02•✿☞ MENGENANG KEMBALI

394 15 0
                                    

Selamat pagi siang sore malam 🥳

Gimana kabar kalian? Absen dong yang selalu hadir 😁🧚

Yuk yuk jangan lupa komen dan vote nya juga 🥳💜

Jangan manggil Thor ya 🥲 panggil kak atau naw aja 😁

Makasih yang udah betah di sini ya...

-Happy Reading-

Sudah beberapa menit berlalu setelah tanda istirahat berikutnya berbunyi. Para siswa-siswi tentunya sudah menuju kantin sebab cacing-cacing di perut mereka sudah berdemo meminta jatah makan. Begitu juga dengan tiga gadis ini.

Kini, ketiganya sudah berada ditempat tujuan mereka. Auris, Gaura, dan juga Hasya duduk di meja pojok samping dinding kaca pembatas.

Kantin yang mulanya terasa riuh itu mendadak hening saat segerombolan lelaki tampan dipimpin oleh Gara berjalan masuk ke kantin.

"Ris, tuh ada Ayang," goda Hasya pada Auris menaik turunkan alisnya menggoda. Sementara Auris hanya menghela napas perlahan.

Hasya Ananta, teman satu kelas Auris sejak mereka masuk SMA. Gadis dengan rambut bergelombang, juga matanya yang sedikit besar. Hasya itu suka ceplas-ceplos, belum lagi jika berteriak suaranya sangat melengking.

Semua orang tampak berbisik-bisik sepanjang Gara melangkah. Lelaki itu dapat mendengarnya meski tak begitu jelas.

"Ekhm, yang depan boleh tuh."

"Cool banget, sih. Tapi lambung gue jadi anget."

"Sumpah dia diem aja ganteng, njir."

"Galak dikit nggak ngaruh."

"Bukanya beku, gue malah meleleh."

Kira-kira begitulah celotehan yang terarah untuk Gara. Tak perlu ditanya lagi bagaimana Gara sekarang. Sudah jelas lelaki itu kesal juga risih mendengar hal yang sama setiap harinya. Banyak pernyataan cinta dan ajakan tak berbobot selalu Gara dapatkan. Namun, Gara selalu memperingatkan untuk tak mengusik ketenangannya, para gadis tak lagi berani menyatakan perasaannya secara terang-terangan.

Gaura mengedarkan pandangannya ke arah murid-murid lain. Dahinya berkerut heran, tenyata ada sekolah seperti ini. Pandangannya beralih pada lelaki yang baru saja duduk di meja tepat di belakangnya.

Apa istimewanya?

"Nggak usah heran. Tiap hari memang gitu?" kata Auris membuat Gaura menoleh pada gadis itu. "Udah gue bilang tadi, dia itu populer banget," kata Auris lagi.

"Eh, Ris. Nih A'a Apin, kangen katanya," ceplos salah satu dari mereka.

Auris memutar bola mata malas. "Tiap hari ketemu. Apa yang dikangenin?" ketusnya.

"Masih marah?" Suara itu adalah milik Arvin. Arvin Naufal Ardian, salah satu teman dekat Gara juga lelaki pujaan hati Auris yang sudah menjalin hubungan sejak lama. Auris tak menjawab membuat lelaki itu menghela napas berat.

Hubungan mereka memang sedang tak baik, itu karena Arvin lupa menghubungi kekasihnya kemarin sore. Padahal, dirinya sudah berjanji akan menghubunginya lagi. Arvin sudah mengucapkan maaf beribu kali tapi tetap saja Auris kesal padanya.

"Putusin aja, Ris. Memang nggak bener dia jadi pacar," celetuk Lio. Arvin dengan spontan mendorong kepala Lio hingga terbentur meja tak begitu keras.

"Setan! Bercanda, Vin. Ealah pala gue benjol nih," keluh Lio mengusap keningnya yang sedikit merah dengan kesal.

KINAGARA  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang