22

435 35 31
                                    

Jangan lupa tekan '🌟'

.

~ISWY~

*Skip, Siang Hari...

Rasya baru saja sampai di studio, tempat ia akan melakukan foto prewedding ketiga bersama Fendya.

Sesampainya disana, Rasya tersenyum karena sudah ada Fendya beserta keluarganya disana.

"Assalammu'alaikum..." ucap Rasya.

"Wa'alaikumsalam" jawab mereka bersamaan.

"Mama sudah mengingatkanmu kan tadi?" Tanya Mama Yaya yang sudah terlihat jengah menunggu Rasya.

"Mm.. maaf Mama.." ucap Rasya.

"Padahal kau diberi hari libur kantor loh" tambah Papa Boy.

"Sudah, tidak apa kok. Sekarang ayo dimulai" ucap Bunda Cloudya dengan senyuman hangatnya.

"Baiklah. Ayo Rasya, ganti pakaianmu" ucap Mama Yaya.

Rasya mengangguk, lalu segera berganti pakaian.

.
.

*Skip..

Setelah selesai pemotretan, Rasya dan Fendya duduk dikursi tunggu sembari menunggu orangtua mereka yang sedang mengurus hasil pemotretan mereka.

Namun, mereka tidak berbincang sedikit pun. Mereka fokus dengan handponenya masing-masing.
Rasya sedang mengurus organisasinya, sementara Fendya sedang chatting dengan teman-temannya yang ada di Amerika.

Cukup lama, hingga Rasya mematikan handponenya lalu menatap Fendya.

"Kak Fendya, setelah ini mau kencan?" Tanya Rasya.

Fendya menatap Rasya sekilas, lalu menggeleng dan kembali fokus dengan handponenya.

"Nanti malam saja" ucap Fendya tanpa ekspresi.

Rasya mengernyitkan dahinya bingung.

"Kak Fendya baik-baik saja, kan?" Tanya Rasya.

"Aku baik-baik saja kok. Hanya sedang tidak ada mood saja" jawab Fendya.

Rasya terdiam sejenak, lalu mengangguk.

"Baiklah, nanti malam Rasya jemput ya" ucap Rasya, dan hanya dibalas anggukan dari Fendya.

Rasya memilih diam saja setelah menatap sikap tunangannya ini yang tidak seperti biasanya. Dan ia pun tidak ambil pusing dengan ini, karena ia yakin Fendya hanya sedang dalam masa bulannya.

.
.

*Skip Malam Hari...🌙

Pukul 8 malam, Rasya sedang bersiap untuk berkencan dengan Fendya, sesuai janjinya.

Rasya menatap cermin riasnya, lalu teringat sikap Fendya tadi saat di studio pemotretan. Dingin, tanpa ekspresi.

Hanya saat pemotretan saja Fendya menunjukkan ekspresinya, itupun ekspresi paksaan.

"Malam ini, aku harus membuat Kak Fendya bahagia" batin Rasya.

Setelah merasa siap, Rasya pun berjalan menuju ruang keluarga.
Disana terlihat orangtuanya dan adik-adiknya yang sedang menonton film kartun.

"Papa.. Mama.. Rasya izin pergi bersama Kak Fendya" ucap Rasya sembari mencium tangan orangtuanya.

"Baiklah.." ucap Papa Boy.

Mama Yaya tersenyum, lalu memeluk Rasya erat.
Rasya sedikit terkejut karena tidak biasanya Mama Yaya tiba-tiba memeluknya.

"Mama.. kenapa?" Tanya Rasya.

I Still Want You.. {R💜F}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang