Dialog Gala dengan Ibu

20 5 2
                                    

Fara yang baru meletakkan dua cangkir teh untuk Gala dan ibu dibuat terdiam mendengar ibunya menyuruh dia untuk pergi ke rumah tante adik dari ibunya yang membuka toko makanan agak jauh dari sini. "Ibu tadi udah pesan, kamu ambil dulu sekarang".

"Tapi kan bu, ada Gala masa aku tinggal".

"Gala biarin di sini sama ibu, ada yang mau dibicarakan juga". Fara yang masih berdiri di sisi meja menatap Gala, sedangkan yang ditatap mengangguk pelan menyuruh Fara untuk menuruti permintaan ibunya. Tapi Fara tak kunjung beranjak dari tempatnya berdiri membuat Gala yang masih menatapnya kembali mengangguk dan seolah berbicara lewat tatapan mata dia mengatakan akan baik-baik saja, tidak masalah.

"Uangnya tadi ibu taruh di meja makan". Setelah menghela napas Fara akhirnya beringsut masuk kembali untuk mengambil uang dan mengganti pakaiannya dengan pakaian rumahan, saat keluar matanya kembali bersitatap dengan Gala yang sampai kini wajahnya santai-santai aja. Tapi Fara tahu sebenarnya Gala juga gugup, baru pertama kali bertamu di rumah dan menemui ibunya sudah seperti ini.

Begitu Fara menghilang di ujung jalan Gala kembali menatap ibu Fara yang belum mengalihkan tatapannya dari bunga mawar di salah satu pot di depan mereka yang kini membuka suara.

"Kamu pacarnya Fara?". Gala yang dari tadi mencoba untuk tenang dan tidak gugup sekarang menjadi pias karena pertanyaan ibu Fara yang langsung ke pokok percakapan.

"Bukan tante, saya temannya Fara".

"Benar teman doang?".

"Iya teman aja kok tante". Ibu Fara kemudian menatap Gala dengan tajam.

"Tapi hati saya berkata bukan, kamu yang jujur sama saya". Belum sempat Gala membalas ibu Fara kembali melanjutkan kalimatnya.

"Kamu jangan bohong sama saya, ayahnya Fara nggak suka kalau anaknya pacaran sekolah dulu yang benar".

"Iya saya tahu tante, sebenarnya.... saya emang suka sama anak tante tapi saya nggak pacarin kok, karena saya juga nggak ada niat buat pacaran nanti lulus juga mau lanjut kuliah dulu, mau cari kerja dulu, dan insyaallah saya mau serius sama anak tante". Gala takut sekali kalau-kalau dia salah kata tapi sebisa mungkin dia meringkas semuanya jadi lebih jelas dan agar ibu Fara mengerti kalau niatnya untuk mendekati anaknya itu baik.

"Kamu sama Fara itu masih SMA, lagipula begitu lulus Fara harus bekerja lebih dulu. Anak saya cerita apa saja ke kamu soal saya?".

"Dia cerita yang baik-baik banget kok soal tante".

"Kamu jangan bohong Gala, saya pernah baca semua pesannya denganmu itu isinya jelek-jeleknya saya saja".

"Itu karena Fara sedang kesal sama tante, tapi sebenarnya dia sayang banget sama tante". Ibu Fara menghela napasnya panjang masih menatap Gala dengan tajam.

"Jujur saya sayang sama anak saya, tapi dia suka bohong sama saya. Maka dari itu saya nggak percaya kalau kalian cuma teman, jadi kamu juga jangan bohong sama saya Gala, ayahnya tidak suka sama sekali kalau anaknya berinteraksi sama laki-laki, dan di sini saya juga mendapat amanat dari suami saya untuk menjaga Fara. Tapi saya malah dianggap tidak mengerti dia, dia malah sering bohong ke saya". Giliran kini Gala yang menghela napas panjang kemudian berkata.

"Menurut saya tante seperti itu karena tante sayang dan khawatir kepada Fara, cuman pandangan Fara nggak sejalan sama tante tapi yang saya tahu tante, kalau Fara juga sangat sayang sama tante".

"Makanya tante sering cek ponselnya Fara, cek lingkungan dia kayak gimana, hubungannya dengan teman karena tante sayang sama Fara dan nggak mau Fara di apa-apain sama laki-laki, tapi tante nggak usah khawatir karena saya nggak akan pernah macam-macam sama Fara".

Euploea MidamusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang