-Happy Reading-
"Sapi! Lo pakai daleman gue, ya?!"
Bangunan minimalis dengan dua lantai yang disebut sebagai blacker itu terdengar suara yang begitu menggelegar. Dengan dinding yang bercat hitam abu menambah kesan mewah dan elegan.
Di depan sana ada beberapa motor besar yang terparkir dan ada dua mobil mewah. Di lantai atas sangat gaduh. Padahal penghuninya hanya dua es dan tiga toa masjid.
"Cangkem mu, Su! Kalau nuduh yang bagusan dikit napa! Nyolong duit kek, perhiasan kek, ini nyolong cancut. Mas pikir adek cowok apaan," sahut Savio dari dalam kamar mandi.
"Jijik, Pi! Mana sini balikin!" seru Lio menggedor pintu kamar mandi sejak tadi.
"Astaghfirullah! Bukan gue, setan!"
"Heh! Setan! Lo lagi berak malah nyebut!" Lio menegur. Tak salah jika mengingat Tuhan. Namun, Savio salah tempat. Sudah tahu tempat najis malah berucap seperti itu.
"LAH, LUPA, ANJING!" Savio berteriak dari dalam sana. Lio berdecak sebal lalu menendang pintu kamar mandi tak begitu keras.
"Mana, Pi! Mau gue pakai itu!" kata Lio tetap ngotot.
"Gue nggak nyolong, anjir! Semvak lo bau, siapa mau pakai!"
Di lantai bawah, ada Gara dan Arvin. Mereka hanya menyimak ocehan tak jelas di lantai atas. Arvin menghirup udara kemudi dirinya keluarkan perlahan. Memang berteman dengan mereka itu harus siap kuping.
"Cancut Barbie aja di ributin!" celetuk Arvin yang mampu di dengan oleh orang-orang di atas. Lio yang mendengar itu langsung menghampiri.
Lelaki dengan celana bokser kuning itu bersandar di pembatas tangga. Lio menongolkan kepalanya menatap Arvin.
"Cancut Barbie harga mati, Vin!" sahut Lio membuat dua orang lelaki di lantai bawah itu mendongak. Arvin menyatukan alisnya. Orang bodoh mana yang mau mengenakan dalaman Barbie?
Gara yang sedang asik menyantap buah orange itu seakan terganggu dengan pembicaraan mereka. Teman-temannya itu sangat gila, yang lebih gilanya lagi Gara mau berteman dengan mereka.
"Halah pasti itu cancut adek lo, kan?" Dani yang baru saja dari dapur itu menyambar.
"Punya kakak gue itu si Anggun."
"Dih Lio, najis!" pekik Dani dan juga Savio yang baru keluar dari kamar mandi itu serempak.
"Kagak, anjir! Bercanda!" kata Lio cepat. Pasti dua temannya itu sudah berpikir yang tidak-tidak tentangnya.
"Nggak berfaedah banget sih obrolannya."
Atensi keempat lelaki itu berpaling ke ambang pintu, kecuali Gara. Terlihat gadis yang memakai sweater rajut berwarna coklat dengan rambut yang di kuncir kuda.
KAMU SEDANG MEMBACA
KINAGARA [On Going]
Подростковая литература⚠️PIP PIP⚠️ Banyak kecacatan dalam menulis, masih banyak typo dan kesalahan kebahasaan. Revisi setelah end (kalau sempat) "Bulan butuh matahari untuk bersinar." Argara Althano, seorang lelaki yang menjadi idola para gadis di SMASAGA. Lelaki penyuka...