Dio Brando, usia 13 tahun. Putri tunggal Dario Brando yang sekarang sakit-sakitan akibat minum minuman keras. Ibunya sudah lama meninggal akibat terus bekerja menafkahi keluarga mereka.
Sejak kecil hidup di desa yang kotor dan kumuh membuat dirinya dilihat sebagai sampah menjijikkan. Dia sudah sangat muak dengan kehidupannya sendiri.
Hingga tiba waktunya.
"Aku sudah menunggu saat-saat ini. Kau telah membuat ibuku menderita hingga akhir hayatnya. Dasar sampah busuk, menjijikkan!" Dilihatnya batu nisan bertuliskan nama ayahnya. Perasaan jijik langsung menyeruak.
"Sialan kau, Cuh" diludahinya makam itu.
"Sekarang aku akan berusaha bertahan hidup dan menjadi kaya untuk diriku sendiri!"
**********
"Selanjutnya kakak akan bilang 'jangan jauh-jauh nendang bolanya' " -Joseph
"Jangan jauh-jauh nendang bolanya..." *GASP* -Jonathan
"Yare yare... Ini terimalah" -Jotaro
"Jotaro... Jangan jauh-ja....." -Jonathan
"Maaf" -Jotaro
"Sudah gapapa, ayo kita ambil" -Jonathan
"Kudengar, kita akan kedatangan tamu istimewa bukan?? Kapan dia akan datang??" -Joseph
"Entahlah, mungkin sekarang??" -Jonathan
"Semoga dia punya koleksi komik sepertiku, hehehe" -Joseph
"Jangan terlalu berharap Joseph, ayo kita cari bolanya" -Jonathan
**********
Dio melihat ke sekeliling melalui jendela mobil. Dilihatnya kehidupan kumuh desa yang sebentar lagi hanya tinggal kenangan.
"Pfft, kenangan apanya" ucapnya dalam hati.
Beruntung ayahnya pernah menyelamatkan keluarga Joestar dari kecelakaan maut beberapa tahun yang lalu. Keluarga Joestar merupakan keluarga bangsawan elit kaya raya dan terpandang di kotanya.
Setidaknya itu yang diyakini mereka. Namun, Dio lebih dari tahu tentang apa yang sebenarnya dilakukan oleh ayahnya yang licik itu.
Tak terasa mobil itu telah masuk ke area pekarangan rumah keluarga Joestar, baik rumah maupun halamannya sangatlah luas dibanding dengan rumahnya dulu.
Setelah benar-benar berhenti, Dio langsung melempar tasnya dan melompat keluar.
Namun, baru saja menginjakkan kaki disana...
"Wryyy..." Sebuah bola tiba-tiba datang dan menabrak kepalanya hingga terjatuh. Dia tidak sempat menghindar. Tak lama kemudian seseorang datang.
"Hei apa kau baik-baik saja?" Suaranya seperti suara anak laki-laki seumurannya. Dio kemudian bangkit.
"I-iya, aku baik-baik saja"
"M-maafkan adikku, yaa... Euummhh.... Kamu Dio Brando kan?" Tanya anak dengan rambut biru tua dan mata biru yang sangat indah itu, siapapun yang melihat mata indahnya pasti akan terhipnotis.
"A-ah... Iya... Dan kau pasti Jonathan Joestar"
"Orang-orang memanggilku Jojo. Senang bertemu denganmu" katanya ramah.
"Ini perkenalkan adik-adikku. Yang ini Joseph"
"Uwaaaahhh... Senang bertemu denganmu kak Dio" Seru anak bernama Joseph. Rambutnya yang cokelat senada dengan matanya yang hijau, kepribadiannya yang periang cukup berbeda dengan kakaknya yang tenang.
"Dan ini adikku yang terakhir, Jotaro"
"Salam kenal. Maaf soal tadi" Anak ini berbeda dengan kedua kakaknya. Dia tampak lebih tenang dan misterius. mata hijaunya mirip seperti milik Joseph, namun lebih tegas dan tajam.
"Selamat datang Dio, Ayo masuk" Jonathan mempersilahkannya masuk.
"Jotaro, panggil Ayah. Bilang kalau Dio sudah sampai"
"Kau saja sendiri"
"Kalau begitu kau Joseph"
"Apa? Kau bilang apa tadi kakak?" Sambil mendekatkan tangan ke telinga
"Ya ampun, kalian ini..."
"Ohh... Sudah datang rupanya. Selamat datang Dio, semoga kau nyaman tinggal disini" dia adalah Goerge Joestar, kepala keluarga Joestar.
"Terima kasih Tuan Joestar"
"Pelayan! Mulai sekarang Dio akan tinggal disini, jadi layani dia seperti kalian melayani para pangeran. Mengerti?"
"Baik Tuan"
"Ayo, akan kuantarkan ke kamarmu" Goerge Joestar memimpin jalan.
"Ah, biar kuban--"
"Jangan sentuh barang-barangku!" Sambil menarik tasnya dengan kasar.
"M-maaf, aku hanya berusaha membantu" semua terdiam.
"Hei apa yang kalian lakukan" sahut tuan Joestar dari kejauah.
"Ah iya, saya akan segera kesana" lalu Dio pergi.
"Uummm.... Kakak....." -Joseph & Jotaro
"Tidak apa, kakak baik-baik saja" Jonathan berusaha terlihat kuat dengan tersenyum sambil mengacak-acak rambut mereka.
**********
Dio telah sampai di kamarnya. Kamar itu terletak di lantai atas karena tuan Joestar takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan terlebih karena Dio adalah seorang perempuan. Dan tentu saja itu sangat menguntungkannya.
Dibukanya tas besar itu. Isinya memang barang-barang biasa baju-baju, aksesoris, barang peninggalan ibunya dan beberapa bilah pisau.
Ya, pisau.
Diambilnya salah satu pisau, dirabanya ujungnya hingga jarinya berdarah. Pisau ini sangatlah tajam.
"Heh heheh hehehehheh... Ahahahaha... Sejauh ini semua berjalan lancar. Suatu hari akan kurebut seluruh harta, kekuasaan dan menjadi si nomor satu. Tapi, aku harus tetap bermain cantik. Hhhhhmmm, mungkin membuat Jojo menderita sedikit demi sedikit akan menjadi langkah pertamaku" lalu Dio menjilat darah di jarinya.
"Yaaa... Akan kurebut semua yang seharusnya jadi milikku"
To Be Continued
==========================
KAMU SEDANG MEMBACA
Dio dan Tiga Pangeran |Jojo's Bizzare Adventure Genderbent Fanfic|
Fanfiction⚠️JJBA GENDERBENT AU (FEM DCK)⚠️ ⚠️MENGANDUNG KONTEN BL TERSELUBUNG⚠️ ⚠️MENGANDUNG SPOILER PART 1-3⚠️ Dio Brando, gadis jelata yang entah karena suatu alasan diadopsi oleh keluarga bangsawan Joestar. Hidupnya kini dipenuhi kemewahan dan cinta dari t...