KEKECEWAAN

196 14 3
                                    

Aku dan Sabrang langsung menoleh ke arah sumber suara yang berada tepat dari arah pintu masuk. Angga sudah berdiri disana dengan wajah memerah dan tangan mengepal seolah Harimau yang siap untuk menerkamku, mungkin lebih tepatnya Sabrang. 

"Jadi ini yang kamu maksud kamu ingin sendiri ?" Tanya Angga dengan nada tinggi. 

"Ini gak seperti yang kamu bayangkan, Sabrang hanya .... " 

"Hanya berduaan denganmu dan melihat kamu merebahkan diri di sofa untuk dilihat dia ?" Tunjuk Angga pada wajah Sabrang. 

"Mas tunggu dulu, ini tadi .... " 

BUG ! Angga memukul wajah Sabrang hingga terjatuh mengenai meja yang ada makanannya. 

"Angga sudah cukup !" 

"Kamu meminta ijinku untuk menenangkan diri, memintaku untuk tidak datang menemuimu, membalas chatku saja seperlunya,tidak pernah mengangkat teleponku, tapi kamu malah berduaan dengan dia ? Dan dia juga nembak kamu ? Apa perlu aku kasih tau siapa aku di hadapan dia ? Biar sekalian Kayla tau ?" Angga membentakku. 

"Aku bisa jelasin, dengerin aku dulu." 

"Apa yang mau kamu jelaskan? Aku denger semua pembicaraan kalian, kenapa ? Saking asiknya berduaan sampai kamu lupa tidak menyadari ada orang datang ?" 

"Mas kamu kenapa mukul aku ? Kamu ini siapa ? Kamu cuma pacarnya mbak Kayla, kamu tidak berhak memarahi Kanaya seperti itu, dan apa urusanmu melarangku kesini bertemu dengan Kanaya ?" 

"Aku ..... " 

"Dia calon kakak iparku Sabrang!" Aku memutus kata-kata Angga. 

"Dia memang protektif padaku sama seperti Kayla, jadi dia bersikap sekasar itu ke kamu karena melihat aku berdua dengan kamu." Lanjutku. 

"Tapi Nay, menurutku dia gak seharusnya bersikap seperti itu ke kamu." 

"Sabrang aku minta maaf ya, lebih baik kamu sekarang pulang dulu, aku tidak mau mas Angga nanti tambah marah ke kamu." 

"Tapi Kanaya kamu masih sakit, aku takut kalau sama dia justru kamu akan .... " 

"Kanaya kamu sakit apa ?" Tanya Angga mendekat sambil menggenggam lenganku dengan keras. 

"Sabrang aku gapapa, kamu pulang dulu ya, kalau ada apa-apa biar aku diantar pulang sama mas Angga buat minta obat sama Kayla." Kataku. 

Sabrang melihatku dan Angga secara bergantian. Setelah itu dia mengambil tas nya yang tergeletak di lantai lalu pergi meninggalkan kami. 

"Kamu sakit ?" Tanya Angga  lagi, kali ini lebih lembut. 

"Aku gapapa, hanya lemes karena laper aja, aku beberapa hari ini kurang makan." Jawabku. 

"Kenapa kamu ga makan ?"

"Sedang kurang nafsu makan." 

"Kenapa kamu tidak menelfonku ? Ini gara-gara mamaku ? Kamu masih memikirkannya ?"

"Apa yang dikatakan mamamu ada benarnya juga. Kalau aku jadi beliau juga pasti aku menginginkan punya menantu perempuan baik. Yang bermartabat dan mampu menjaga harga dirinya. "

"Udah cukup ! Jangan bicara apapun lagi ! Ayo kita ke dokter!"

"Enggak, aku ga mau Angga. Aku gapapa."

"Kamu sekarang bilang gapapa tapi besok kalau aku ga ada kamu rebahan di depan laki-laki lain?"

"Angga plis, aku udah bilang kan kalau aku sakit, aku ga kuat duduk jadi aku rebahan ga ada maksud lebih. Kamu kalau ngajak ribut mending kamu pulang deh Angga."

Angga mulai melunak. Dia duduk di sebelahku sambil menggenggam tanganku. Kepalaku terasa pusing dan perutku rasanya sakit. Sepertinya memang aku harus makan.

"Kamu kenapa ?"

"Aku mau makan."

"Mau beli atau aku masakin ? Ada apa di kulkas? "

"Aku ga lihat, aku udah ga belanja beberapa hari ini karna kamu ga kesini."

Angga beranjak ke dapur. Aku masih duduk di sofa sambil merebahkan diri. Bunyi pisau dan talenan sedang beradu di dapur. Harum aroma bawang merah dan bawang putih juga sudah menusuk hidung, sementara aku masih merebahkan diri di sofa sambil memegang kepalaku yang sangat terasa pusing.

"Sayang .... " Angga datang dengan membawa nampak berisi susu coklat, nasi putih, sarden dan tempe goreng.

"Ada bahan?" Tanyaku sambil merubah posisiku menjadi duduk.

"Ada sarden sama tempe, gapap ya ? Atau perlu aku belikan ?"

"Gak usah, ini aja cukup."

Angga mengambilkan aku nasi dan lauk untukku makan. Dia juga makan sambil duduk di sebelahku. Entah kenapa melihat makanan itu rasa lapar diperutku semakin banyak, aku bahkan tak segan untuk menambah makan dua kali lipat dari yang pertama tadi.

"Huek.. " Tiba-tiba saja aku mual setelah habis hampir dua piring lebih.

"Pelan-pelan. Ini minum dulu." Angga memberikanku minum.

"Huek .... " Aku kembali merasa mual.

Aku meletakkan piring di meja dan aku berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan makananku. Tidak banyak tapi sebagian makanan yang aku makan jadi keluar.

"Kamu kebanyakan makan sayang, kamu ga makan beberapa hari, trus sekarang makan langsung banyak udah gitu pedes, jadi ya begitu kan kamu malah muntah." Kata Angga sambil memapahku keluar menuju ke kamar kami.

Angga merebahkan diriku di ranjang sementara dia mengambil minyak kayu putih untuk dia oleh ke kening dan perutku.

"Jadi ini benar ?" Tanya seseorang dari depan pintu kamar.

Aku dan Angga langsung menoleh ke sumber suara. Aku langsung terduduk, rasa sakit di kepala dan perutku tiba-tiba menghilang begitu melihat Kayla sudah berdiri di depan pintu kamar sambil membawa beberapa lembar foto yang aku tidak tau itu foto apa. Dibelakangnya aku melihat ada Abdi yang tersenyum penuh kemenangan melihat Kayla berlinang air mata melihat kami.

"Kayla ... " Aku berjalan mendekat ke arah Kayla.

Kayla melempar foto-foto itu tepat mengenai wajahku. Angga ingin menolongku dan mau mendorong Kayla tapi aku mencegahnya dengan memegang tangannya. Aku mengambil beberapa foto dan melihatnya satu per satu. Ternyata foto itu adalah foto-fotoku dengan Angga saat kami berwisata di Kopeng, lengkap dari saat kami berada di hotel sampai saat kami naik jeep dan mampir ke rawa pening.

"Kayla aku ..... "

"Jahat kamu Nay !" Ucap Kayla sambil menamparku.

"Kayla !" Angga menarikku kebelakangnya dan dia berhadapan tepat dengan Kayla.

"Minggir kamu Angga !" Kayla mendorong Angga untuk menyingkir.

"Kamu yang minggir ! Apa maksud kamu menampar Kanaya ?"

"Aku berhak menampar penghianat seperti dia !!" Kata Kayla dengan kerasnya.

"Kanaya tidak pernah menghiantai kamu !"

"Lalu apa ini ?" Tanya Kayla sambil menunjuk foto.

"Trus apa yang kalian lakukan berdua ?" Lanjutnya.

"Dia udah ngrebut kamu dari aku. Kamu mutusin aku ninggalin aku karena dia ! Dia tau kalau aku sayang sama kamu. Dia tau kalau kamu pacar aku, tapi apa yang dia lakukan ? Bener-benar saudara yang tidak tau diuntung !"

"Sejak kapan aku memiliki hubungan denganmu Kayla? "

"Angga! Apa maksud kamu ?"

"Apa pernah aku menyatakan perasaanku ke kamu ? Apa pernah aku memintamu untuk menjadi kekasihku ? Bukankah kamu yang selama ini tidak sadar diri ? Dari awal bukanlah kamu yang merawatku saat aku sakit, tapi Kanaya, lalu apa salahnya jika aku memilih bersama dia ? Dari awal aku mendekatimu karena ingin tau soal Kanaya  dan setelah aku tau sudah cukup aku mengakhirinya denganmu kan ?"

Kayla terdiam tanpa kata mendengar pertanyaan dari Angga. Dia melihatku penuh dengan kebencian, setelah itu dia pergi meninggalkan kami diikuti oleh Abdi.

MISTER POSSESIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang