"Maaf, aku tidak bermaksud untuk..." ucapan Lim terhenti, Jennie tiba-tiba saja menghampirinya lalu memberikan ciuman tepat dibibirnya.
Lim terkejut bukan main, ia tidak menyangka jika Jennie akan menciumnya terlebih dahulu. Tanpa berpikir panjang, Lim segera memeluk dan membalas ciuman Jennie.
Keduanya saling menikmati sentuhan bibir masing-masing, hingga beberapa menit kemudian, ciuman mereka terlepas.
Lim menangkup wajah Jennie dengan kedua tangannya.
"I love you, Jennie" ucap Lim sambil menatap kedua mata Jennie.
"I love you too" balas Jennie cepat.
Seolah tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengarkan, Lim menampar keras wajahnya sendiri.
Plak!
"Ouch!" ringis Lim akibat tamparannya.
"Apa yang kau lakukan, Lim?" kaget Jennie melihat Lim menampar dirinya sendiri.
"Aku hanya ingin memastikan saja, apakah saat ini aku sedang bermimpi atau tidak. Dan ternyata aku tidak sedang bermimpi" Lim tersenyum bahagia.
"Tapi tidak dengan menyakiti dirimu seperti tadi" Jennie mengusap pelan pipi Lim yang mulai menampakkan warna merah.
"Hehe, aku tidak apa-apa, ini tidak sakit" Lim meyakinkan.
"Bagaimana bisa kau bilang tidak sakit, lihatlah, ini sangat merah Lim" kesal Jennie dengan tangannya yang masih mengusap pelan pipi Lim.
"Mmm, Jen..." Lim perlahan menyingkirkan tangan Jennie.
"Ya?" sahut Jennie.
"Apakah mmm...jawabanmu tadi, ma...maksudku, kau tidak perlu menjawabnya seperti itu, jika kau sebenarnya tidak memiliki..." Lim belum selesai dengan kalimatnya, Jennie sudah kembali menyerangnya.
Cuph!
"Aku tidak pernah melakukan hal seperti ini dengan siapapun sebelumnya" ucap Jennie.
Lim tampak bingung.
"Apa kata-kataku tadi masih kurang jelas?" tanya Jennie.
Lim mengangguk lucu seperti anak kecil.
"I mean, you are my first kiss" jelas Jennie.
"Benarkah? Aku yang pertama?" Lim memastikan.
"Ya" singkat Jennie.
"Jadi itu berarti... kau benar-benar...mmm..." Lim sedikit ragu dengan kesimpulan yang ada dipikirannya.
"Ya, bukankah aku sudah menjawabnya, dan aku tidak terpaksa untuk mengatakan I love you too" Jennie memperjelas maksudnya.
Limario lagi-lagi tak menyangka, kini keduanya saling menatap satu sama lain. Lim seolah sedang mencari kebohongan dari sorot mata Jennie, namun yang ia temukan hanyalah sebuah tatapan tulus padanya.
"Bisakah aku mendengarkannya sekali lagi?" Lim memecah keheningan yang terjadi di antara mereka.
"Mendengarkan apa?" Jennie berpura-pura tidak paham. Entahlah, ia mulai merasa malu dengan situasi mereka saat ini. Sepertinya ia sudah terlalu jauh mengambil keputusan untuk mengatakan yang sebenarnya.
"Jawaban darimu untukku" Lim memperjelas maksudnya.
"Tidak, aku tidak mau, aku malu" Jennie mendorong Lim, dan berhasil melepaskan tubuhnya dari pelukan Lim.
"Heyyy, sini dulu, aku ingin dengar sekali lagi, Jennieee" Lim menahan tangan Jennie.
"Lupakan saja, anggap aku tidak pernah mengatakan apapun padamu" Jennie menutupi wajahnya yang sudah memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ME & YOU
FanfictionLimario dan Jennie merupakan sahabat karib sejak mereka duduk di bangku sekolah dasar. Hampir setiap hari mereka menghabiskan waktu bersama, hingga tanpa disadari, salah satu dari mereka memiliki perasaan yang lebih dari sekedar perasaan sayang pada...