chapter 18

50 9 0
                                    


Happy reading
.
.
.


Bruk!

Nafisha terjatuh dari atas pohon,sontak jilbab yang ia kenakan tersangkut di  ranting pohon.

" Awsh!"

" Inalillahi,jilbab kamu!"Pekik Azizah kaget

" Astagfirullah!"

Tanpa tunggu lama Gus Farhan dengan Gus Amru segera menundukkan pandangannya.Namun Gus Farhan segera mengambil sorban yang ia kenakan kepada Nafisha untuk di jadikan menutupi mahkota mahal itu.

" Pakai sementara ini,untuk menutupi rambutmu!" Suruh Gus Farhan tanpa melihat Nafisha dengan menyodorkan sorbannya

Nafisha segera mengambilnya tanpa tunggu lama Nafisha langsung memakainya di kepala,"m-akasih Gus,saya sudah pakai" Ucap Nafisha dengan gugup

Gus Farhan langsung meraih jilbab Nafisha dari atas pohon itu lalu memberikan kepada Nafisha tanpa melihatnya." Ambil jilbab nya,!"

Nafisha mengangguk lalu mengambil jilbabnya tanpa tunggu lama.

"Ingat,Hijab tak sekedar pelindung bagi wanita melainkan menggambarkan seberapa besar kekuatan dan keindahan dirinya,Islam juga bukan datang untuk menebar keindahan melainkan islam datang lagi untuk mengingatkan kepada mereka yang lupa akan keindahan sang Maha Kuasa,"

"Islam memuliakan wanita laksana raja yang mencintai ratu nya, Ibu yang menyayangi anaknya, dan Tuhan yang mengasihi hambanya.Islam mewajibkan wanita menutup aurat karena islam melindunginya dari pandangan buas para lelaki"

"Andai perempuan di pinjamkan mata lelaki sehari saja pasti akan berbondong bondong menutup auratnya "Timpal Gus Amru

"Benar,kalian semua pasti sudah faham" Terang Gus Farhan kepada mereka semua

" Na'am Gus" ucap faham  mereka serempak

"Jangan pernah melepas jilbab mu Nafisha, jangan biarkan yang bukan mahram mu melihat nya"Papar Gus Farhan

Nafisha mengangguk faham.

" Saya pamit dulu assalamualaikum"Pamit Gus Farhan yang di ikuti oleh Gus Amru

" Waallaikkumsallam"

" Fish kamu gapapa?" Tanya teman-temannya

Nafisha beranjak bangun dari jatuhnya."Aku gapapa"

Nafisha melihat punggung belakang Gus Farhan dari kejauhan dengan pekat  yang kini mulai menghilang dari pandangannya .

" Fish!" Pekik Jihan menyadarkan Nafisha

"Hah kenapa?"

"Ayok kita kembali ke kamar bentar lagi sekolah" Ajak Jihan

" Benerin itu jangan sampe keliatan rambutnya"

" Iyaa,"

" Ayok" Ajak Nafisha di ikuti dengan teman temannya.

🍃🍃🍃

Setelah selesai pulang sekolah sekitar jam 15.00 WIB, Nafisha dan Aura berjalan berdua karena Jihan dan Azizah sedang piket kelas.

"Afish,kau lupa ya semalam?"Tanya Aura sambil berjalan mengingatkan Nafisha

" Semalem apa?" Heran Nafisha yang terus berpikir panjang

" Yang itu lohh kalo kalah cuci baju!" Aura mencoba mengingatkan Nafisha

" Kan itu kalah karna ketabrak"

" Sama aja cepat,cucian ku udah numpuk itu!" Suruh Aura sambil ketawa cekikikan

" Kamu juga yang bilang loh Fish"

Nafisha hanya pasrah dengan muka yang tampak lesu." Yaudah iyaa,"

Dengan tatapan tajam Nafisha."Awas aja kamu nanti"Batin Nafisha tak terima

Aura  tampak terus tersenyum begitu mendengar jawaban dari Nafisha.

"Gitu dong" Ucap Aura dengan menyenggol lengan Nafisha

Nafisha memilih melengos pergi meninggalkan Aura dan terpaksa kini dia harus mencuci baju milik Aura.

" Tunggu Fish!"pekik Aura mengejar Nafisha

Dan yaa,saat ini Nafisha harus mencuci baju milik Aura.setelah mencucinya Nafisha ke atas untuk menjemur pakaian.

" Pinggang gue sakit,kenapa si Aura tega banget deh,padahal kan kita bestie," 

" Perasaan bunda gak pernah nyuruh aku cuci baju,cuci baju juga kan ada mesin cuci,lah  ini harus pake tangan"  Gerutu Nafisha sambil meremas pakaian milik Aura dengan sangat kencang

Setelah selesai menjemurnya Nafisha membuang sisa air di ember ke bawah tanpa melihat .

Byurr!

Air itu mengenai perempuan yang sedang berjalan di bawah,hingga membuat perempuan itu basah.

Nafisha mematung sebentar hingga akhirnya dia memilih untuk lari bersembunyi di balik pakaian-pakaian yang ada di sana

" Duh mampus airnya kena ke ustadzah Zakia lagi" ucap Nafisha

Ustadzah zakia kini melihat ke atas yang tidak ada siapapun di sana" siapa yang siram air ini ke saya!,"

" Kamu yang di atas cepat tunjukan muka kamu!"Teriak ustadzah zakia dengan kesal dari bawah suaranya yang sangat kencang rasanya gendang telinga milik Nafisha akan pecah

"Enak aja gak mau tau,kalo aku ke sana  yang ada nanti bakal di hukum" Batin Nafisha yang mendengar itu

" Kalo kamu enggak mau keluar saya akan datang ke sana,saya hitung sampe tiga!" Peringatan ustadzah zakia membuat Nafisha takut

"1"

" Duh gimana ini!" Pikir Nafisha cemas

"2" Namun Nafisha masih belum kunjung  keluar.

"3"

"Keluar!" Teriak ustadzah zakia sangat keras yang membuat Nafisha tanpa pikir panjang langsung keluar menunjukan mukanya

" Ohh kamu, yaa!"

" Afwan ustadzah, Nafisha salah malah buang air bekas perataan baju kemana aja" ucap Nafisha sambil tertunduk takut

" Diam kamu di sana sampai adzan magrib!" Omel ustadzah zakia

" Na'am usatadzah"

" Jangan coba-coba kamu pergi saya akan awasi kamu!"Peringatan usatadzah zakia sambil pergi meninggalkan Nafisha dengan kesal

" Apasih dia kan ustadzah bisa-bisanya ngomong sekeras itu?" Pikir Nafisha heran

" Padahal kan orang enggak sengaja juga"

"Kenapa bisa ada ustadzah zakia di bawah ya? " Pikir Nafisha.

Hhee maaf yaa kalo ada kesalahan.

Next gak?

Sebelumnya kalian boleh comen yaa pendapat kalian tentang cerita ini gimana makasih💐


SEINDAH SENJA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang