03. Joseph Joestar

387 38 4
                                    

Dio berada di kamarnya sambil membaca buku-buku pemberian tuan Joestar. Tapi bagaimanapun juga dia tidak bisa fokus pada bacaannya.

"Aku masih tidak percaya dengan peristiwa hari itu. Akan ku balas kau Jojo!" Dia masih belum bisa melupakan kejadian itu. Ada perasaan kesal bercampur malu dalam dirinya. Dia geram sendiri hingga hampir melempar bukunya.

Hingga tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar.

"Dio nee-chan. Apa aku boleh masuk?" Kata Joseph dari balik pintu.

Dio berjalan dan membuka kunci kamarnya.

"Masuklah" singkat Dio

"Terimakasih Dio ne--"

"Dio saja"

"Hehe oke. Terimakasih Dio" tanpa aba-aba Joseph langsung merebahkan diri ke ranjang Dio yang cukup luas. Dia tertawa cekikikan.

"Anak brengsek" pikir Dio

"Ehehehe... Selanjutnya kau akan bilang "Hei siapa yang menyuruhmu tidur disana!"  "

"Hei siapa yang menyuruhmu tidur disana..." *GASP*

"Hehe... Iya iya, aku turun sekarang. Tapi kasurmu benar-benar empuk dan luas, aku sangat menyukainya" Joseph turun dari kasur itu dan mendekati Dio.

"Kak Dio, temani aku dong...?"

"Kemana?"

"Keliling kota. Kau pasti sudah tau seluk beluk kota bukan? Aku ingin sekali jalan-jalan. Tapi baik ayah maupun kak Jona selalu melarangku"

"Lalu?"

"Jadi kumohon, temani aku jalan-jalan keluar... Kumohon kak kumohon..." Rengek Joseph.

"Itu tidak mengubah apapun. Kau hanya akan semakin dilarang oleh mereka"

"Tidak, mereka pasti mengizinkan. Ayolah Dio... Sekali ini saja..."

"Jawabanku singkat saja anak muda. Yaitu... T I D A K" pikir Dio lagi

"Oke baiklah, akan ku temani"

"WAHH... ASYIK TERIMA KASIH DIO. Aku tunggu diluar yaaa..." Joseph memeluk erat Dio dan pergi keluar.

"....."

"WRRYYY...!!! DASAR GAK GUNA, GAK GUNA, GAK GUNA!!!" Dio akhirnya kesal sendiri karena kata-katanya yang tidak sejalan dengan pikirannya

**********

"Astaga, ada apa denganku? Bagaimana bisa aku dengan mudah berkata 'iya' ?" Rutuk Dio.

Setelah tadi izin kepada tuan Joestar, akhirnya mereka pergi jalan-jalan ke kota. Mereka tidak menggunakan kendaraan pribadi dan lebih memilih menyewa taxi, ini merupakan permintaan Joseph. Katanya dia ingin merasakan hidup biasa dan membaur dengan masyarakat lain.

"Uwaaahh... Luas dan ramai" Joseph terlihat sangat takjub. Mungkin ini kali pertama dia pergi ke kota.

"Cih, bocah!" Pikir Dio.

"Ayo, kau pasti sudah tau sekitar tempat ini kan?" Dia menarik-narik tangan Dio.

"Oke ayo"

Mereka melewati berbagai toko dan gedung. Kadang mereka singgah sebentar untuk sekedar melihat-lihat. Jalanan di sekitar tidak begitu ramai karena hari ini merupakan hari libur.

Hingga mereka mereka beristirahat di taman kota yang sangat luas. Tempat itu sangat asri dan teduh, sangat cocok sebagai tempat rehat.

"Ini kubelikan es krim" Dio benar-benar tidak percaya pada apa yang dilakukannya.

Dio dan Tiga Pangeran |Jojo's Bizzare Adventure Genderbent Fanfic|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang