LM Company,
"Aku sudah minta maaf, apa lagi yang harus aku lakukan? Ayolah, jangan marah terus, bagaimana kalau kita cari waktu lagi untuk dinner bersama?" bujuk Lim pada Karina yang sejak tadi hanya mendiaminya.
"Sorry, aku sudah tidak percaya lagi padamu" Karina tampak cuek.
"Whyyyy????" tanya Lim.
"Asal kau tau, seorang pria yang dipegang itu kata-katanya, jika mereka tidak bisa menepati janji yang diucapkannya sekali saja, maka tidak ada lagi yang harus dipercaya!" ucap Karina, ia pun langsung bangkit dari duduknya dan hendak keluar dari ruangan Lim.
"Mana bisa begitu? Curang sekali jika baru sekali sudah tidak dapat dipercaya? Minimal berkali-kali dulu, baru kau boleh tidak percaya" Lim tak terima.
Tanpa menghiraukan ucapan Lim, Karina langsung meninggalkannya.
"Eh, eh, mau ke mana?" tahan Lim.
"Aku mau keluar! Aku malas jika bersamamu!" jawab Karina sinis.
Lim berlari kecil menghampiri Karina yang sudah berdiri tepat di depan pintu.
"Hey, kali ini percayalah padaku. Soal kejadian yang sabtu kemarin, sekali lagi aku minta maaf. Aku benar-benar harus pergi saat itu karena ada satu dan lain hal yang mendadak harus aku lakukan" Lim terus membujuk Karina.
Yang dibujuk malah tetap cuek dan bersikeras ingin pergi.
Lim pantang menyerah, ia terus berusaha menahan Karina, kini tangannya sudah melingkar tepat di leher Karina dengan posisi wajahnya yang ia letakkan tepat di bahu sebelah kanan Karina.
"Come on baby, kita pergi Sabtu ini ya, aku janji tidak akan membatalkannya lagi. Aku akan menjemputmu dan kita pergi bersama, oke?" bujuk Lim.
"Ehem!" seseorang tiba-tiba saja menginterupsi.
Karina maupun Lim kompak melihat ke arah sumber suara.
"So..somi? No..nona Ruby? Kalian sudah datang? Maaf tidak mengetahui kedatangan kalian" kaget Karina yang langsung melepaskan dirinya dari dekapan Limario.
"Ya, baru saja" jawab Jennie dingin.
"Hehe, hai Jen, hai Somi, bagaimana kalau kita langsung masuk ke ruangan meeting saja?" Lim salah tingkah.
Jennie pun segera berjalan mendahului Lim dan Karina, diikuti Somi di belakangnya.
Selama meeting berlangsung, sikap Jennie 100% berubah dari biasanya, tidak ada senyuman yang terukir dibibirnya, dan setiap perkataan yang terucap terdengar sangat tegas. Bahkan beberapa kali ia menolak keras ide-ide Lim, hal itu membuat Somi dan Karina merasa kalau meeting kali ini sangat menegangkan.
"Apakah bosmu sedang dalam mood yang tidak baik hari ini?" bisik Karina pada Somi.
"Tadi pagi dia masih baik-baik saja, dan dia tidak pernah bersikap seperti ini sekalipun dalam keadaan mood yang tidak baik" jawab Somi berbisik.
"Lalu, ada apa dengannya? Aku rasa beberapa ide bosku tadi sangat bagus, tapi kenapa bosmu menolaknya?" Karina masih berbisik.
"Aku juga merasa begitu, entahlah, aku tidak berani mempertanyakannya" jawab Somi.
"Sudah mengobrolnya?" sindir Jennie sinis pada kedua sekertaris yang sejak tadi sedang asik bergosip.
"Ah ya, maaf nona, kami sedang berdiskusi" bohong Karina.
"Ah ya, benar. Kami sedang diskusi" Somi membenarkan kebohongan Karina.
"Ya sudah, kalau begitu kami permisi dulu" Jennie langsung pamit setelah selesai dengan agenda meeting hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ME & YOU
FanfictionLimario dan Jennie merupakan sahabat karib sejak mereka duduk di bangku sekolah dasar. Hampir setiap hari mereka menghabiskan waktu bersama, hingga tanpa disadari, salah satu dari mereka memiliki perasaan yang lebih dari sekedar perasaan sayang pada...