MALAM HANGAT

302 9 0
                                    

Aku sedikit terkejut mendengar cerita Angga soal Kayla. Bukan karena cemburu, tapi karena aku merasa aku sekarang tidak pantas disini untuk melanjutkan hubungan yang lebih dengan Angga. Dia pernah membawa kami ketempat yang sama diwaktu yang hampir bersamaan. 

"Kamu mau kemana ?" Tanya Angga saat aku beranjak untuk meninggalkannya. 

"Seharusnya aku tidak disini bersama kamu. Lebih baik kita sudahi hubungan kita, kamu fokuslah pada Kayla. Jangan menggangguku lagi." 

"Kanaya .... Dengarkan aku." Angga menyentuh kedua pipiku. 

"Aku tidak melakukan hal apapun dengan Kayla. Aku melakukan itu karena aku ingin membuktikan bahwa Kayla yang ada di depanku dulu bukanlah Kayla yang aku cari. Tanyakan pada Kayla apa saja yang pernah kita lakukan saat jalan bersama, aku tidak pernah melakukan hal yang aneh pada Kayla." 

"Tapi dengan apa yang kamu lakukan tentu hal itu yang membuat  Kayla berharap lebih padamu." 

"Aku tidak perduli tentang hal itu. Jika aku mau aku bisa saja bermain dengan Kayla, bukan hal yang susah jika aku mau bermain dengan Kayla, tapi yang aku cari bukan itu." 

"Sekarang darimana kamu yakin kalau yang kamu cari adalah aku ? Bagaimana kalau bukan ? Bagaimana kalau ternyata .... " 

Angga semakin merengkuh tubuhku hingga tubuh kami berdua menempel tidak ada celah sedikitpun. Tangan Angga meraih pinggangku agar aku tidak lepas dari dekapannya. Wajahnya dia tempelkan pada keningku, tangan kanannya meraih tanganku dan menggenggamnya erat. 

"Karena luka ini." Kata Angga sambil mencium tanganku yang ada bekas luka jahit. 

"Dan ini." Kata Angga sambil menyibak kemejaku dan meraba pinggulku. 

"Emh ...... " Aku sedikit berdehem untuk mengatur nafas yang terengah-engah akibat Angga yang menciumi leherku. 

Aku wanita dewasa, aku tidak bisa menolak jika ada rangsangan yang aku terima. Angga meraih bibirku, dia menciumku. Aku berusaha mendorong dia pelan agar melepaskannya, tapi Angga justru malah memperat ciumannya padaku. Jemarinya memasuki pangkal pahaku yang memang hanya memakai pakaian dalam saja, Dia mengusap dan menyentuhnya membuatku tentu melenguh. 

"Ah ....." 

Angga mengangkat tubuhku dan menggendongku, tapi bibirnya tidak lepas dari bibirku. Kami terus beradu cium hingga nafasku tersenggal-senggal. Angga meletakkanku di ranjang tempatku tidur tadi. Dia memandangku dan tersenyum mesra kepadaku. 

"Aku mencintaimu Kanaya. Jangan pernah meragukan cintaku padamu. Jangan  pernah memintaku pergi dan menjauh darimu, karena perjuanganmu menemukan dan mendapatkanmu tidaklah mudah." Bisik Angga di telingaku. 

Angga mencium tengkukku hingga membuat tubuhku bergetar, aku menikmati setiap inci sentuhan dari Angga. Ciumannya dari tengkukku lalu dia mencium bibirku lagi yang sudah terasa kebas akibat gigitan-gigitan kecil dari Angga, jemari tangan Angga bergerak melepas kancing kemejaku satu persatu. Jemarinya meremas buah dadaku dan bermain di puting payudaraku. 

Angga melepas ciumannya dariku dan beralih menghisap putingku hingga membuat tubuhku bergelinjang karena geli. Ini sungguh pengalaman pertamaku, beginikah rasanya dicumbu? Aku selama ini hanya bisa membayangkan dengan cerita-ceritaku tapi kini aku melakukannya sendiri. Aku masih sadar jika yang aku lakukan ini salah. Tapi aku tidak bisa memungkiri bahwa aku penasaran dan menginginkan yang lebih dari ini. Tubuhku menuntut untuk meminta diperlakukan yang lebih dari ini. Masih bermain dengan buah dadaku, kini jemari Angga turun bermain ke liang pangkal pahaku, dia  mengusap kewanitaanku yang masih mengenakan celana dalam. Jemarinya pelan mulai melepas kain yang menutup lubang kenikmatan itu. Angga melepas kulumannya dari putingku dan mencium perutku. 

Angga menghentikan kegiatannya mencumbui tubuhku. Dia turun dari ranjang dengan mata terus memandang ke tubuhku yang sudah tak tertutup sehelai benangpun. Aku merasa malu melihat Angga menatapku seperti itu. Kututup kewanitaanku  dengan kedua kakiku, tak lupa kuraih selimut untuk menutup tubuhku. Sementara Angga  tersenyum sambil melepas kaos yang dia kenakan dan celana pendek yang dia pakai hingga menyisakan dalaman yang sudah sudah terlihat gundukan besar dan panjang dibalik celana dalamnya. 

Angga menaiki ranjang, dia  kembali tersenyum padaku. Menyentuh kedua lututku  dan mencoba untuk membukanya. Aku menggelengkan kepalaku karena aku merasa malu. Angga tidak memaksaku, dia kembali menindihku dan menciumku hingga dengan perlahan kakikupun terbuka lebar dengan sendirinya. Angga  melepas ciumannya dan langsung menuruni pangkal pahaku. Tubuhku bergetar hebat ketika aku merasakan hembusan nafas yang keluar dari hidung Angga mengenai kewanitaanku. Darahku mengalir begitu cepat ketika aku merasa sesuatu yang hangat menyetuh klitorisku, Angga bermain di tempat itu hingga membuatku terus melenguh dan mendesah nikmat. 

"Ah .... " Ini desahan kesekian lagi karena tubuhku terus meronta meminta lebih pada Angga. 

Angga memasukkan jemarinya pada lubang kewanitaanku sambil memainkan lidahnya pada klitorisku membuat tubuhku bergetar dengan hebat. Aku tidak tau rasa nikmat seperti apa ini yang jelas aku merasakan sebuah kenikmatan yang luar biasa yang tak bisa kuutarakan dengan kata-kata. Tubuhku serasa makin memanas ketika Angga semakin dengan kencang mengobrak abrik lubang kewanitaanku. Tanganku terus meremas selimut karena aku tak kuasa menahan rasa nikmat di bawah sana. Hingga aku merasa tubuhku semakin panas dan aku merasakan sesuatu dari bawah sana. 

"Ahhhh ... Angga ....!!!" Aku berteriak ketika aku meraih sebuah pelepasan nikmatku. 

Angga melepas celana dalam yang masih dia kenakan. Aku masih terengah-engah ketika melihat Angga memainkan kejantanannya dan hendak memasukkannya ke lubang vaginaku. 

"Aku takut." Kataku saat Angga mencoba memasukkan kejantanannya padaku.

"Aku tidak akan menyakitimu Kanaya." Kata Angga sambil menindih tubuhku  dan menciumku. 

Angga menghujaniku dengan ciuman yang membara darinya, dia juga memberikan kissmark pada leher dan dadaku. Sementara dibawah sana kejantanan Angga masih berusaha untuk terdorong masuk menembus lorong kenikmatan milikku. 

"Sakit Angga ....." Kataku ketika aku merasakan sedikit bagian dari kejantanan Angga sudah memasuki ujung vaginaku. 

Angga kembali memeluk dan menciumku, dia juga bermain di payudara dan klitorisku membuat aku lupa akan rasa perihnya. 

"Aku mencintaimu Kanaya. Jangan pernah menghilang lagi dariku." Kata Angga sambil meraup bibirku dengan rakusnya. 

Sedangkan dibawah sana Angga menerobos masuk kejantanannya. Ingin aku berteriak karena sakit, tapi Angga terus mengulum bibirku hingga aku tidak memiliki kesempatan untuk berkata sakit padanya. Jemariku tanpa sadar mencakar punggung Angga menahan rasa sakit pada pangkal pahaku, Angga terus menggerak-gerakkan kejantanannya keluar masuk vaginaku, hingga aku lupa rasanya sakit dan kini aku mulai melepas cengkeramanku pada punggung Angga, ciuman pun Angga lepas dari bibirku, aku mulai merasakan kenikmatan luar biasa karena Angga  yang terus memompa tubuhku dengan kenikmatan. Angga bercinta dengan sangat lembut hingga membuatku memilik pengalaman bercinta pertama yang cukup mengesankan. Angga semakin mempercepat gerakannya  ketika aku merasakan cairan hangat keluar membanjiri rahimku. 

"I love you." Bisik Angga padaku.

MISTER POSSESIVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang