Sudah hampir 1 bulan sejak Jonathan dan Joseph berlatih Hamon. Di sela-sela latihan yang keras, mereka akan menyempatkan diri untuk saling berkomunikasi via daring dengan video call. Ini ide Jonathan untuk memastikan masing-masing dari tiga Joestar bersaudara dalam keadaan baik.
Urusan pekerjaan keluarga Joestar sebagian besar ditangani oleh Jotaro, walau sebenarnya dia sering meminta bantuan Jonathan ketika kesulitan. Hal ini membuat Jotaro sadar betapa hebat dan kuat kakak sulungnya itu, dia bisa menanggung seluruh tanggung jawab kepala keluarga sepeninggal ayah sambil tetap menjadi sosok kakak yang tegar dan penyayang. Jotaro menjadi merasa bersalah atas perlakuannya terhadap Jonathan selama ini.
Seminggu yang lalu, Jonathan akhirnya mengatakan yang sejujurnya mengenai pertemuannya dengan Dio melalui video call.
"Uhhh... Sebenernya aku ingin mengatakan sesuatu... Beberapa waktu lalu, aku bertemu dengan Dio" Wajah Jonathan memerah. Joseph dan Jotaro terkejut, bukan karena fakta bahwa Jonathan menemui Dio tetapi lebih karena wajahnya yang langsung memerah dengan jelas dari kamera. Tidak pernah mereka melihat wajah kakaknya semerah itu sebelumnya.
"OH MY GOD!! KAK JONA ADA APA DENGAN EKSPRESI ITU?" Joseph terperanjat.
"Ahh... A-anu. Agak memalukan sebenarnya hahahaha tapi sepertinya aku..."
"Aku gak mau dengar. Kalian bertemu dimana? Dia bilang apa? Apa yang dia lakukan?" Jotaro mengembalikan pembicaraan ke topik utama.
"Di bukit dekat hutan, dekat tempatku berlatih... Dio baik-baik saja dia bahkan tidak diganggu sama sekali oleh orang itu. Sepertinya dia hanya mengincar kita para keturunan Joestar asli"
"Itu karena semua ini ulahnya!" Kata Joseph dan Jotaro dalam hati. Mereka merasa bersalah tidak mengatakan kebenarannya pada sang kakak. Jonathan kembali melanjutkan kalimatnya
"Setidaknya kita tidak perlu mengkhawatirkan Dio. Itu membuatku sedikit lega. Jotaro apa tidak ada perkembangan lokasi wanita itu?"
"Sayangnya tidak... Aku mencurigai sebuah gereja antik di pinggiran kota karena aku melihatnya dengan jelas disana, tapi tidak ada bukti sama sekali. Joseph apa kau sudah tanya Caesar mengenai gereja itu?"
"Sudah. Caesar bilang gereja tua itu sudah lama ditinggalkan namun sekitar 2 tahun lalu seorang pendeta dari luar kota datang dan membeli gereja itu. Pendeta itu bernama Pucci"
"Baik, kita tandai pendeta dan gerejanya"
"Kerja bagus kalian berdua. Maaf aku tak banyak membantu..."
"Tidak Jonathan, kau telah banyak membantu kami sejak kecil. Kau menanggung semua sendirian. Sekarang adalah giliran kami" Jotaro tidak menyangka dirinya akan mengatakan hal semacam itu. Jonathan dan Joseph terkejut.
"Terimakasih Jotaro" Jonathan tersenyum haru, adiknya itu sedikit demi sedikit bisa melunak. Joseph mengangguk setuju.
"Oke baiklahhh kita harus tetap semangat! Aku ingin kembali latihan sampai jumpa Kak Jonathan, Jotaro" Joseph meninggalkan Video call
"Bye" Jotaro off.
"Hhmmm... Ternyata di saat seperti ini juga bisa membawa perubahan yang baik. Aku sangat senang" Jonathan mematikan laptopnya dan kembali berlatih
**********
*Present*Hari ini Jonathan mendapat kabar dari Speedwagon bahwa ada keributan yang disebabkan oleh Tarkus dan Brufford di daerah Windknight's lot yang agak jauh dari kota tempat Jonathan tinggal. Jonathan tahu mereka sengaja membuat keributan untuk memancing dirinya datang dan melakukan pertarungan ulang, Jonathan sudah mempersiapkan ini sejak lama. Ia tidak akan mundur!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dio dan Tiga Pangeran |Jojo's Bizzare Adventure Genderbent Fanfic|
Fanfiction⚠️JJBA GENDERBENT AU (FEM DCK)⚠️ ⚠️MENGANDUNG KONTEN BL TERSELUBUNG⚠️ ⚠️MENGANDUNG SPOILER PART 1-3⚠️ Dio Brando, gadis jelata yang entah karena suatu alasan diadopsi oleh keluarga bangsawan Joestar. Hidupnya kini dipenuhi kemewahan dan cinta dari t...