Jennie terkejut ketika Lim tiba-tiba saja menariknya masuk ke dalam pelukannya.
Deg!
Jantung keduanya berdegup kencang, Lim menatap mata Jennie, begitupun sebaliknya.
"Maaf" ucap Lim dengan jarak wajah mereka yang cukup dekat.
Jennie mengernyitkan dahinya, ia seolah tidak mengerti apa maksud dari kata maaf yang diucapkan Limario barusan.
"Maaf, aku tidak sengaja membentakmu. Aku juga minta maaf karena sudah marah padamu. Seharusnya aku tidak bersikap seperti tadi, sekali lagi aku minta maaf, Jennie" Lim menyesali apa yang telah ia ucapkan sebelumnya.
"Tidak Lim, kau tidak salah, dan kau tidak perlu meminta maaf padaku. Aku yang salah, aku terlalu mengurusi kehidupan pribadimu. Akulah yang seharusnya minta maaf padamu" bantah Jennie cepat.
"Tidak Jen, kau tidak salah, aku yang terlalu berlebihan, untuk itu aku minta maaf. Aku...aku..." Lim tidak tau lagi harus menjelaskan apa pada Jennie, ia dilema dengan pikirannya sendiri.
"Apakah aku harus jujur kalau sebenarnya aku kesal melihatmu dekat dengan pria lain?" pikir Lim dalam hati.
"Oke, aku memaafkanmu, sekarang kau tidak perlu meminta maaf lagi" Jennie segera memotong ucapan Lim agar keduanya tidak perlu berlama-lama dengan posisi yang sangat canggung.
"Terima kasih" ucap Lim singkat.
Jennie masih menatap Lim, tapi kali ini tatapannya seolah sedang memberi kode agar Lim segera melepaskan pelukannya. Lim pun yang baru menyadari posisi mereka, dengan cepat ia melepaskan tangannya.
"Maaf" Lim salah tingkah.
"Tidak apa-apa, berhenti meminta maaf. Sebaiknya kau segera istirahat, bukankah besok jadwal kita cukup padat?" Jennie mencoba mencairkan suasana dengan mengalihkan topik.
"Apa kau sedang mengusirku?" Lim sedikit tersinggung.
"Nooo, jangan berpikir seperti itu, aku hanya tidak ingin kau kurang istirahat. Apalagi saat ini kau sedang mabuk, kepalamu bisa sakit di pagi hari jika kau kurang tidur malam ini" bantah Jennie.
"Aku sudah terbiasa dengan hal seperti ini Jennie, aku akan baik-baik saja" Limario meyakinkan.
Jennie lagi-lagi mengernyitkan dahinya, ia mencoba mencerna perkataan Lim barusan.
"Apa tadi kau bilang? Kau sudah terbiasa?" Jennie memastikan.
"Ya, selama tinggal di US, aku sudah terbiasa dengan hal-hal seperti ini. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan" jelas Limario.
Jennie terkejut mendengar ucapan Lim, ia tidak menyangka jika Lim benar-benar sudah berubah.
"No no no, mulai sekarang kau tidak boleh lagi membiasakan kehidupan yang tidak sehat seperti itu, Lim!" Jennie sedikit menaikkan suaranya.
"Why?" tanya Lim singkat.
"Itu tidak baik untuk kesehatanmu! Bisakah kau peduli pada dirimu?" kesal Jennie dengan suara penuh penekanan.
"Ck, untuk apa? Lagi pula tidak ada yang peduli padaku" jawab Lim nyeleneh.
Jennie terdiam sesaat,
"Apa kau melupakan kekasihmu?" tanya Jennie.
"Kekasihku?" ulang Lim.
"Ya, kekasihmu pasti sangat peduli dan khawatir padamu. Itulah kenapa kau harus menjaga kesehatanmu untuknya" timpal Jennie tak habis pikir dengan pernyataan Lim tadi.
"Begitukah? Memangnya siapa kekasihku?" tanya Lim.
"Karina!" tebak Jennie cepat.
"Apa kau tidak cemburu aku sudah memiliki kekasih?" tanya Lim lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ME & YOU
FanfictionLimario dan Jennie merupakan sahabat karib sejak mereka duduk di bangku sekolah dasar. Hampir setiap hari mereka menghabiskan waktu bersama, hingga tanpa disadari, salah satu dari mereka memiliki perasaan yang lebih dari sekedar perasaan sayang pada...