BERTEMU KAYLA

163 18 3
                                    

Menikmati suasana malam di kota Solo ternyata begitu menyenangkan. Kupikir aku akan merasa tidak nyaman ternyata aku benar-benar merindukan kota Solo. Kota kelahiranku, kota masa kecilku. Aku memilih memejamkan mataku sambil duduk di belakang angkringan sambil menikmati angin kota Solo sementara Maheka dan Sabrang mengajak Bening bermain wahana  di alun-alun kidul. 

"Bagaimana kabarmu ?" 

Aku membuka mataku pelan ketika mendengar suara yang sangat tidak asing untukku. Suara yang sudah lama tidak kudengar. Suara yang dulu begitu sangat aku sayangi hingga aku memilih untuk pergi dan menjauh. 

"Kayla ?" Tanyaku kaget begitu melihat Kayla duduk di dekatku. 

Aku melihat Kayla dari atas sampai bawah. Penampilannya benar-benar berubah drastis, lebih menarik dan semakin bersinar wajahnya. Namun dia terlihat semakin kurus dibanding saat terakir kali aku bertemu dengannya di kursi pelaminan dulu. 

"Kamu kemana aja selama ini ?" Tanya Kayla tanpa melihat kearahku. 

Aku menarik nafas panjang dan membuangnya kasar. Aku  sama sekali tidak menyangka jika apa yang aku takutkan ternyata benar-benar terjadi, bertemu dengan orang-orang yang membuatku terluka dan kecewa. 

"Bertahun-tahun menghilang tanpa kabar, tanpa memberitahu keluarga, bahkan kita sempat mikir kamu mati karena tau kabar pernikahanku dengan Angga." Lanjutnya. 

Kayla lebih tegas dalam berbicara. Mungkin karena usia kami juga semakin bertambah jadi gaya dan cara bicara Kaylapun juga berubah dari enam tahun lalu. 

"Aku harus pergi !" Kataku sambil beranjak. 

"Duduklah !" Kata Kayla sambil menarik tanganku. 

Aku menghentikan pergerakanku. Mata kami bertemu, ada raut kebencian dari mata Kayla ketika melihatku. Aku tidak tau kenapa dia membenciku, bukankah seharunya aku yang membencinya ? Aku kembali duduk di sebelah Kayla, masih sunyi suasana diantara kami, tidak ada sepatah katapun keluar dari mulut kami. Aku menahan air mata yang  ada di pelupuk mata ketika mengalami suasana secanggung ini diantara kami. Kami bagai orang asing yang tak saling kenal, padahal dulu kemana-mana kami selalu bersama. Persaudaraan kami hancur karena seorang laki-laki. 

"Kamu tidak ingin menanyakan kabar ayah dan bunda ?" Tanya Kayla membuka pembicaraan diantara kami. 

"Bagaimana kabar ayah dan bunda Kay ?" Tanyaku. 

"Pulanglah, mereka pasti senang jika kamu pulang." 

"Iya nanti aku pulang jika sudah waktunya." 

"Kamu sudah bertemu dengan Angga ?" Tanya Kayla lagi, kali ini dia melihat ke arahku. 

"Tidak !" Jawabku singkat. 

"Kamu masih menyimpan rasa itu untuk Angga ?" 

"Tidak sama sekali !" 

"Bagaimana jika dia masih mencintaimu ?" 

"Aku tidak ingin membahas soal Angga. Berbahagialah kalian berdua !" 

Kayla menunduk sambil tersenyum getir mendengar ucapanku. Aku jadi merasa bersalah, mungkinkah aku salah dalam berucap ? Aku mencoba menghapus segala perasaan bersalahku, toh selama ini juga mereka tidak memperdulikan aku. 

"Bundaaaa ......................" Bening datang menghampiriku dan memelukku. 

"Dia siapa ?" Tanya Kayla saat melihat Bening berada dalam pelukanku. 

Aku spontan langsung beranjak berdiri dan menggendong Bening dan berdiri sedikir menjauh dari Kayla. Aku tidak ingin dia melihat Bening dan tau siapa anakku. 

"Aku pergi dulu Kay, salam buat ayah dan bunda." Aku beranjak pergi tanpa menunggu jawaban dari Kayla. 

"Nay !" Kayla mengejarku. 

"Mau apa ?" Maheka menghadang Kayla. 

"Minggir gak ?" Bentak Kayla. 

