08•✿☞ SMASAGA

255 16 2
                                    

Siapa aja sih yang selalu hadir?

Makasih banyak banyak buat kalian 😘🥰

Maaf aja kalau tulisannya masih monoton, bertele-tele, dan nggak rapi ya

Jangan lupa vote and komen zeyeng 🥳

Typo tandai say 😘🤙

-Happy Reading-

Tanpa mengatakan apapun Gara kembali melajukan mobilnya setelah gadis itu turun. Gaura menatap mobil hitam milik Gara yang sudah menjauh. Tadinya Gaura ingin menanyakan tangan Gara yang terbalut perban. Namun, mengetahui respon Gara seperti itu membuat rasa kesal Gaura jauh lebih besar. Gara juga bisa mengemudikan mobilnya, jadi luka di tangannya mungkin tak apa.

Gaura menghela napas panjang. Ternyata bersama dengan lelaki itu cukup menguras tenaga. Gaura berbalik, melangkah menuju rumahnya. Langkahnya terhenti detik ini juga. Gaura menatap tangan kanannya, blazer sekolah Gara yang di gunakan untuk menutupi kakinya tadi. Ah, sial! Kenapa gadis itu malah membawanya.

"Ck. Ngapain malah gue bawa. Tuh orang juga kenapa nggak bilang sih," ucap Gaura kesal. Gadis itu menoleh. Mobil Gara sudah tak terlihat lagi, mau tak mau dirinya harus berurusan dengan lelaki itu lagi besok. Gaura melanjutkan langkahnya.

Langkahnya kembali terhenti. Gaura mengerutkan kening. Gadis itu menoleh ke belakang kemudian ke depan. Gaura melakukan itu sebanyak dua kali. Aneh, kenapa dirinya baru sadar.

"Kok dia tau rumah gue?" Gaura jadi bingung sendiri. Sejak tadi dirinya tak mengatakan alamat rumahnya pada Gara, namun Gara malah mengantarnya sampai tujuan.

"Apa dia masih inget?" Gaura menembak nebak. Sesaat kemudian dirinya menggeleng. "Nggak mungkin. Itu udah lama banget dan dia di sini cuma beberapa hari, dia juga cuma sekali ke sini, mana masih bocah masa iya dia tau alamat rumah gue? Tapi dia nganterin gue sampai sini," ucap Gaura pada dirinya sendiri. Memilih tak peduli. Memikirkan hal itu hanya akan menambah beban di otaknya.

Saat Gaura membuka pintu, kedatangannya langsung di sambut oleh kucing putih kesayangannya. Gadis itu lantas duduk berjongkok.

"Halo, Miko? Lo nggak nakal 'kan? Jangan berantakin rumah gue loh," ucap Gaura. Tangannya bergerak mengusap lembut kepala Miko. Kucing itu hanya mengeong sebagai respon.

Gaura bangkit membawa kucing itu dalam pelukannya. Setelah menutup pintu, gadis itu berjalan masuk ke kamar.

Setelah beberapa menit Gaura membersihkan diri, kini gadis itu duduk di meja makan. Tatapannya tertuju pada kompor yang tak ada apapun di atasnya. Helaan napas Gaura terdengar jelas.

"Masak apa ya, Miko?" tanya Gaura pada kucingnya yang ada di atas meja. Kucing itu hanya mengeong lalu menggaruk dirinya.

Sebenarnya peralatan di rumah ini masih sangat lengkap. Dulu, lima tahun lalu sebelum Gaura pindah setelah ibunya meninggal, neneknya menyarankan untuk rumah itu di kontrakan saja karena rumah itu akan dirinya tinggalkan. Nanti, saat dirinya ingin kembali, Gaura bisa menempati rumah ini lagi.

Dan betul saja, Gaura pindah ketempat ini lagi. Sebetulnya dirinya tak enak, dua minggu lalu Gaura meminta penghuni sebelumnya untuk mengosongkan rumah ini. Peralatan yang dulunya Gaura tinggalkan itu masih sangat layak, sepertinya yang tinggal disini merawatnya.

Barang-barang yang dirinya simpan di gudang pun hanya beberapa yang sudah usang dan mungkin di makan oleh tikus. Sesampainya Gaura di rumah ini, dirinya langsung kembali merapikan barang-barangnya. Tak semua, hanya beberapa.

Rumah ini di kontrakan pun bukan tanpa alasan. Neneknya itu sudah umur lanjut, biaya kehidupannya terbilang cukup untuk dirinya sendiri. Namun, Gaura sudah kehilangan kedua orang tuanya. Jadi neneknya lah yang merawat dirinya, dan hasil dari sewa rumah Gaura gunakan untuk membiayai sekolah agar neneknya tak terbebani.

KINAGARA  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang