PEREMPUAN TENGAH MALAM

126 12 3
                                    

Aku memilih untuk keluar dan duduk di balkon sambil menikmati dinginnya malam di kota Selo Boyolali, sementara Anton tertidur dengan pulasnya. Suara dengkuran Anton mengisi seluruh rumah berisi dua kamar ini. Aku menyalakan rokok sembari menyeruput kopi hitam yang baru  saja kubuat menggunakan dispenser ini. Suasana hening dan sepi, menambah syahdu malam di pegunungan. Suara jangkrik bersahut-sahutan di pepohonan belakang villa, kabut malam yang turun ditambah suara rintihan nikmat dari kamar sebelah yang membuatku sedikit tertawa dan menggelengkan kepala. 

"Dasar pengantin baru!" Gumamku  sambil mencoba mengalihkan fikiran kotorku dari bayangan liarku. 

Kuambil ponselku dan kubuka galery albumku. Masih tentang Kanaya, tidak ada yang berubah dari dulu, foto Kanaya selalu menghiasi ponselku, bahkan foto di ruangan kerjakupun hanya foto Kanaya. Terlalu berat untuk melupakan dirinya meski aku sudah beberapa kali mencoba untuk melupakannya. Berkencan dengan perempuan cantik atau bahkan dijodohkan oleh mama dengan putri pengusaha teman-temannya.

***

"Apa yang kamu cari dari Kanaya? " Tanya mama saat tau aku menalak Kayla.

"Aku mencintainya!" Jawabku.

"Persetan dengan cinta! Di jaman sekarang ini jangan perdulikan cinta, tapi fikirkanlah karir dan masa depanmu. Cinta itu bisa saja muncul sambil berjalannya waktu."

"Itukan dulu saat jamannya mama dan papa, sekarang sudah berbeda! Aku hanya ingin menikah dengan perempuan yang aku cintai."

"Apa bedanya Kayla dengan Kanaya ? Mereka saudara kandung, tanpa menikahi Kanaya kamu masih bisa kan melihatnya setiap hari ? Mencintai tidak harus memiliki Angga!"

"Hanya Kanaya yang mau aku miliki, bukan Kayla. Biarpun saudara kandung jika yang Angga cinta Kanaya ya harus Kanaya tidak bisa digantikan dengan Kayla !"

"Kamu bodoh Angga ! Kamu benar bodoh! Kamu ceraikan Kayla yang memiliki masa depan cerah dan memiliki segalanya demi perempuan yang tidak memiliki masa depan seperti Kanaya! "

"Masa depan Kanaya itu Angga ambil, Angga yang hancurkan, jadi Angga yang harus bertanggung jawab untuk segalanya, bahkan harunya mama tau jika Kanaya itu hamil anak Angga, cucu mama ! "

"Tidak akan pernah mama mau menerima cucu dari perempuan yang rela memberikan kesuciannya demi cinta kepada seorang pria yang belum sah sebagai suaminya. Belum tentu juga itu anak kamu !"

"Mama ! Kanaya bukan perempuan murahan! Kanaya hanya tidur sama Angga ! Jadi sudah jelas itu anak Angga! Stop ikut campur urusan Angga. Angga mau cerai dari Kayla, terima atau tidak Angga tidak perduli! "

****
Mataku tertuju pada satu cahaya dari ujung jalan yang semakin mendekat ke arah dimana aku berada. Mataku menyipit ketika cahaya motor berwarna putih itu mulai mengenai netraku, aku sempat memejamkan mata sebelum akhirnya membuka mata lagi saat motor itu melewati tempatku berdiri. Aku melihat jam di ponselku menunjukkan pukul satu lebih sebelas dini hari, seorang perempuan berambut panjang yang baru saja melewatiku dengan mengendarai motor matic miliknya itu, mungkinkah itu perempuan panggilan ?

Di tempat yang dingin seperti ini memang mendukung sekali untuk bercinta, entah kenapa otakku menjadi berjalan kemana-mana, ada sesuatu milikku yang sudah lama tidak terbangung kini tiba-tiba mengeras dan menggeliat dibawah sana berasa ingin menumpahkan segala cairan yang tidak pernah kukeluarkan selama ini. Apalagi suara desahan dan siluet bayangan percintaan mereka membuat fikiranku melayang kemana-mana.