"Jangan mencari Kanaya lagi ! Dia sudah hidup bahagia tanpa keluarga toxic seperti kalian !" Kata Maheka dengan tegas sebelum mengikutiku menuju mobil. 

*****

Aku melihat Bening tertidur dengan pulas. Dia begitu cantik di mataku, sekali lagi aku teringat akan masa kelamku dulu. Kenapa Kayla harus melihat Bening ? Apakah mungkin setelah ini Kayla akan tau jika aku memiliki anak dari Angga ? Apa yang harus aku katakan padanya nanti tentang Bening ? Bagaimana jika suatu ketika kami dipertemukan kembali ? Bagaimana dengan Angga jika dia tau adik iparnya memiliki anak darinya ? Lalu bagaimana dengan Kayla ? Apakah dia akan menerima kehadiran Bening ? 

"Nay ?" Maheka memasuki kamar dan menghampiriku. 

"Hai Ka ..." 

"Ada yang mau aku bicarakan, bisa keluar ? Aku takut Bening keganggu tidurnya." Kata Maheka. 

"Oke, duluan aja, aku nyusul." 

Maheka keluar kamar. Aku kembali melihat Bening yang masih tertidur pulas. Aku menarik nafas panjang sebelum akhirnya keluar menyusul Maheka yang duduk sambil makan bakwan goreng di depan tv. 

"Ka.." Sapaku sambil duduk di sebelahnya sambil mencomot bakwan goreng oleh-oleh dari Alun-alun kidul tadi. 

"Aku minta maaf ya Nay." Kata Maheka sambil mengenggam tanganku.

"Untuk ?" 

"Ya karena aku sama Sabrang ngajak kamu keluar jalan-jalan malah jadi ketemu sama Kayla dan ... " 

"Ka, gak perlu minta maaf ya Ka. Aku gapapa kok beneran." 

"Tai kan kalau seandainya kamu di rumah pasti Kayla gak akan ketemu kamu. Dan kamu masih tetep bisa anteng dalam persembunyianmu." 

"Ka dengerin aku, mungkin ini sudah takdirnya. Aku juga gak mungkin bisa bersembunyi terus dari mereka, entah sekarang atau kapan aku yakin hari itu pasti terjadi, hari dimana aku akan bertemu dengan mereka. Hanya mungkin pertemuan hari ini terlalu cepat dengan Kayla, aku sama sekali belum mempersiapkan segalanya. Aku sama sekali tidak takut jika bertemu dengan Kayla atau orang-orang di masa laluku, aku hanya takut mereka tau soal Bening." Kataku tanpa sengaja membuat air mataku menetes. 

"Nay .... " Maheka meraihku. Dia memelukku sambil menenangkanku. 

"Kamu gak perlu kuatir Nay, tidak akan ada satupun yang berani mendekati Bening, aku dan Sabrang akan menjadi garda terdepan buat kamu dan Bening. Kamu gak perlu takut ya Nay, bahkan jika perlu aku akan bilang pada semua orang jika aku adalah orang tua dari Bening sehingga  mereka tidak akan curiga sedikitpun kalau Bening anak kamu dan Angga." 

"Makasih ya Ka, mungkin besok selesai aku moto Tomi aku langsung balik ke Boyolali dulu ya Ka, aku masih merasa belum nyaman terlalu lama disini." 

"Yaudah kamu kabarin aja selesai besok jam berapa biar aku kabarin Sabrang dan kita lanjut anter kamu balik Boyolali." 

Sekarang aku hanya punya Bening. Hanya dia separuh hidupku dan separuh nyawaku. Aku tidak ingin siapapun mengetahui keberadaan Bening terutama Angga. Aku takut jika kehadiran Bening akan merusak kebahagiaan Kayla dan Angga ? Lalu bagaimana dengan kebahagiaanku ? Aku sudah lupa dengan semua itu. Bagiku kebahagiaanku hanyalah menjalani hidup seperti ini asal dengan putri semata wayangku maka aku sudah cukup merasakan kebahagiaan. Bagaimana kabar ayah dan bunda ? Itu juga menghantui fikiranku, mungkinkah Kayla menceritakan pertemuan kami pada Angga dan juga ayah bunda ? Apakah setelah ini ayah dan bunda juga akan mencariku ? Apakah mereka merindukanku ? 

MISTER POSSESIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang