KEJADIAN TIDAK TERDUGA

215 15 1
                                    

Aku baru tau sisi buruk Angga. Ternyata Angga adalah seorang pemimpin yang cukup keras dan angkuh. Dia bahkan lebih mirip seperti seorang diktator. Dia begitu keras memarahi sekertaris pribadinya yang bernama Siska itu karena ada selisih perhitungan data yang dia laporkan. 

"Kay.. "

"Iya Angga ?"

"Bisa kamu bacakan data-data yang ada di laporan keuangan ini ?" 

"Oh ..." Jawabku sambil mengambil setumpuk kertas yang diberikan Angga  padaku.

"Kamu tau akuntansi kan ?"

"Oh iya paham." 

Aku melihat wajah Siska sekilas sebelum membaca dan memahami isi dari laporan yang Siska berikan. Kulihat Siska menggigit bibir bawahnya seolah mengatakan bahwa ada sesuatu yang dia salah dari laporan ini. Aku mulai membaca pelan laporan keuangan dan laporan belanja, pada awalnya memang semua terlihat baik-baik saja, tapi setelah hampir mencapai bagian akhir aku menemukan bebrapa kejanggalan dari laporan yang diberikan oleh Siska ini, aku berhenti membaca dan melihat kembali ke arah Siska. Kali ini dia menundukkan pandangannya dariku. 

"Kay ?"

"Oh iya Angga ?" 

"Kenapa ?"

"Ah tidak hanya saja ......" Aku mengurungkan niatku untuk melanjutkan kecurigaanku. 

"Kay ... " Panggil Angga lagi kali ini sambil memberikan aku sebuah kalkulator. 

Aku memahami maksud Angga. Angga bukanlah orang yang bodoh, aku yakin dia pasti juga tau tentang apa yang aku fikirkan. Selanjutnya aku menghitung dan membaca hingga di kalimat terakhir bibirku terhenti karena aku kaget mendengar Angga menggebrak meja dengan kera hingga membuat jantungku berdegup dengan kencang. 

"Siska !" Panggil Angga dengan suara yang begitu keras. 

"Iiya pak ...." Jawab Siska dengan nada gugup.

"Jangan pernah muncul lagi dihadapan saya !" 

"Tapi pak ... " 

"Kay ?" 

"Iya Angga ?" 

"Transfer pesangon Siska ! Dan suruh perempuan ini keluar dari sini !" 

"Jangan mbak, saya bisa jelaskan ini, kasih saya kesempatan pak Angga saya ...." 

Aku merasa bingung dan terjebak dalam situasi yang menurutku sungguh sangat tidak memungkinkan ini. Aku bukan siapa-siapa disini, aku hanya membantu Angga, tapi kenapa malah jadi seperti ini.

Angga bahkan memanggil security untuk menyeret Siska keluar dari sini. Aku masih tetap berdiri di tempatku karena aku bingung aku harus melakukan apa. 

"Ini semua perintah bu Maheka pak!" Teriak Siska saat dia tepat di depan pintu. 

Mata Angga membulat sempurna. Aku memberikan kode pada security untuk berhenti menarik Maheka keluar dari ruangan Angga, aku tau pasti dia ingin tau lebih banyak tentang Maheka.

*****
Kami hanya diam disepanjang perjalanan menuju ke rumah. Aku bahkan tidak berani mengajak Angga berbicara. Wajah Angga merah padam seolah memendam kemarahan yang begitu mendalam. Kekasih yang begitu sangat di cintainya, yang sangat dia tunggu-tunggu kedatangannya ternyata tega mengambil uang toko dan bahkan jumlahnya tidak sedikit.

"Kamu makan dan istirahat dulu ya Angga ?" Kataku saat kami sampai rumah.

"Aku tidak lapar Kay. Bisakah aku hanya minum obat saja tanpa makan ?" Tanya Angga. 

MISTER POSSESIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang