15

1K 145 14
                                    

"Ck, ternyata kau tidak bisa dipercaya, Jen" gumam Lim tersenyum miris.

Usai membaca pesan Karina, Lim tidak lagi membalasnya, ia memilih meminum beberapa obat penenang miliknya dan segera tidur.

Sementara itu di tempat lain,

Jennie baru saja memasuki kamar hotel, ia langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.

"Lim?" kaget Jennie tiba-tiba, ia baru menyadari kalau sejak tadi mereka belum bertukar kabar lagi.

Jennie mulai panik mencari ponselnya di dalam tas.

"Astaga, bagaimana bisa aku lupa, tapi kenapa sejak tadi ponselku tidak berbunyi, apa Lim tidak menghubungiku?" gumam Jennie sambil terus mencari keberadaan ponselnya.

"Oh, SHIT!!! Pantas saja tidak terdengar, ponselku masih mode silent" Jennie merutuki dirinya sendiri.

"Astaga, maafkan aku Lim, aku tidak tau jika kamu sudah mengirim pesan dan menelponku sebanyak ini" Jennie semakin dibuat terkejut saat melihat notifikasi panggilan tak terjawab lebih dari 100x dan pesan yang begitu banyak.

Tanpa membaca pesan Lim, Jennie cepat-cepat menghubungi Lim.

Meskipun panggilannya tersambung, namun sayang, tidak ada jawaban dari Lim.

"Pleaseee, angkat Lim, aku minta maaf" ucap Jennie gelisah menghubungi Lim yang tak kunjung menjawab panggilannya.

Tidak ingin berputus asa, Jennie pun mencoba mengirim pesan pada Lim, namun hasilnya sama saja, tidak ada jawaban. Bahkan pesannya tidak dibaca oleh Lim.

"Pasti dia sedang marah padaku, aku minta maaf, Lim" Jennie terus meminta maaf dan mengirim puluhan pesan pada Lim.

***

Pagi hari di Korea,

Tringggg! Tringggg!

Suara ponsel Lim berdering, untung saja kali ini suara ponselnya berhasil membangunkannya dari efek obat penenang yang sengaja ia konsumsi semalam.

Lim membuka mata dan langsung mengecek siapa orang yang sudah menghubunginya sepagi ini.

Tringgg!

"Ya, halo" jawab Lim dengan suara khas orang bangun tidur.

"Jangan bilang kau baru bangun?" tebak Karina.

"Hmm" singkat Lim malas.

"Astagaaa, ini sudah jam berapa? Apa kau lupa jika pagi ini kita memiliki agenda meeting bersama ayahmu?" tanya Karina dengan nada kesal.

"Ya, aku tau. Lagi pula aku akan berangkat bersamanya ke kantor" jawab Lim to the point.

"Oh, iya juga ya, kalian kan serumah, hehe" Karina sedikit tertawa, ia lupa kalau Lim masih tinggal bersama ayahnya.

Tanpa menghiraukan Karina, Lim langsung mengakhiri obrolan mereka.

Tutttt!

Lim melihat ke layar ponselnya, ia menemukan banyak sekali panggilan masuk dari Jennie, dan juga pesan yang dikirim Jennie padanya.

Namun, pagi ini rasanya Lim sangat malas untuk memikirkan masalahnya dengan Jennie. Sehingga tidak ada satupun pesan Jennie yang Lim baca, ia hanya membuka obrolan chatnya, kemudian membiarkannya begitu saja seolah pesan itu sudah terbaca olehnya.

Jujur saja, Lim benar-benar kecewa pada Jennie, dan kali ini kekecewaan Lim melebihi dari apa yang pernah ia rasakan sebelumnya.

Tok tok tok!

Terdengar suara ketukan dari pintu kamar Lim.

"Ya, masuklah, pintu tidak terkunci" teriak Lim.

Ceklek!

ME & YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang