33

705 32 15
                                    

Jangan lupa tekan '🌟'..

.

~ISWY~

*Di perjalanan Rasya dan Fanny...

Seperti di hari sebelumnya, perjalanan menuju apartemen Fanny sangat sunyi dan senyap.

Namun sedikit berbeda, karena Rasya larut dalam pikirannya sendiri. Dan walau sikapnya terlihat santai, raut wajahnya terlihat sangat tidak tenang.

Fanny menyadari hal itu, namun tidak berani untuk bertanya.

Sampai pada akhirnya, pertahanan Rasya hilang sudah dan air matanya mulai menetes.

Rasya mengusap air matanya dengan gerakan yang santai, sehingga terlihat ia hanya mengusap keringat.

Namun, Fanny lagi-lagi menyadari hal itu.

"Ehm.. Abang Rasya..?" Panggil Fanny.

Rasya sedikit tersentak mendengarnya.

"Hm? Ya? Ada apa Fanny?" Tanya Rasya dengan lembut.

"Bolehkah berhenti dulu dipinggir?" Tanya Fanny.

Rasya mengangguk sembari meminggirkan mobilnya dan menghentikannya.

"Ok sudah. Sekarang, ada apa?" Tanya Rasya lagi.

"Ehm, Abang Rasya.. Baik-baik saja kan?" Tanya Fanny.

"Aku baik kok" jawab Rasya.

"Tapi.. Fanny lihat Abang seperti tidak baik-baik saja. Abang Rasya,.. menangis kan?" Tanya Fanny dengan hati-hati.

Rasya terdiam sejenak, lalu memalingkan wajahnya dan mengusap pelan air mata yang tiba-tiba menetes.

"Aku.. sungguh baik-baik saja kok. Aku memang.. ya terlalu overthinking" ucap Rasya sembari berusaha menahan agar airmatanya tidak menangis.

Fanny merasa tidak tega melihat Rasya yang tidak seperti biasanya.

"Abang, jika Abang ingin menangis, menangislah. Jangan ditahan. Itu malah akan menyiksa Abang sendiri" ucap Fanny dengan lembut, lalu menghadap ke arah berlawanan dari Rasya.

"Sekarang Abang menangislah dulu. Fanny tidak akan melihatnya" ucap Fanny.

Rasya tersenyum kecil melihat perhatian dari Fanny.

Dan lagi-lagi airmatanya kembali menetes.

Rasya menelungkupkan wajahnya di stir kemudi, dan membiarkan air matanya serta isakannya keluar.

Mendengar isakan itu, Fanny pun tidak sengaja ikut meneteskan air matanya. Dan Fanny pun tidak mengerti kenapa ia juga ikut sedih saat Rasya sedih seperti itu.

Cukup lama, hingga isakan Rasya tidak lagi terdengar, dan Rasya sudah merasa lebih tenang.

"Kau.. boleh melihatku sekarang" ucap Rasya.

Fanny pun mengusap air matanya, dan menatap Rasya yang juga sedang mengusap air matanya.

Setelah itu, Fanny mengambil tissue dan sebotol air minum yang masih baru dari tas nya.

I Still Want You.. {R💜F}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang