PANTAUAN

160 13 1
                                    

"Nay..." Panggil bunda.

"Iya bunda ?"

"Kayla putus dari Angga, apa kamu sudah tau ?" Tanya bunda.

Aku menjawabnya dengan anggukan. Dan sesekali membenarkan headset yang menancap di telingaku. Aku yakin jika Angga pasti mendengarkan pembicaraan kami. 

"Bunda kawatir sama Kayla Nay, dia pasti sangat terluka. Bunda sedih jadinya melihat dia selalu mengurung diri di kamarnya." 

"Biar Naya nanti coba ngomong sama Kayla ya bunda. Dia diatas kan ? Naya ke kamar Kayla dulu boleh bun ?" 

"Nay ..... " Panggil bunda lagi. 

Bunda tersenyum melihatku. Aku tau jika seperti ini bunda pasti sedang menunggu aku memberikan uang padanya. Aku membuka tasku dan kuambilkan uang tiga lembar seratus ribuan pada bunda. 

"Terimakasih ya Nay, kamu memang anak yang berbakti sama bunda." 

"Iya bunda sama-sama." Kataku sambil beranjak untuk naik ke lantai dua menuju kamar Kayla. 

Ini pasti masalah Angga. Benar kan dugaanku jika Kayla memang sedang ada masalah. Aku tau dia pasti masih merasa sakit hati karena hubungannya yang berakhir dengan Angga. 

"Halo Angga ..." Panggilku pada Angga yang berada di ujung telepon.

"Iya sayang." Jawab Angga. 

"Aku mau berbicara dengan Kayla, dia pasti akan membicarakanmu. Boleh aku matikan telefonnya ?" Tanyaku. 

"Kamu lupa dengan perjanjian kita jika kita sedang tidak bersama ?" Tanya Angga lagi. 

"Tapi kan aku lagi di rumah. Aku mau berbicara sama Kayla, tidak mungkin juga kan aku membicarakan kamu sementara kamu mendengarkannya ?" 

"Satu jam cukup ?" 

Aku melihat jam tanganku yang menunjukkan pukul 8 pagi, satu jam dari sekarang berarti jam 9. Aku ada kelas jam 10. Bisalah aku mematikan ponsel selama satu jam.

"Cukup Angga." 

"Baiklah satu jam lagi aku akan menelfonmu." 

"Iya." 

Telepon mati. Aku melepas headset yang terpasang di telingaku dan memasukkannya  ke dalam tas. Sebelum mengetuk pintu kamar Kayla aku menenangkan hati dan fikiranku. Kubuang nafas berkali-kali agar sedikit lebih tenang.

"Kay ... Ini aku Naya." Panggilku sambil mengetuk pintu. 

Klek .. Tak berselang lama Kayla membuka pintu kamarnya. Wajahnya tidak seceria biasanya. Lingkar mata mulai tambah dibawah matanya menandakan bahwa dia lelah dan kurang istirahat, bisa juga banyak fikiran. 

"Naya .... Tumben pulang ? Sepikah ?" 

"Lagi pengen jenguk bunda aja Kay. Kamu gak coas ?" 

"Nanti siang jam satu Nay. Ayo sih masuk, udah sarapan belom kamu ?" 

"Udah tadi. Kay .... Kamu masih mikirin Angga ?" Tanyaku. 

Kayla tidak langsung menjawabnya. Dia mengambil boneka beruang besar yang pernah Angga belikan untuknya dulu dan memeluknya. 

"Tidak semudah itu Nay buat ngelupain Angga. Aku masih sesayang itu sama Angga. Aku masih belum terima dia mutusin hubungan kita dan mengkahiri semuanya." Kata Kayla sambil menitikkan air mata. 

"Sabar Kay, kamu cantik, pintar, baik kamu pasti bisa dapat yang lebih dari Angga Kay." 

"Nay, aku bisa dapat yang lebih dari Angga, tapi aku maunya  Angga Nay, aku bener-bener suka sama Angga. Aku belum pernah nemuin cowok cuek tapi romantis kaya Angga Nay." 

MISTER POSSESIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang