-Happy Reading-
"Temenin gue makan," pinta Gara.
Gaura menghentikan langkah kemudian berbalik menatap lelaki yang berdiri tepat di sebelahnya. Menghela napas berat.
"Bisa nggak jangan suka maksa gue?" kata Gaura menatap. Raut wajahnya terlihat kesal, berbeda dengan jantungnya yang berdetak tak karuan. Gaura pun tak mengerti kenapa, sejak berbicara hal tak masuk akal tadi tiba-tiba saja jantungnya berdetak dua kali lebih cepat.
"Enggak."
Entah harus menggunakan bahasa apa lagi Gaura untuk berbicara dengan lelaki ini. Gaura menarik napasnya, kemudian menghembuskan.
"Gue mau pulang!" kata Gaura menekan setiap katanya.
"Gue anter," sahut Gara.
"Rumah gue deket, Gar."
"Tau."
Tempat pemakaman umum ini memang tak begitu jauh. Jika ditempuh dengan berjalan kaki membutuhkan waktu 10 menit dari perumahan tempat Gaura tinggal.
Berdecak sebal. Gaura menggaruk lehernya yang tak gatal. "Aduh! Mau lo apa sih?"
"Makan," sahut Gara santai.
"Ya udah sana makan, ngapain lo pake ajak gue segala," balas Gaura dengan ketus.
Alis Gara terangkat sebelah. "Nggak laper?"
"Gak!"
Mulut mungkin bisa berbohong, namun tidak dengan cacing-cacing di perutnya. Sejak pagi memang Gaura belum sempat makan apapun, dirinya pikir bisa makan di luar setelah selesai menjenguk makam ibunya. Gaura menyentuh perutnya, pipinya berubah merah muda. Gara dapat mendengar itu. Gaura lihat, Gara itu seperti menahan tawa.
Berdehem pelan untuk meredakan rasa geli di hatinya. Bergerak membuka pintu mobil. "Masuk," kata Gara. Gaura bergeming.
"Ra?"
Gaura mengangkat pandangannya menatap Gara, bibirnya sedikit mengerucut. Gara memberi isyarat, menggerakkan dagunya minta Gaura untuk masuk. Gaura tampak menimbang-nimbang. Setelah berpikir kilat Gaura memutuskan untuk masuk ke mobil milik Gara.
"Laper gengsi," Gara bergumam. Kalimat itu tentu bisa di dengan oleh Gaura karena gadis itu tak tuli.
Melirik tajam. "Diem deh!" seru Gaura membuat Gara terkekeh pelan dan singkat, kemudian menutup pintu.
Setelah masuk, Gara melihat Gaura nampak masih kesal. Gadis itu hanya diam menatap keluar kaca jendela mobil. Tanpa menciptakan drama perdebatan lagi, Gara mengajukan mobilnya.
Gaura menoleh, tiba-tiba ada pertanyaan yang terbesit dalam benaknya.
"Kenapa bisa tau gue di sini?" tanya Gaura.
KAMU SEDANG MEMBACA
KINAGARA [On Going]
Novela Juvenil⚠️PIP PIP⚠️ Banyak kecacatan dalam menulis, masih banyak typo dan kesalahan kebahasaan. Revisi setelah end (kalau sempat) "Bulan butuh matahari untuk bersinar." Argara Althano, seorang lelaki yang menjadi idola para gadis di SMASAGA. Lelaki penyuka...