18

1.1K 176 13
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam, namun pikiran Lim masih terus dihantui rasa bersalahnya pada Jennie.

Hati dan pikiran Lim bertarung, rasanya ia tidak bisa lagi jika harus menunggu hari esok. Lim ingin segera menyelesaikan semua masalahnya secepat yang ia bisa.

"Aku harus menemuinya" ucap Lim yang langsung bangkit dari tempat tidurnya dan buru-buru berganti pakaian.

Tidak butuh waktu lama untuk Lim sampai di rumah Jennie, apalagi jalanan sudah mulai sepi.

Penthouse Jennie,

Para penjaga sejak tadi tidak mengijinkan Lim masuk ke dalam rumah, mengingat hari sudah semakin malam, dan tuan rumahnya pasti sudah beristirahat.

Namun, bukan Lim jika ia tidak bisa mengatasi semua itu, ia berhasil masuk ke dalam rumah Jennie. Tapi ternyata perjuangan Lim belum selesai, ia harus menghadapi maid yang tinggal di rumah Jennie.

"Maaf sekali tuan, tapi saya tidak bisa mengijinkan anda untuk naik ke atas, nona Jennie sedang beristirahat. Sebaiknya anda kembali lagi besok pagi" mohon salah seorang maid.

"Oh come on, aku tidak ada waktu lagi bi, aku harus bertemu Jennie sekarang" paksa Lim.

"Tapi nona Jennie sudah tidur tuan" tolak maid.

"Biarkan aku masuk ke kamarnya, aku janji tidak akan mengganggu tidurnya" Lim tetap berusaha.

"Tapi tuan, saya akan dalam masalah jika mengijinkan anda masuk ke kamar nona Jennie" ucap maid takut.

"Kau akan dalam masalah jika kau tidak mengijinkan aku masuk, bi" ucap Lim.

"Tapi..." ucapan maid terhenti.

"Aku kekasihnya, dan aku ingin menemui kekasihku!" potong Lim.

Sang maid terkejut, ia tidak menyangka jika majikannya telah memiliki kekasih tanpa sepengetahuan mereka.

"Be..benarkah anda kekasih nona Jennie?" sang maid tampak ragu.

"Haish, kau ini, lihat foto ini, apa kau masih meragukanku?" Lim memperlihatkan foto Jennie yang sedang menciumnya.

"Astaga! Maaf tuan, kalau begitu, anda boleh naik ke atas" sang maid segera mempersilakan Lim.

"Seharusnya daritadi kau mengijinkanku!" gerutu Lim sambil berlari naik ke lantai 2.

Sesampainya di depan kamar Jennie, Lim hendak mengetuk pintunya, namun ia berubah pikiran, ia justru mencoba untuk membuka pintunya.

Ceklek!

Keputusan yang tepat, pintu kamar Jennie ternyata tidak terkunci, Lim tidak perlu repot-repot untuk membangunkan Jennie.

Lim memasuki kamar Jennie dengan langkah kaki yang sangat pelan, ia mendapati Jennie sedang tertidur pulas di atas ranjangnya. Sekilas, ada perasaan sedih di hati Lim ketika ia tanpa sengaja menemukan obat penenang di atas nakas Jennie.

Perlahan tapi pasti, Lim ikut naik ke atas ranjang dan berbaring tepat di samping Jennie.

"Maafkan aku sayang" ucap Lim pelan sambil menatap wajah tenang Jennie yang sedang tertidur.

"Aku janji tidak akan membuatmu bersedih lagi" Lim mengusap pelan rambut Jennie.

Lim terus memandangi wajah cantik Jennie, rasanya ia semakin tidak tega sudah membuat wajah imut Jennie menangisinya beberapa waktu lalu.

Chuppphh!

"Good night, sayang" Lim mengecup dahi Jennie dan memeluknya.

Keduanya pun tertidur, hingga tanpa disadari pagi telah menyapa.

ME & YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang