17

981 175 7
                                    

Sore itu, Jisoo langsung melancarkan tugasnya. Ia menyusul Jennie yang sudah lebih dulu pulang, dan benar saja, ketika Jisoo sampai, para maid mengatakan padanya Jennie sedang berada di kamar. Itu berarti, Jennie berbohong, dia tidak memiliki janji dengan siapapun.

Dengan cepat Jisoo menaiki anak tangga menuju kamar Jennie yang berada di lantai dua.

Tok tok tok!

Jisoo mengetuk pintu kamar Jennie, namun tidak ada jawaban dari dalam.

Tok tok tok!

Jisoo semakin mengeraskan ketukannya.

"Jen, ini aku!" teriak Jisoo bersamaan dengan ketukan pintu yang terdengar semakin keras.

Tok tok tok!

Ceklek!

Pintu kamar terbuka, terlihat sosok Jennie yang sudah berdiri tepat dihadapan Jisoo.

"Je..Jen ada apa denganmu?" kaget Jisoo melihat Jennie yang tampak kacau.

Bukannya menjawab, Jennie tiba-tiba saja memeluknya. Jisoo memilih diam, ia mencoba untuk menenangkan Jennie terlebih dahulu.

Beberapa menit berlalu, Jisoo mulai merasakan basah pada bagian bahunya. Ia pun sedikit meregangkan pelukan Jennie.

"Jen, sebaiknya kita masuk, dan jika ada yang ingin kau ceritakan padaku, maka aku akan dengan senang hati mendengarkanmu" ucap Jisoo sambil kedua tangannya mengusap air mata Jennie.

Jennie mengangguk, dan keduanya pun masuk ke dalam kamar.

"Minumlah dulu" Jisoo memberikan segelas air yang tersedia di atas meja untuk Jennie.

"Terima kasih" Jennie langsung meneguknya.

"Apa sudah lebih baik?" tanya Jisoo khawatir.

Jennie mengangguk.

"Kalau begitu, ceritalah padaku, apa yang membuatmu seperti ini?" ucap Jisoo penuh perhatian.

Jennie pun mulai menceritakan masalah yang terjadi pada dirinya dan Limario. Selama bercerita, Jisoo mendengarkan dengan seksama seolah ia belum tau apapun tentang masalah mereka.

"Oh, jadi kalian sudah berpacaran di sana dan kalian membuat perjanjian seperti itu?" Jisoo menanggapi cerita Jennie, seolah ia belum tau dari Lim.

"Ya, itu terjadi begitu saja" jawab Jennie.

"Tapi, aku tidak mengerti, tiba-tiba saja dia mengatakan aku berbohong padanya dan mengingkari janjiku. Padahal tidak pernah sedikitpun aku berniat untuk membohonginya. Bahkan saat aku lupa memberinya kabar pun, itu karena aku mengira dia tidak menghubungiku, dan saat itu aku tidak mendengar bunyi ponselku yang ternyata dalam mode silent" sambung Jennie.

"Jadi kau merasa dia menuduhmu tentang sesuatu yang tidak kau lakukan?" Jisoo memperjelas.

"Ya, dan aku yakin mungkin saja dia hanya sedang mencari alasan untuk memutuskan hubungan kami dengan cara seperti ini. Dia hanya ingin membalasku, Chu" pikir Jennie.

"Hmm, tapi apa kau yakin, kau tidak menyembunyikan sesuatu darinya saat di sana?" Jisoo mencoba mencari kecocokan dengan apa yang diceritakan Lim padanya.

"Maksudmu? Kau menuduhku juga?" Jennie curiga.

"No, no, no, bukan begitu, jangan salah paham. Ma..maksudku, apakah di sana kau tidak melakukan sesuatu yang mungkin saja tanpa kau sadari hal itu yang menjadi pemicu kemarahan Lim" Jisoo buru-buru meralat.

Jennie tampak berpikir sejenak.

"Coba kau ingat-ingat lagi, apa kau bertemu seseorang yang tidak disukai Lim?" Jisoo memancing.

ME & YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang