Berhubung lumayan pembacanya jadi kita lanjut 😁
Vote dong zeyeng 😔 sedih banget sepi
Ayo vote, komen juga 😘 yang belum follow yuk follow dulu
Typo tandai ya zeyeng
-Happy Reading-
"Gara!" Panggil seorang gadis membuat lelaki pemilik nama tersebut langsung menoleh padanya.
Gadis itu mendekat. "Gue nyariin tau. Katanya lo dihukum, kok bisa?" tanyanya. Gara diam tak berniat menjawab. Tatapannya datar.
"Aduh nenek lampir! Bilang aja mau ca-per!" sindir Lio, menatap tak suka gadis itu. Gadis berambut cokelat curly itu merotasikan matanya.
"Diem deh, gue nggak ada urusan sama lo pada," sahut gadis itu.
Lio menggerakkan bibirnya nyinyir. Sudah muak dengan gadis bermuka dua itu. Jika di depan Gara gadis itu akan lemah lembut dan anggun. Tatapi jika dengan murid-murid lain gadis itu akan bertingkah seperti dewi kematian.
Setelah membiarkan Gara sendirian untuk mengatur emosi, ketiganya langsung mencari temannya itu. Lalu, mereka bertemu kala Gara baru saja keluar dari toilet. Sementara tanda istirahat baru berbunyi beberapa saat lalu.
Veronica yang melihat itu mendengus kesal. "Apa sih, Li! Lo udah bosen sekolah di sini?" Vero menatap tak suka.
Ya, gadis itu adalah Veronica. Anak pemilik sekolah sekaligus sepupu Gara dari sang ibu. Veronica satu tahun lebih tua dari Gara, namun gadis itu memiliki rasa lebih pada sepupunya.
"Halah basi banget omongan lo, udah kalah telak bawanya bokab. Jangan mentang-mentang lo anak pemilik sekolah lo bisa ngelakuin hal seenak jidat lo." Lio memutar bola matanya.
Mengabaikan. Veronica beralih pada Gara. Matanya melebar ketika melihat banyak memar di wajah tampan lelaki itu.
"Ya ampun, Gar! Ini kenapa?" Veronica hendak menyentuh luka itu, namun Gara lebih dulu menahan tangannya.
Gara tak menjawab. Tak berniat untuk bersuara juga. Lelaki itu menatap gadis di depannya, menunggu ucapan gadis itu selanjutnya.
"Gue obatin, ya?" Veronica menawarkan diri dengan senang hati, dan pastinya mengambil kesempatan untuk berdua saja bersama Gara.
"Udah?" kata Gara dingin.
Veronica mengerutkan dahinya. "Apanya?" tanyanya bingung.
"Nggak ada yang penting, kan?" Gara melangkah pergi. Baru dua langkah dirinya berjalan tangannya di tahan oleh gadis itu. Mendengus kasar. Gara menepis tangan Veronica tak begitu kasar. Lelaki itu menatap tajam.
"Gue obatin dulu, ya? Nanti infeksi, Gar. Kalau om Haidar tau gimana?" Mendengar nama ayahnya di sebut membuat Gara menghela napas panjang.
"Gue bisa sendiri," ucap Gara menekankan kalimatnya.
"Tapi itu banyak banget lukanya. Ini juga tangan lo sampai gini." Veronica meraih tangan Gara, di pandangnya luka-luka itu. Dengan kasar Gara menarik tangannya.
"Lo tuli?"
Tatapan dingin Gara membuat Veronica menciut. Gadis itu selalu memaksa dan jawabannya tetap sama. Gara menolak.
"Kenapa sih lo selalu nolak? Niat gue baik, Gar. Gue mau obatin luka lo. Bisa nggak sih lo itu liat gue sekali aja?" Veronica menatap dalam wajah tegas Gara, lelaki itu memang sangat tampan. Parasnya itu membuat banyak gadis terkagum-kagum.
KAMU SEDANG MEMBACA
KINAGARA [On Going]
Teen Fiction⚠️PIP PIP⚠️ Banyak kecacatan dalam menulis, masih banyak typo dan kesalahan kebahasaan. Revisi setelah end (kalau sempat) "Bulan butuh matahari untuk bersinar." Argara Althano, seorang lelaki yang menjadi idola para gadis di SMASAGA. Lelaki penyuka...