RESTU MAMA

218 17 2
                                    

*CERITA INI FULL POV ANGGA*


Detik demi detik, hari demi hari sudah berlalu, namun aku tidak melihat ada tanda-tanda dimana Kanaya. Aku setiap hari bahkan menghabiskan seluruh waktu di studio milik Kanaya karena aku masih terus berharap dia akan kembali. Aku tidak lagi mengurus diriku sendiri, kubiarkan tubuhku kotor penuh dengan bulu yang dulu selalu kuwaxing. Kumis dan jambang kubiarkan tumbuh menghiasi wajahku, tidak lagi kuperdulikan penampilanku. 

Aku sering merasa sakit dan mual setiap hari. Tak jarang kepalaku pusing dan merasa lemas jika banyak melakukan kegiatan yang menurutku kegiatan yang ringan, untuk itulah aku jadi jarang berolahraga karena aku merasa tenagaku langsung terkuras jika aku melakukan aktifitas yang berat sedikit saja. Aku bahkan sekarang suka memilih makanan, aku lebih suka makan pedas ketimbang manis atau sumer, padahal dulu aku selalu menghindarinya, mungkin ini karena rasa rinduku pada Kanaya, jadi segala hal yang berhubungan dengannya selalu aku ikutin. 

"Permisi !" 

Aku masih membuka studio milik Kanaya, sesekali aku menggantikan posisi Kanaya sebagai fotografer dan memoto para pelanggan yang ingin berfoto. Dan kali ini ada tamu yang datang, mungkin juga ingin berfoto. 

"Lho mas Angga kok disini ?" Tanya orang yang datang yang ternyata adalah Sabrang. 

"Untuk apa kamu kesini ?" Tanyaku pada Sabrang. 

"Aku mau mencari Kanaya. Aku tidak melihat dia di kampus beberapa hari ini, aku juga tidak bisa menghubunginya, makanya aku kesini untuk melihat kondisi Kanaya." 

"Tidak usah terlalu peduli sama Kanaya! Kanaya biarlah menjadi urusanku." 

"Apa maksud mas Angga ?" 

"Kanaya itu pacarku ! Dia kekasihku ! Calon istriku ! Kamu berhenti mengkhawattirkan  Kanaya ! Kanaya tidak butuh kamu !" 

"Kamu bukannya  pacar mbak Kayla ?" 

"Tidak ada waktu untuk membahas hal ini sama kamu! Yang jelas jangan pernah mengkhawatirkan Kanaya ! Jangan pernah menginjakkan kakimu disini ! Paham !" 

Sabrang meninggalkan studio dengan wajah penuh emosi. Ini bukan patah hatiku yang pertama, tapi rasanya begitu berat sekali ketika tau bahwa Kanaya meninggalkanku seperti ini. Entah kenapa dari semua wanita yang menjadi kekasihku hanya Kanaya yang membuatku begitu menaruh  hati padanya. Kusibukkan diriku dengan melukis, Kanaya adalah obyek utamaku dalam melukis. Hanya melihat dia dalam goresan tinta sudah mampu mengobati rasa rinduku padanya. 

"Sampai kapan kamu mau membuang waktu berhargamu untuk melakukan hal bodoh seperti ini ?" Tanya  mama mendatangiku di studio. 

"Mau ngapain mama kesini ?" 

"Kamu sadar Angga, banyak pekerjaan menantimu di showroom, lupakan Kanaya, kamu masih bisa mendapatkan gadis yang lebih baik dan bermartabat dari dia !"

"Jika mama kesini hanya untuk menjelek-jelekkan Kanaya lebih baik mama pulang ! Jangan pernah menginjakkan kaki mama di studio ini." 

"Sejak kapan kamu berani durhaka sama mama ? Apakah ini yang diajarkan Kanaya padamu ?" 

"Mama cukup ! Mama belum tau Kanaya, mama belum kenal Kanaya, mama gak pantes bicara buruk soal Naya !" 

Tiba-tiba kepalaku merasa pusing begitu mendekat kepada mama, aku merasa bau  parfum yang dipakai mama sangat menusuk hidungku. Bahkan aku merasa lemas dan menjatuhkan tubuhku di sofa. 

"Angga kamu kenapa ?" 

"Kepala Angga pusing ma." 

"Ayo mama antarkan kamu ke rumah  sakit." 

MISTER POSSESIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang