Istirahat

14 2 0
                                    

Sedangkan Fajar bersama teman kelompoknya bekerjasama dalam mengemban tugas, mereka saling mengobrol bersama dengan para penduduk desa sekaligus melakukan beberapa kegiatan di sana.

"Sampeyan pendatang dari mana?" tanya salah satu warga desa. "Kami berasal dari kota," respon Ajeng mewakili. Kemudian mereka melanjutkan kegiatan bersama para warga dan tidak lupa mencatat untuk tugas kuliah yang di laksanakan pada KKN.

Di saat suasana sedang serius mengerjakan kegiatan masing-masing tiba-tiba saja Sanca celetuk, "Nanti malam bakar-bakar ayam di halaman luar depan rumah kalian mau ikut tidak?" Sekaligus menawarkan kepada teman-temannya yang lain.

Sontak saja para warga yang mendengar ucapan Sanca sangat senang karena akan ada mangsa baru yang akan di jadikan tumbal oleh mereka. Salah satu warga yang mendengarkan hal itu sangat khawatir dan resah dengan nyawa para pendatang.

Roro tampak resah jika sekelompok anak muda akan di jadikan tumbal di malam hari oleh para warga. Seorang laki-laki separuh baya menghampiri Ajeng. Beliau bernama Pak Watejo kemudian langsung bertanya, "Sampeyan lan konco-koncomu tinggal di mana?" Ajeng memberitahu kepadanya. "Saya tinggal di rumah kakek dan nenek saya yang kebetulan mereka tinggal di sini," respon Ajeng.

"Sopo nama kakekmu?" tanya Watejo. "Sutarmo," jawab Ajeng memberitahu. Watejo dan para warga desa langsung gelisah jika mereka ingin menculik salah satu anak muda yang tinggal di rumah Sutarmo. Watejo bergumam, "Sutarmo wong sakti ora mungkin iso aku lan para warga menculik anak muda sing tinggal ing omahe."

Roro menghampiri Sanca yang sedang bersama Fajar. "Sampeyan ojo keluar omah wayah wengi sampaikan perihal iki kanggo konco-koncomu agar ora celaka," saran mbak Roro. Fajar bertanya, "Memangnya kenapa?" Roro menghela nafas cukup dalam. Kemudian menjawab, "Demi keselamatan kalian." Fajar dan Sanca saling bertatap muka.

Mereka berdua tidak paham dan tidak mengerti yang di maksud oleh perkataan mbak Roro yang telah melarang mereka keluar rumah pada malam hari. "Sudahlah lebih baik kita ikuti saja aturan dari mbak Roro," saran Fajar. "Lho, kenapa?" tanya Sanca. "Demi keselamatan nyawa kita semua," jawabnya.

Ketika siang hari mereka tidak mendengarkan suara azan, hanya saja  bunyi azan di handphone Fajar yang berdering. "Sudah azan?" tanya Ajeng. Fajar menjawab, "Sudah." Wulan bertanya, "Kenapa di desa ini tidak ada suara azan yang terdengar?" Para warga setempat hanya terdiam dan tidak ada yang menjawab pertanyaannya.

"Melaksanakan ibadahnya sekarang atau selesai tugas saja?" tanya Ajeng memberikan pilihan. "Sehabis selesai tugas saja dan tanggung karena sebentar lagi akan selesai ... Setelah selesai kita langsung pulang ke rumah untuk melaksanakan solat berjamaah," saran Fajar. Ajeng merespon, "Boleh juga." Serentak mereka setuju dengan saran Fajar.

Suasana di saat itu benar-benar ramai akan penuh warga yang bersama sekelompok anak muda. Fajar bersama temannya sangat fokus menjalankan tugas dan kegiatan. Setelah hampir satu jam, mereka selesai dengan kegiatannya masing-masing. Fajar bersama kelompoknya berkumpul dan membawa perlengkapan mereka masing-masing.

"Wis jam piro?" tanya Fajar. Sinta melihat jam yang ia pakai di lengan kanannya. "Wis jam siji," jawab Sinta. "Yowis kita pulang ojo lali ibadah berjamaah," ujar Fajar. Mereka berpamitan pulang kepada para warga setempat.

"Kami izin pulang dan maturnuwun," pamit mereka serentak. "Hati-hati," jawab para warga.

Fajar dan teman sekelompoknya berjalan bersama menuju rumah, tempat tinggal yang mereka tempati. "Melelahkan juga hari ini," celetuk Sanca. "Wajarlah soale tugas kuliah," sahut Sulis.

Sesampainya di rumah, mereka langsung duduk di sofa area ruang tamu. "Tolong ambilkan minum yang baik hati dan tidak sombong," ujar Raka yang sedang kehausan. Ajeng langsung berdiri dari duduknya kemudian bergegas ke dapur mengambilkan air putih untuk teman-temannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 23, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MALAPETAKA (KUTUKAN) <masih berlanjut>Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang