10. Pembalasan

228 17 2
                                    

Malam telah tiba, mereka sudah siap pergi ke mansion yang dimaksud. Karena jaraknya yang cukup jauh mereka menggunakan mobil yang dikendarai oleh Jonathan. Avdol duduk di depan sedangkan Jotaro, Kakyoin dan Joseph duduk di belakang.

"Buseettt dihimpit cogan.... EH TIDAK BOLEH BERPIKIR YANG TIDAK-TIDAK! AKU HARUS FOKUS MEMBANTU JOJO DAN YANG LAIN!" Kakyoin menghentikan fantasi liarnya. Dipandangnya Jotaro yang sedang melihat keluar jendela.

"Tapi tetap saja, Jojo itu..... Rasanya tidak asing. Seperti--"

"Hoi apa liat-liat?" Jotaro mengagetkan Kakyoin, gadis itu langsung buru-buru buang muka.

"Ng-ngak papa kok"

"Oi oi Jotaro lain kali lembut sedikit ke perempuan" tegur Joseph.

"Hhhh..." lalu kembali melihat keluar.

Langit malam terlihat lebih gelap dan mencekam dari biasanya. Ditambah dengan bulan purnama yang memancarkan cahaya yang dingin, seakan malam ini akan menjadi malam yang sangat berbahaya.

**********

"Nah, kita sudah sampai. Apa benar ini lokasinya Kakyoin?" Jonathan memarkirkan mobilnya.

"Ya, disini mansionnya, tidak salah lagi"

"Kalau begitu ayo" semua turun dari mobil dan berjalan ke sebuah mansion tua yang terkesan antik dan gelap. Seperti rumah berhantu.

"Oh my god!"

"Rumah ini... Aku bisa merasakan aura yang sangat gelap. Sangat menakutkan"

"Kalian berdua penakut. Ayo! kita tidak punya waktu" Jotaro jalan terlebih dahulu. Jonathan langsung meraih bahunya.

"Hei bukan begitu, tempat ini pasti sangat berbahaya. Kita harus hati-hati"

"Cih" Jotaro tidak bisa membantah kali ini, bagaimanapun juga kata-kata kakaknya adalah benar.

Setelah situasi dirasa aman mereka menghampiri pintu depan dan pintu itu langsung didobrak paksa oleh Joseph. Didalam sangat luas, gelap dan dingin.

Avdol menjentikkan jarinya yang langsung mengeluarkan api, seperti korek api.

"Huh siapa sih mau tinggal di tempat horror semacam ini?" Tanya Joseph cerewet.

"Ini mungkin cuma sebagai markas saja. Berhati-hatilah" Avdol memimpin jalan.

Mereka berkeliling ke sekitar namun tidak menemukan petunjuk apapun. Mansion itu sangatlah luas, mungkin melebihi luas kediaman Joestar.

"Pencarian seperti ini tidaklah efektif, lebih baik kita berpencar" Jotaro memberi saran.

"Aku setuju, kalian bawa senter masing-masing kan?"

"Tenang saja kak Jonathan, aku bisa gunakan senter ponselku" Kakyoin mengeluarkan ponselnya.

"Bagus kita bagi kelom--" tiba-tiba terjadi guncangan, dua orang mendarat ke arah mereka. Yang satu bertubuh besar dan yang satu lagi bertubuh ramping namun memiliki rambut yang sangat panjang.

"S-siapa itu??" Joseph tercengang.

"Itu pengawalnya, Tarkus dan Brufford. Gawat kita sudah ketahuan!" Jawab Kakyoin.

"Kalian pergilah, biar aku yang urus ini"

"T-tunggu kak, jangan bertindak gegabah dulu" Joseph menggenggam tangan Jonatan

"Jonathan benar, serahkan saja padanya. Kita harus fokus menemukan si jalang ini sebelum dia kabur"

"Ughhh.... Jotaro.... Hhhh.... Oke baiklah jaga dirimu kak"

Dio dan Tiga Pangeran |Jojo's Bizzare Adventure Genderbent Fanfic|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang