MENGHILANG

235 15 3
                                    

*Cerita ini full pov ANGGA*

Aku melempar ponselku hingga layarnya menjadi retak. Aku juga mengobrak abrik isi meja kerjaku sampai semua berkas berkas penting tersebar. Ipad dan komputer yang ada di depanku juga kuambil dan kulempar ke lantai. Aku benar-benar tidak bisa menghubungi Kanaya.

Aku mencoba untuk datang ke studio dan menunggunya tapi dia tak kunjung datang. Kucoba mendatangi rumah orang tuanya tapi tidak ada motor Kanaya disana. Aku bisa saja masuk ke rumah Kanaya tapi aku tidak ingin membuat rumit masalah Kanaya.

"Sabrang !"

Aku mencoba untuk ke kampus Kanaya berharap bisa menemukan Kanaya di kampusnya.

"Mas Angga ? Ada apa mas ?"

"Kamu lihat Kanaya ?"

"Naya ? Enggak mas. Aku beberapa hari gak ketemu Naya karena kelasku lagi padat. Coba mas Angga cari di fakultasnya aja. Ada di ujung sana. Ada apa emang mas Angga ?"

Aku tidak menjawab pertanyaam Sabrang, kupikir aku tidak membutuhkan pertanyaan dari dia. Aku langsung berlari ke arah fakultas Kanaya dan bertanya kepada sembarang orang yang aku temui, dan hasilnya nihil. Aku tidak menemukan Kanaya.

Aku memutuskan untuk pergi ke rumah sakit dimana Kayla berada. Tidak biasanya Kanaya pergi dan hilang kontak denganku.

"Kayla !"

"Angga? Ngapain kamu ? Kok tumben ?" Tanya Kayla.

"Aku mau tanya dimana Kanaya ?"

"Hah ? Apa ? Kamu kesini cuma mau nanyain soal Naya ?"

"Kamu pikir untuk apa ?"

"Angga plis deh, apa sih yang kamu lihat dari Kanaya ?"

"Kayla aku sedang tidak ingin berdebat denganmu, aku hanya mau tau dimana Kanaya!"

"Ya aku gatau, aku ga ngurus. Dia sudah bukan lagi adikku !"

"Tadi pagi dia pulang kan ke rumah ? Habis itu dia kemana?"

"Aku udah bilang kan ? Aku ga ngurusin penghianat seperti Kanaya ! Aku ga perduli sama dia. Ayah sama bunda juga ga butuh benalu kaya dia."

"Bener-bener manusia jahat ! Beruntung sekali dulu aku tidak memilihmu perempuan berhati iblis !"

Aku meninggalkan Kayla begitu saja dan memasuki mobil. Aku tidak perduli dengan wajah murka Kayla ketika mendengar aku menyebutnya sebagai perempuan iblis.

Kayla, wanita cerdas, cantik, pintar, dewasa yang menjadi incaran banyak pria. Siapa yang tidak akan tertarik padanya? Tutur bahasa dan cara bicara dia akan membuat siapapun jatuh hati padanya saat pertama kali melihatnya. Aku pernah tersentuh saat beberapa kali berdekatan dengannya karena kelembutannya itu, jika tujuanku bukan karena untuk mencari siapa sebenarnya yang dulu merawatku mungkin aku sudah menyukainya.

Memang Kayla lebih menang segalanya dibanding dengan Kanaya. Kanaya hanyalah seorang perempuan introvert dan cara berbicara dan tutur kata dia jauh dari cara orang yang berpendidikan.

Kayla selalu nyambung ketika dia diajak berbicara hal apapun. Dia juga suka menunjukkan bahwa dia bisa melakukan sesuatu apapun itu sesulit apapun itu, beda dengan Kanaya yang jika tidak diminta atau disuruh dia tidak akan melakukan.

"Kanaya itu adik kandung kamu ?" Tanyaku dulu saat aku sudah mulai dekat dengan Kayla.

Dulu ku pikir dia adalah Kayla yang sama dengan yang aku cari. Ternyata suara mereka sama. Aku pikir aku salah, nyatanya begitu aku mengenal Kanaya aku semakin yakin kalau Kanaya lah yang aku cari.

"Iya, adik kandungku. Sayangnya dia beda dari aku dan Kevin." Jawab Kayla.

"Maksudnya ?"

"Kayla itu ga diharapkan ayah sama bunda."

"Kok bisa ?"

"Kanaya lahir disaat aku masih berusia 14 bulan, saat itu kondisi ayah bunda belum seperti sekarang. Istilah jawanya ya sundulan begitu. Padahal waktu itu bunda udah pasang KB tapi tetep aja hamil. Ayah dan bunda tau setelah kandungan bunda hampir empat bulan. Haid yang tidak teratur membuat bunda tidak tau kalau sedang hamil. Keluarga besar ayah juga melarang menggugurkan janin yang sudah ada nyawanya itu. Tapi keluarga mengatakan mau diurus pakai apa kalau punya anak dua masih bayi semua." Cerita Kayla.

"Trus setelah berunding Kanaya tetep dibiarkan hidup sampai dia lahir ternyata dia itu mirip kakek dari keluarga ayah, yaitu berkulit gelap, bedalah sama kaya aku dan ayah bunda yaudah deh setelah lahir mereka kaya fokus ke aku karena aku yang lebih cantik." Lanjutnya.

"Hanya perkara warna kulit ? "

"Ya gak juga, banyak juga sih yang bikin Kanaya beda, kaya yang numbuh gigi telat, ngomong telat, diajak ngobrol juga ga nyambung, padahal diusia segitu aku tu udah lancar ngomong sama jalan, jadi yaudah sejak dari itu emang ayah sama bunda lebih fokus ke aku daripada Kanaya."

"Kamu juga membedakan dia?"

"Aku ? Ya enggaklah, aku selalu menyayangi dia. Aku melindungi dia ketika dia sering di bully sama temen-temen sekolahnya. Aku juga yang sering ngajakin dia keluar buat jajan dan nongkrong, aku ajak dia ke salon biar cantik, mana ada aku ngebedain dia dari Kevin."

"Saudara memang seharunya begitu."

"Ya untungnya sih dia ga secantik dan sepintar aku, jadi akunya juga ga ngerasa tersaingi, beda mungkin kalau dia lebih dari aku mungkin aku musuhan terus sama dia. Hahaahja " Cerita Kayla.

"Pernah suka sama cowok yang sama ?"

"Gaklah, mana pernah dia pacaran ? Aku lah yang sering. Dia ga deket sama cowok-cowok, banyakan deketin dia juga karena mau pdkt sama aku. Tau tuh kenapa dia ga punya pacar, mungkin karena ga ada yang suka kali. Jaman sekarang kan cowok pada nyari yang smart."

Tau kan kenapa aku tidak suka kepada Kayla ? Cantik parasnya tapi tidak cantik hatinya, menurutku seperti apapun Kanaya dia tetap adiknya, aku tau betul watak Kayla seperti apa, maka saat aku mendengar Kanaya seperti menerima sebuah pukulan aku merasa sangat kawatir padanya, ditambah lagi aku mendengar bahwa dia dimaki habis-habisan oleh keluarganya, pasti Kanaya akan merasa sendiri dan terasing. Aku possesive sangat possesive pada pasanganku siapapun itu, tapi pada Kanaya aku lebih possesive karena aku tau dia tidak mendapatkan itu dari keluarganya, bahkan dia tidak tau bahwa kakak kandungnya sendiri yang dia anggap baik itu tidak lebih dari sebuah topeng. Kayla baik di depan Kanaya tapi di belakangnya dia tidak jauh beda dari kedua orang tuanya.

"Kamu dimana sayang ? Apa yang terjadi denganmu ?"

Aku berbicara pada foto Kanaya yang terpajang di kamarnya. Gadis lugu berkulit hitam yang mampu merebut hatiku kini tak bisa kuhubungi.

Aku menunggunya di studio berharap dia akan kembali pulang. Aku tau dia tidak punya apa-apa dan siapa-siapa lagi selain aku dan keluarganya. Studio adalah tempat persembunyiannya dan tempat dia menenangkan diri dari segala rasa sedihnya dari keluarganya.

"Halo .... Kantor polisi? Saya ingin melaporkan tentang orang hilang."

MISTER POSSESIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang