyebab dari perubahan sikap Limario padanya, tentu saja disebabkan oleh kejadian mereka di masa lalu.
"Maafkan aku Lim, aku membuat hubungan kita menjadi canggung dan jauh" gumam Jennie dalam hati.
"Jen, are you okay?" Somi menyadarkan.
"Hah? Ya" kaget Jennie.
"Aku melihatmu beberapa kali melamun sepanjang meeting tadi. Apakah ada yang tidak kau setujui?" tanya Somi.
"Tidak ada, aku setuju, dan soal itu...mungkin aku hanya lelah saja" bohong Jennie.
"Syukurlah, berarti kita tinggal fokus mempersiapkan materi untuk meeting selanjutnya" ucap Somi legah.
Jennie mengangguk.
"Oh ya Jen, Jisoo sudah menunggumu sejak tadi di kantor. Sebaiknya kita pergi sekarang" ajak Somi.
Sementara itu di tempat lain,
"Apa aku terlalu berlebihan padanya? Tapi, bukankah aku hanya bersikap seperti biasa?"
"Haishhh, kenapa juga aku harus peduli!" kesal Lim yang terusik memikirkan gerak gerik Jennie selama meeting.
Bagaimana tidak? Limario sangat tau betul, jika Jennie sedang dalam kondisi yang tidak baik hari ini. Lim sempat melihat ada kesedihan di raut wajah Jennie, dan hal itulah yang sedikit mengganggu pikirannya saat ini.
Tok tok tok!
Lim terkejut ketika mendengar suara ketukan pintu di ruangannya.
Ceklek
"Maaf Lim, aku kesini ingin meminta tanda tanganmu terkait surat kerjasama kita bersama RJ Corp" Karina memberikan beberapa lembar kertas pada Lim.
"Karina, apakah sikapku selama meeting tadi terlihat berlebihan? Mmm... I mean, bagaimana sikapku pada nona Ruby?" tanya Lim penasaran.
"Hah?" Karina bingung.
"Kau tinggal jawab saja, bagaimana sikapku tadi selama meeting, apakah terlihat biasa saja atau ada yang berbeda?" kesal Lim.
"Ohhh, oke, oke. Hmm...menurutku kau bersikap biasa saja, memangnya ada apa?" ucap Karina polos.
Tidak puas mendengar pendapat sekertarisnya, Lim dengan cepat menandatangani semua surat yang diberikan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ME & YOU
FanfictionLimario dan Jennie merupakan sahabat karib sejak mereka duduk di bangku sekolah dasar. Hampir setiap hari mereka menghabiskan waktu bersama, hingga tanpa disadari, salah satu dari mereka memiliki perasaan yang lebih dari sekedar perasaan sayang pada...