Sidang dan Kandang Ayam

62 12 0
                                    

{ بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ }
{ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ }


Apakah kalian lupa alurnya?

ABSEN HADIR SETELAH SAYA HIATUSKAN SEBULAN LAMANYA✋

ALLAHUAKBAR TAKBIR SEMUANYA 🤣
MAAFKAN SAYA YANG TIDAK UPDATE CERITA INI SELAMA SEBULAN LEBIH, bukan kelupaan, tapi sedikit ada kesibukan, hehehe.

Marhaban ya Ramdhan ya semuanya!! Selamat menyambut bulan suci puasa Ramadhan 1445 Hijriah. Mari saling memaafkan, maafkan saya bila ada kesalahan sama kalian semua, baik itu tindakan, perbuatan, perkataan, dan tulisan saya yang mungkin membuat kalian tidak senang hati, ya.

(Untuk nama Kyai Hamza di ubah menjadi Hamzah ya, sekarang. Nanti di bab sebelumnya juga akan direvisi)

HAPPY READING!!

°°°🌷°°°

"Agam, jelaskan" ucap Ustadz Khalid.

Agam pun mendongakkan kepalanya mendengar namanya terpanggil itu, ia pun menatap kearah yang lainnya seolah meminta persetujuan.

"Jelasin, Gam. Gue semua percaya sama, lo" ujar Zaydan.

Agam pun menarik nafas dalam dan mengucapkan basmalah. Ia pun mulai menceritakan semua kronologi yang terjadi tadi, mulai dari mereka yang dipanggil dan disuruh untuk mengambil belanjaan yang berada di warung depan oleh ustadz Arif, mereka bertemu dengan anak-anak dan memetik mangga, dikejar oleh Ibu pemilik mangga itu dan di tuduh mencuri mangga, mereka yang melihat Kavin, Jehan, dan Juan yang kabur dari pesantren, dan bahkan mereka yang sempat berkelahi di gang buntu tersebut, sampai akhirnya mereka kembali ke pesantren.

"Jadi,,, begitu ceritanya, Ustadz" ujar Agam.

Ustadz Arif dan Ustadz Khalid pun saling melempar pandangan dan memijit pelipisnya masing-masing.

"Ibu, mereka sudah menjelaskan semua secara jujur. Tidak mungkin juga mereka mencuri di tempat umum seperti itu, apalagi mangga yang mereka curi." Ujar Ustadz Arif mencoba untuk meyakinkan si Ibu.

"Apa yang tidak mungkin di dunia ini, Ustadz." Sewot Ibu tersebut yang masih dalam keadaan emosi.

"Ada, Bu." Jawab Zaydan cepat. "Yang pertama, ada orang yang selalu bahagia. Padahal, mustahil ada orang yang selalu bahagia dalam kehidupannya. Sebab, kebahagiaan dan kesedihan akan dialami oleh setiap orang secara bergiliran.Bahkan sekalipun seseorang terlahir dengan memiliki berbagai kelebihan atau hak istimewa, ia pasti pernah mengalami masa-masa sulit dalam kehidupannya."

"... Yang kedua, kembalinya waktu. Dalam hidup kita yang mungkin kita selalu, sampai-sampai kita berharap waktu itu dapat kembali lagi, baik supaya kita bisa memperbaiki kesalahan kita di masa lalu atau supaya kita bisa mengubah keadaan ataupun untuk mengulang suatu kejadian menyenangkan pada waktu itu. Namun, sayangnya hal itu tidak akan pernah terjadi, Bu. Oleh karena itu, satu-satunya jalan yang bisa kita lakukan adalah dengan melangkah ke depan, menjalani masa kini dan memperbaiki diri."

"... Yang ketiga, ataupun yang terakhir, seseorang menarik kembali ucapannya. Kalimat yang sudah kita ucapkan kepada orang lain itu tidak akan pernah bisa kita tarik kembali. Walaupun seseorang berkata bahwa ia menarik kembali ucapannya dengan maksud memperbaiki hubungan atau situasi, hal itu sebetulnya tidak bisa sepenuhnya bisa dilakukan. Oleh karena itu, alangkah baiknya jikalau kita senantiasa mengucapkan hal-hal yang baik, agar tidak merusak situasi ataupun keadaan." Jelas Zaydan panjang lebar.

Al-Kaizen II Ganas Man CircleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang