Ceklek
Jennie memasuki ruang kerjanya dan diikuti Limario yang berjalan tepat di belakangnya.
Tidak butuh waktu lama untuk Jennie sekedar mengambil tasnya yang berada di atas meja kerja.
"Ayo pergi, aku sudah mengambil tasku" Jennie memperlihatkannya pada Lim.
"Matikan saja laptopmu" suruh Lim.
"Tidak apa-apa, biarkan saja, aku akan melanjutkan pekerjaanku setelah kembali dari dokter" ucap Jennie.
Tanpa berbicara lagi, Lim langsung berjalan keluar ruangan.
"Lim, kita naik..." ucapan Jennie terhenti.
"Naik mobilku, aku yang akan menyetir" potong Lim cepat sambil terus berjalan menuju lobby.
"Apa tidak sebaiknya aku naik mobilku saja? Bagaimana dengan sekertarismu, kau juga pasti bersama supirmu kan?" Jennie tidak ingin merepotkan.
Lim lagi-lagi mengabaikan ucapan Jennie.
Sesampainya di lobby,
Mobil Lim sudah terparkir rapih di depan, sang supir keluar dari mobil saat melihat Lim berjalan menghampirinya.
"Selamat siang tuan, silakan" sang supir mempersilakan masuk.
"Terima kasih, kau dan Karina duluan saja ke kantor, aku masih ada urusan sebentar" ucap Lim memasuki mobilnya.
"Baik, tuan. Kalau begitu saya ijin mencari nona Karina" pamit sang supir dan diangguki Lim.
Brak!
Pintu tertutup, menandakan seseorang baru saja masuk ke dalam mobil dan menutup pintu. Lim melihat ke sisi kirinya, namun anehnya kursi di depan masih kosong.
Lim kemudian melirik melalui kaca spion tengah, dan benar saja, wanita itu ternyata sedang duduk di kursi belakang.
"Kau pikir aku supir?" sindir Lim dengan suara sedikit keras.
"Hah?" kaget Jennie.
"Sini, pindah ke depan" perintah Lim.
"Maaf, aku tidak bermaksud seperti itu. Aku benar-benar lupa, Lim" Jennie merutuki dirinya sendiri, ia lupa kalau saat ini mereka akan pergi tanpa supir.
Jennie pun segera berpindah tempat dan duduk di samping Lim.
"Haishhh, kenapa malah jadi akward begini? Aku benci situasi seperti ini" keluh Jennie dalam hati.
Sepanjang perjalanan menuju dokter, Lim hanya fokus menyetir, sementara Jennie, ia fokus menenangkan dirinya agar tidak terlihat canggung.
15 menit berlalu, keduanya telah sampai. Beruntung sekali hari ini pasien sedang sepi, sehingga mereka bisa menyelesaikan pemeriksaan dengan cepat, hingga kembali ke mobil.
Brak!
Brak!Pintu mobil serempak ditutup.
"Kau mau makan apa?" tanya Lim tiba-tiba setelah keduanya masuk ke dalam mobil.
"Hah? Ma...makan?" Jennie terkesiap.
"Ya, kau belum makan siang kan?" jawab Lim.
Jennie hanya mengangguk.
"Kau ingin makan apa?" tanya Lim lagi.
"Tidak usah Lim, aku makan di kantor saja. Somi pasti sudah memesan makan siang untukku" jawab Jennie tak enak.
"No, kita makan sekarang, lalu kau ku antar pulang ke rumah" ucap Lim.
"Hah? Lim, aku masih ada pekerjaan, dan lagi pula aku hanya mengalami luka kecil" Jennie memperlihatkan tangannya yang sudah diobati.
KAMU SEDANG MEMBACA
ME & YOU
FanfictionLimario dan Jennie merupakan sahabat karib sejak mereka duduk di bangku sekolah dasar. Hampir setiap hari mereka menghabiskan waktu bersama, hingga tanpa disadari, salah satu dari mereka memiliki perasaan yang lebih dari sekedar perasaan sayang pada...