51

171 19 11
                                    

Jangan lupa tekan '🌟'

.

~ISWY~

*SKIP, KEESOKAN HARINYA...☀️

Suara do'a dan sholawat sebelum adzan subuh menggema di telinga Rasya, membuatnya membuka matanya perlahan.

Rasya menatap jam dinding sejenak, yang menunjukkan bahwa 5 menit lagi sudah masuk waktu subuh.

Karena matanya masih terasa berat, Rasya pun kembali memejamkan matanya, dan memeluk erat Fendya.

Fendya yang merasakan Rasya bergerak, membuatnya terbangun.
Lalu mendongakkan kepalanya untuk menatap Rasya. Terlihat Rasya masih memejamkan matanya dengan dengkuran lembutnya.

Perlahan, Fendya melepaskan pelukan Rasya. Namun saat ia berhasil melepaskan diri, Rasya langsung kembali memeluknya lagi.

"Eumh.. sebentar lagi, Kak..~" lenguh Rasya dengan menggemaskan.

Fendya sedikit terkejut dengan lenguhan Rasya. Membuatnya teringat dengan Rasya saat SD dulu.

Pria ceria yang selalu bersemangat.

Sangat berbeda dengan Rasya yang sekarang.

"Tapi sebentar lagi subuh. Ayo bangun, Rasya" ucap Fendya sembari mengusap pipi Rasya dengan lembut.

"Rasya masih mengantuk, Kak...~" lenguh Rasya lagi sembari membuka sedikit matanya.

"Yasudahh, kau tidurlah dulu dan lepaskan aku. Aku ingin mandi.." ucap Fendya yang sudah mulai kesal, sembari mendorong pelan tubuh Rasya menjauh darinya.

Namun, pelukan Rasya terlalu erat. Dan ya Fendya masih cukup lelah dengan aktivitas malam mereka. Sehingga Fendya tidak bisa melepaskan diri dari Rasya.

Fendya tidak menyerah dan terus bergerak untuk melepaskan diri. Namun tidak sengaja, Fendya menyentuh berkali-kali bagian sensitif Rasya. Membuat Rasya membuka matanya perlahan.

Lalu Rasya pun tersenyum miring dan mengambil posisi diatas Fendya.
Dan tentu saja Fendya terkejut.

"Harus Rasya ingatkan... Jangan membangunkan singa yang lapar, Kak Fendya Sayang.." ucap Rasya dengan suara rendahnya.

Fendya mengerjapkan matanya sejenak, dan berusaha menahan tubuh Rasya agar tidak terlalu dekat dengannya.

"Ehm.. apa yang mau kau lakukan?.." cicit Fendya, membuat Rasya tertawa pelan sembari mengusap lembut pipi Fendya.

"Haha... Kak.., jika Rasya sudah mengambil posisi seperti ini..., itu berarti kita harus melakukan hubungan suami istri" ucap Rasya dengan lembut dan juga penuh penekanan.

Ya tentu saja wajah Fendya langsung merah merona.

"Ehm.. apa.. efek obat perangsangmu masih ada?" Tanya Fendya, dengan pelan.

Rasya tersenyum dan menggeleng.

"Saat ini... nafsu Rasya benar-benar dari Rasya sendiri, Kak. Bukan dari obat.. Jadi, Rasya tidak menerima penolakan.." ucap Rasya, dan langsung mencium lembut bibir Fendya.

Fendya yang tidak bisa melawan pun, akhirnya pasrah saja dengan apa yang Rasya lakukan padanya.

Asalkan tidak melukai buah hatinya.

.
.

*Skipp...

Saat ini sudah menunjukkan pukul 7 pagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Still Want You.. {R💜F}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang