{ بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ }
{ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ }Jangan lupa vote and komen yawwww, supaya sya rajin update! 🌷
°°°🌷°°°
Jam berlalu, hari berganti, tak terasa kini sudah saatnya tiba ujian kenaikan kelas di pesantren Darul Ayman Al-Kahfi. Tidak hanya disekolah saja, di pembelajaran mengaji pun diadakan ujian, namun diadakannya setelah ujian sekolah selesai. Pagi Senin yang indah, upacara bendera merah putih diadakan di lapangan sekolah yang masih sangat asri, di sampingnya masih banyak terdapat pepohonan, baik dari yang kecil, maupun yang sedikit besar. Tak heran, karena perkarangan sekolah ini masih terasa sejuk dan segar. Tak butuh waktu lama, upacara telah selesai dilaksanakan, semua murid siswa-siswi segera menuju kedalam kelasnya masing-masing.
Kelas terlihat sangat sunyi karena ujian sedang berlangsung. Hari pertama, dan ujian kenaikan kelas pertama bagi santri baru. Seluruh siswa-siswi terlihat sangat serius dalam mengerjakan soalnya, namun ada juga yang celingak-celinguk kesamping untuk mencari jawaban. Setiap kelas akan diawasi oleh seorang guru, namun pernah sesekali siswa-siswi yang berusaha mencari contekan diketahui oleh guru penjaga.
Terlihat, kini ada seorang siswa yang sudah meletakkan pulpennya kembali, ia pun duduk santai kembali dan menutup lembar jawaban miliknya.
"Udah selesai, Ran?" tanya Agam sedikit berbisik.
Ayran pun lantas mengeluarkan senyum manisnya kepada Agam. "Gue lemah di pelajaran angka, bagi contekan dong," ujarnya.
"Gue aja belum kelar,"
Keduanya pun kembali keposisinya masing-masing.
"USTADZ ZUL! Yang nomor 16 itu maksudnya gimana?" tanya seorang siswa yang ber- name tag Hakim itu.
Kebetulan yang menjadi guru pengawas dikelas ini ustadz Zulkifli sendiri, beliau juga terkenal dengan sifat baiknya pada seluruh santri. Jadi, tak lazim banyak santri yang gemar jika beliau mengajar.
"Ada yang bisa membantu?" tanya ustadz Zulkifli balik pada yang lain.
"Assalamu'alaikum" ucap seorang laki-laki paruh baya dengan tampilan peci hitam dikepalanya, dan langsung memasuki ruangan kelas. "Gimana, ada yang kesulitan?" tanya ustadz Hakim-guru di bidang pelajaran Matematika.
"Nomor 16 saya gak paham,ustadz," ujar Hakim.
"Siapa itu yang bertanya, oalah, kembaran saya rupanya," ujar ustadz Hakim.
Seisi ruangan pun tertawa terbahak-bahak mendengar penuturan Ustadz Hakim sendiri, bagaimana tidak, beliau sendiri menyebut anak muridnya sebagai kembarannya, padahal mereka hanya memiliki nama yang sama.
"Sudah-sudah, jadi begini lho. Yang nomor 16 itu pelajaran yang kita pelajari di bab 4, yang waktu itu kamu tidak mengerjakan tugas yang bapak kasih, dan alhasil, malah saya suruh kerjakan tugasnya diluar kelas." Ujar ustadz Hakim. "Masih ingatkan, Hakim?"
"Ustadz aja inget, masa saya enggak, tadz ," ujarnya.
"Alhamdulillah, yang lain gimana, ada kendala tidak?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Al-Kaizen II Ganas Man Circle
Teen Fiction(Drama - Percintaan - Persahabatan - Hijrah - Comedy) . Ketika menginginkan adanya perubahan dalam hidup, seringkali kita mengharapkan perubahan yang instan dan drastis. Kita berekspektasi perubahan tersebut akan langsung membawa dampak yang signi...