Bonus chapter; Blade .

830 88 14
                                    

𓆩⟡𓆪

Darah mengalir diantara air mata serta tetesan air hujan, membasahi jiwa lelah yang tak kunjung berhenti mendambakan kematian.

Kenangan adalah karya.
Kerinduan adalah bahannya.

Banyak percobaan dalamnya, banyak pula kegagalan.

Pemandangan gelap yang ia lihat, cahaya telah hilang dalam hidupnya, kehadiran sosok yang menjadi cahayanya telah hilang lamanya.

Karya yang mereka buat, senyuman dari sang gadis yang menjadi bahan utama, hancur seketika diterjang ombak kegelapan.

Penyesalan menggerogoti jiwanya, kesedihan mengisi matanya, kerinduan memenuhi benaknya.

Suara yang telah lama dirindukan selalu datang menghantui. Kenangan lama turut mengikuti.

Pada siang hari yang cerah, tiada hujan maupun angin kencang, semuanya nampak normal dan damai. Kecuali persaingan diantara kedua laki-laki tersebut.

Pedang saling beradu menciptakan suara yang nyaring serta berisik, mereka tak berhenti latihan—lebih tepatnya bertanding.

Berawal dari obrolan kecil, membicarakan satu gadis yang sama-sama mereka sukai berakhir dengan pertandingan sengit.

"Menyerah lah, kakek!"

"Siapa yang kau sebut kakek!!"

Jing Yuan kecil dan Yingxing, itulah mereka. Dua orang yang menjadi murid sang pendekar pedang, Jingliu.

Mereka bertanding, menentukan pemenang yakni bertaruh 'siapakah yang akan menjadi kekasih {Name}'. Keduanya tidak mau kalah maupun mengalah.

Pedang milik Jing Yuan menyerang dari atas, langsung dibalas dengan tangkisan pedang Yingxing. "Aku yang akan menjadi kekasih {Name}!!"

"Jangan berharap lebih!~ sebagai orang dewasa jelas akulah yang cocok, adik kecil."

"Justru kau terlalu tua untuknya!"

Iya, mereka bertarung sembari mengatai satu sama lain—namun tidak serius. Untunglah gadis itu tidak ada disekitar itu, kabarnya ia sedang tidur siang.

Pertarungan berlangsung selama setengah jam, keduanya telah lelah namun masih memaksakan diri. Andaikan ada Jingliu atau {Name} disini, mereka berdua bisa diceramahi.

"Yingxing, mengapa kau sangat yakin bahwa Jiejie akan menjadi kekasihmu?!" Sontak pertanyaan itu memperlambat pergerakan Yingxing.

Dia kembali teringat, memang kesempatannya terlalu kecil, dia belum tentu bisa menjadi pendamping perempuan tersebut. Perempuan cantik nan polos, didambakan banyak orang, siapapun pasti menyukainya 'kan?

Jujur saja, dia cemburu.

Ia sadar bahwa dirinya hanyalah manusia biasa yang telah berumur tua, dibandingkan pria lain dia tak memiliki kesempatan sekecil pun untuk menjadi pendamping hidupnya.

Jing Yuan yang masih muda mungkin suatu saat dapat menjadi kekasihnya, Dan Feng yang memiliki kuasa serta kedudukan tinggi bisa menjamin kebahagiaan gadis tersebut.

Lalu dia? Apa yang ia miliki?
'tidak ada' katanya.

Meskipun begitu..

"..Aku masih ingin menjadi cinta sejatinya! Sosok yang dapat mendampinginya seumur hidup sampai ajal menjemput! Aku ingin menikahinya, kuingin menjadi suaminya dan cinta terakhirnya!! Jikapun suatu saat aku meninggalkannya... Setidaknya aku ingin dia mengingatku!!"

Star Path - HSR x Readers .Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang