Saat mereka sedang asik makan bersama, tiba-tiba seseorang menerobos.
"Wew, wew, ada apa nih?" celetuk Seul yang terkejut seseorang sedikit mendorongnya.
"Eh, Lim? Ada apa kau ke sini?" Jisoo pura-pura bego.
"Memangnya kenapa? Apa kau lupa kalau aku juga di undang? Kenapa reaksi kalian seolah aku orang asing? Lagi pula kalian ini punya hp, tapi kenapa tidak ada satupun yang bisa dihubungi, hah?" kesal Lim.
"Loh, bukannya kamu tidak bisa datang, Lim?" kaget Irene menimpali.
"Hehe, sorry Lim, kan katanya kamu tidak bisa datang, jadi kami pikir tidak ada lagi yang harus ditunggu, dan lagi kami juga daritadi sedang asik mengobrol sambil menikmati makan malam kami. Wajar kan kalau kami tidak pegang hp?" sindir Seul.
"Dan bukannya kamu sedang makan malam juga bersama..." ucapan Joy terhenti.
"Restorannya TUTUP!" potong Lim cepat dengan nada kesal.
"Oh, wow!" reaksi Seul, Jisoo, Joy, Yeri kompak. Jangan tanyakan di mana Rosie saat ini, dia sedang sibuk menikmati makan malamnya tanpa memperdulikan sekitar.
"Jadi kau datang ke sini karena restoran yang ingin kau kunjungi itu tutup? Kenapa kau tidak coba pindah tempat lain saja?" tanya Yeri.
"Haishhh, sudahlah tidak perlu dibahas! Kenapa sih kalian semua seperti tidak senang dengan kehadiranku?" Limario makin kesal.
"Tidak sama sekali, malahan kami sangat senang akhirnya kau lebih memilih berkumpul bersama kami daripada pergi berduaan dengan..." lagi-lagi ucapan Joy terhenti.
"Bisa diam tidak?" ancam Limario.
"Oke, kalau begitu silakan duduk. Tapi berhubung kau datang dadakan, jadi kau harus masak sendiri makananmu ya" sahut Seul.
Limario yang baru saja akan duduk, seketika langsung menatap satu persatu wajah sahabatnya.
"Hehehe, tadi kan kau bilang tidak bisa datang, jadi kami hanya memasak untuk kami saja, atau jika kau sudah lapar, makan saja jagung bakarnya, kami masak lebih kalau itu" celetuk Jisoo.
"Jahat sekali kalian ini!" gerutu Limario, namun ia tetap saja duduk dan mengambil beberapa bahan makanan untuk ia bakar.
Seul, Jisoo, Yeri, Joy, dan Irene memperhatikan gerak gerik Lim yang sangat mencurigakan.
"Apa yang membuatnya ke sini?" bisik Irene tak percaya dengan alasan Lim.
"Haha, nanti akan kami ceritakan" jawab Seul sedikit berbisik.
"Apa kau membutuhkan sesuatu?" tanya Joy pada Lim.
"Ah, di mana pencapitnya?" spontan Lim yang tertangkap sedang melihat sekeliling.
"Astagaaa, pencapit sebesar itu di depanmu kau tidak bisa melihatnya?" sahut Joy tak habis pikir.
"Ah, ya, hehe" Lim salah tingkah.
"Ada lagi yang kau cari?" tanya Jisoo.
"Ti..tidak ada" jawab Lim ragu-ragu.
"Oke, kalau begitu masaklah" perintah Jisoo.
Lim pun mulai membakar daging-dagingnya, walaupun saat ini konsentrasinya sebenarnya sedang terpecah.
"Maaf lama, Somi tadi menelponku, jadi aku sekalian menerima panggilannya dulu" Jennie baru saja menghampiri sahabat-sahabatnya usai dari toilet.
Dengan cepat Lim melihat ke arah sumber suara.
"Biasa aja kali nengoknya" ledek Jisoo pada Lim.
Lim mengabaikan Jisoo, ia menatap Jennie dari atas hingga berhenti ke bawah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ME & YOU
FanfictionLimario dan Jennie merupakan sahabat karib sejak mereka duduk di bangku sekolah dasar. Hampir setiap hari mereka menghabiskan waktu bersama, hingga tanpa disadari, salah satu dari mereka memiliki perasaan yang lebih dari sekedar perasaan sayang pada...