****

"Pagi mas Angga .... "

Mataku masih susah terbuka dan terasa begitu berat karena aku masih sangat mengantuk. Aku tidak tau jam berapa semalam aku memutuskan untuk membuang segala fikiran kotorku dan memilih untuk tidur. Suara obrolan di luar yang begitu renyah membuatku terbangun dan terpaksa  membuka mata karena aku merasa tak enak hati kalau bermalam di tempat orang tapi belum bangun saat pemilik rumah datang.

"Pagi juga mas Rasyid. Maaf saya bangun. Semalam terlalu menikmati udara sehingga tidur menjelang pagi dan bangun kesiangan."

"Tidak pa-pa mas Angga. Rata-rata hawa dingin memang lebih nikmat untuk bermalas-malasan." Jawab Rasyid.

"Bos nih mie rebus buatan mas Rasyid dimakan dulu, keburu dingin." Tawar Anton.

"Oh iya monggo mas Angga cuma ada mie rebus dan gorengan saja, bisa dipakai buat sarapan dulu. Istri saya belum sempet masak tadi."

"Seadanya saja mas Rasyid. Sudah dikasih villa gratis masih saja dibuatkan sarapan, kami bisa beli nanti."

"Ah cuma kaya gini saja kok mas Angga."

Aku ikut duduk mendekat Rasyid dan Anton menyeruput kopi panas dan menggigit tempe mendoan hangat untuk sebelum memakan mie rebus buatan Rasyid.

"Mas Rasyid boleh tanya sesuatu ?" Tanyaku.

"Oh tentu boleh mas Angga, ada yang bisa saya bantu ?"

"Semalam pas aku lagi duduk di luar sekitar jam satu malam lebih aku melihat seorang perempuan lewat ke arah sana(sambil menujuk arah dimana aku melihat perempuan semalam) apakah itu seorang perempuan panggilan ?" Tanyaku.

"Tumben bos penasaran sama hal gak penting kaya gitu ?" Tanya Anton sambil mengunyah mie rebus miliknya.

Aku diam sejenak. Betul juga pertanyaan Anton, biasanya aku tidak pernah perduli dengan hal apapun selain Kanaya dan urusan showroom, tapi entah kenapa aku ingin tau siapa perempuan yang berani sendirian di tengah malam seperti itu. Apalagi suasananya sepi.

"Mungkin maksud mas Angga Ana ya?" Tanya Rasyid.

"Ana ?"

"Iya, satu-satunya perempuan yang pulang dini hari biasanya si Ana, ibunya Bening anak kecil yang kemarin sore kemari itu mas Angga." Jelas Rasyid.

Aku mengangguk mendengar cerita dari Rasyid.

"Ya sebenarnya belum tau pasti ya benar atau tidak jika dia itu perempuan panggilan, hanya pendapat orang-orang sini saja, tapi dari hampir enam tahun lalu sampai saat ini tidak ada satupun yang bisa membuktikan kalau Ana adalah seorang perempuan panggilan. Biasanya dia pulang pagi karena ada foto panggilan di malam hari, ya namanya menghidupi anak seorang diri mas jadi ya agak sedikit ngoyo kerjanya."

"Bos mau sama wanita panggilan ?" Tanya Anton.

"Lambemu!" (Mulutmu!)

Seketika Rasyid dan Anton tertawa lepas melihatku sedikit marah dengan guyonan Anton.

"Lha kalau mas Angga mau saya bisa carikan mas, ada tetangga saya yang cantik, putih, bersih masih muda juga masih seger cuma tarifnya berapa saya enggak tau mas, belum pernah nyoba, kalau mau bisa saya suruh kesini, buat mas Anton juga bisa." Tawar Rasyid.

"Wah boleh juga tuh buat saya, mumpung istri lagi mens, boleh kali mas Rasyid." Anton langsung mendekat dan menyetujui tawaran Rasyid.

"Kalau mas Angga ?" Tanya Rasyid.

"Dia gak butuh mas Rasyid. Barang miliknya udah ga bisa bangun lagi mas." Bisik Angga pada Rasyid.

"Hah ? Serius mas Angga?" Rasyid tampak kaget mendengar cerita bohong Anton soal kejantananku.

"Iya. Kejantanannya cuma bisa bangun saat ketemu pacarnya. Sayangnya mereka udah kepisah lama mas."

"Oh maaf mas Angga saya tidak tau. Saya doakan semoga segera ketemu ya mas." Kata Rasyid.

"Terimakasih mas Rasyid."

MISTER POSSESIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang