Ahlul Qur'an

127 12 7
                                    

{ بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ }
{ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ }

"Sesungguhnya ilmu itu adalah cahaya, dan cahaya Allah tidak akan masuk kepada hati yang selalu bermaksiat."
_Imam Syafi'i_

°°°🌷°°°

Seperti janji mereka tadi siang, kini, mereka telah fokus menghafal untuk menyetorkannya pada ustadz Arif dan ustadz Ilham nantinya.

"Hufttt...... Pakek lupa segala, padahal ini surah yang paling cepat gue hafal daripada yang lain." Ucap Keenan menghela nafasnya.

"Akibat dari jarang murojaah ya gini. Gue juga pada kebalik-balik ayatnya" keluh Hanan.

Agam menatap kearah Keenan dan Hanan yang terlihat pasrah dengan hafalannya. Ternyata mereka mengalami hal yang sama. "Devinisi sangat mudah menghafal, namun sangat sulit untuk menjaga hafalannya."

Sementara Keenan dan Hanan hanya mengancungkan jempolnya lemas.

Mereka pun terus berusaha untuk bisa menghafal ayat-ayat Al-Qur'an itu kembali, hingga tak terasa, jam sudah menunjukkan waktu shalat 'Isya.

Usai dari shalat 'Isya, ustadz Ilham langsung menghampiri keenam pemuda yang kini fokus menghafal tanpa memperdulikan sampingnya, bahkan mereka tidak menyadari kehadiran ustadz Ilham di sana.

"Ekhem. Assalamu'alaikum" sapa Ustadz Ilham menyadarkan mereka.

"Waalaikumsalam" jawab mereka serempak.

Ustadz Ilham pun ikut duduk bersama mereka sembari tersenyum manis kearah mereka semua, melihat betapa keras perjuangan santri-santrinya ini dalam melaksanakan hukuman dan menghafal Al-Qur'an.

"Udah pada siap?" Tanya Ustadz Ilham.

Mereka pun saling menatap satu sama lain.

"Antrian kayak biasa?" Tanya Azzam.

Mereka pun mengangguk setuju.

Antrian seperti biasanya mereka menyetorkan hafalan adalah dimulai dari Agam, dan diikuti oleh Azzam, Zaydan, Ayran, dan Keenan dan Hanan sebagai penutup, diantara keduanya bebas siapa yang mau menyetorkan terlebih dahulu.

Agam pun mulai menyetorkan hafalannya, tidak membutuhkan waktu lama, ia menyelesaikan hafalannya dengan baik dan benar, karena ia sering memurojaahkannya.

Kemudian dilanjut oleh Azzam yang juga sangat lancar menghafalnya.

Dilanjut oleh Zaydan, ia bangga pada dirinya sendiri karena menyelesaikan hafalannya dengan lancar, ia juga berterimakasih pada Agam yang selalu meluangkan waktunya untuk menyimak hafalannya.

Kelima temannya ikut tersenyum bangga, karena dari mereka berenam, Zaydan lah yang sering mengalami kesulitan dalam menghafal, bahkan ia sering juga hampir menyerah, tetapi karena keberadaan teman-teman yang selalu mendukungnya, itulah yang membuat semangatnya kembali bangkit .

Ayran juga begitu, dengan mudah ia menyetorkan hafalan walaupun sesekali mengalami kesulitan. semua dari mereka juga sering mengalami kejadian seperti itu. Tidak hanya mereka, mungkin bagi penghafal Al-Qur'an yang lain juga begitu.

Kini, tibalah giliran Keenan dan Hanan. Keduanya bertengkar karena ingin menyetorkan hafalan lebih dulu.

"Biasanya juga gue duluan, lo selalu ke toilet dulu sebelum setoran" ucap Keenan yang sudah hafal dengan kebiasaan Hanan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Al-Kaizen II Ganas Man CircleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang