24. Two Who Make One

44 8 1
                                    

Author's note:

WARNING! chapter ini mengandung konten NSFW 18++ Mohon kebijaksanaan dalam membaca. Selamat membaca👍

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Kita yang berdua ini menjadi satu kehidupan"

.

.

.

.

.

Kali ini lokasinya berada di sebuah kastil kuno berusia ratusan tahun. Jonathan sepertinya pernah melihat kastil ini di salah satu buku yang pernah ia baca. Perasaan Jonathan campur aduk, jantungnya berdebar kencang karena gugup. Kemudian ia mengepalkan tinjunya dan masuk ke dalam kastil itu.

Suasana di dalam lebih mencekam dibanding mansion tua yang Jonathan datangi bersama Joseph, Jotaro, Abdul, dan Kakyoin sebulan yang lalu dimana Jonathan akhirnya mengerti bahwa mansion tua yang sudah habis terbakar tersebut merupakan salah satu markas Dio.

Jonathan sampai di sebuah pintu kayu berukuran besar. Ia berdiri sesaat mempersiapkan diri untuk menghentikan Dio, sekaligus memikirkan segala kemungkinan yang terjadi termasuk kematiannya sendiri

Deja vu

Ia buka pintu besar tersebut dan melihat Dio berdiri disana menunggunya, rambut panjang emasnya memantulkan sinar bulan yang cerah diantara gelapnya malam. Mata merah nan tajam itu bertemu dengan mata biru Jonathan yang bagaikan lautan.

"Aku kembali, Dio!"

"Akhirnya kau datang juga, Jojo" Dio menghela nafas.

"Jujur saja Jojo, aku tidak bisa membunuhmu karena itu artinya aku telah menodai persahabatan lama kita. Jadi aku suruh 2 ksatria itu untuk melakukannya namun berakhir gagal. Aku putuskan untuk tidak berbelas kasih dan langsung membunuhmu" Dio mengeluarkan standnya The World.

"Aku datang kesini bukan untuk bertarung" Kata Jonathan tenang

"OMONG KOSONG!" Dio melancarkan serangan ke arah Jonathan yang dengan mudah dihindari, gerakannya semakin lincah sejak berlatih dengan tuan Zeppeli.

"MUDA MUDA MUDA MUDA MUDA MUDA MUDA MUDA MUDA MUDA MUDA MUDA MUDA MUDA MUDA MUDA MUDA MUDA MUDA MUDA MUDA MUDA MUDA MUDA. STAND MU BUKAN APA-APA BAGI DIO INI!" Dio menyerang membabi buta. Pikirannya buyar dan penuh amarah.

"Ada apa? Seranganmu tak terarah. Ada sesuatu yang mengganggumu?" Jonathan yang melihat celah langsung mengeluarkan sulur standnya dan mencengkram kedua lengan Dio erat.

"Dio, aku datang kesini untuk mengatakan sesuatu jadi dengarkanlah. Dan setelah itu, takdir kita berdua ada padamu" Dio melihatnya tajam sambil berusaha melepaskan diri. Jonathan menarik napas dalam-dalam.

"Aku mencintaimu... Dio" Seketika Dio terdiam dan menatap Jonathan kaget.

"Saat kamu datang, aku merasa hidupku menjadi jauh berbeda. Kita menjalani berbagai hal bersama, dan semakin lama... Aku merasakan sesuatu... Aku yakin kamu merasakan hal yang sama" Jonathan memberi jeda dan kembali melanjutkan.

"Apa aku benar Dio? Jika memang begitu... Ayo kita akhiri semua ini" Jonathan mengulurkan tangannya. Wajah dan uluran tangan lelaki itu sangat hangat dan damai. Manik sebiru lautan yang terakhir Dio ingat sangat dingin dan kejam itu kembali bersinar hangat padanya, sangat indah dan hangat hingga membuat Dio teringat akan pertemuan pertamanya dengan Jonathan, itu mata indah sama yang mengubah segalanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 31 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dio dan Tiga Pangeran |Jojo's Bizzare Adventure Genderbent Fanfic|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang