22. Memabukan

3.7K 198 7
                                    

Apartemen Nara terasa sama seperti biasanya, wanita ini sedang asik dengan kegiatannya menghabiskan lembaran demi lembaran novel yang baru saja ia beli.

Sebelum datang, Arjuna sudah memberitahukan kepada Nara.

Dibukanya pintu terdengar suara langkah kaki yang mulai mendekati, Arjuna lihat sang kekasih merebahkan tubuhnya di sofa panjang dengan bantalan pada lehernya. Dengan fokus Nara yang tidak teralihkan wanita ini hanya mengangkat lengan kirinya memberitahukan bahwa ia menyadari kehadiran Arjuna.

Ada dua cup minuman dingin yang Arjuna bawa, ia menyapa sang kekasih dengan kecupan di keningnya namun wanita itu tetap tidak bergeming, mungkin perlakuan ini sudah menjadi rutinitas bagi mereka.

Arjuna mendudukkan diri di hadapan sofa, dengan kepala yang tidak jauh dari wajah Nara.

"Aku diajakin Pandu mabar?"

Nara tutup novel tanpa menghilangkan jejak dimana terakhir ia membaca halamannya. Wanita ini mulai mengamati pria tampan yang saat ini memandang dirinya dari arah bawah. "Iya, jam berapa?" tanya Nara yang saat ini dengan mudahnya memainkan rambut sang kekasih.

"Tiga puluh menit lagi," jawab Arjuna yakin.

"Mau ngobrol dulu?" tanya Nara.

"Kamu lanjutin, aku mainin ini aja," jelas Arjuna yang mengangkat ponsel miliknya. "Tapi yang ini jangan dilepas," pintanya sembari menahan jemari Nara pada puncak kepalanya.

"Ya terus aku bacanya gimana?"

"Baca kan pakai mata bukan pakai tangan. Tangannya aku pinjem, ya?"

"Nggak bisa, Kak."

Arjuna sedikit cemberut saat mendengar ucapan dari mulut Nara.

Keduanya asik dengan kegiatan masing-masing sampai pada saat Nara kembali memainkan rambut Arjuna. "Kak, sibuk nggak?" tanya Nara dengan suara yang menemelan.

"Nggak, lima belas menit lagi mabarnya, kenapa?" Arjuna yang duduk di bawah lantas menengok ke arah di mana Nara memiringkan tubuhnya di sofa.

"Mau ciuman."

Dengan senyum tipisnya Arjuna bangkit dan menghampiri Nara. Ia dudukan dirinya di pinggir sofa, menggurung Nara dengan tangannya yang kekar. Posisi Nara yang berubah membuatnya langsung berhadapan dengan sang kekasih.

Arjuna berucap dengan manik yang menatap Nara begitu lekatnya. "Abis baca novel? Di novelnya ada adegan ciuman?" tanyanya lembut.

Anggukan Nara berikan atas pertanyaan yang terlontar dari lelaki yang saat ini berada tepat di atasnya. Napas mereka berirama sama, berat dan melambat.

"Dialognya gimana?" tatapan Arjuna yang terfokus seakan mengunci semua indra milik Nara.

Nara menelan salivanya, ia mulai mendikte narasi yang baru saja ia baca di novel romantis tersebut. "Mau mulai dari mana?" Napas Nara kembali berat, jantung yang 'tak bisa di ajak untuk berkerja sama membuat atmosfer menjadi lebih panas.

Manik Arjuna membulat, alisnya ia angkat sebagai tanda bahwa Nara harus melanjutkan kalimatnya.

"Dari sini," ucap Nara seraya mengarahkan jemari lentiknya menuju kelopak mata milik dirinya sendiri.

fine line [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang