CHAPTER ONE

2K 40 9
                                    

If I Could Turn Back Time


Hai Readers ^^v After "365 Days With Kim" Sekarang hadir "If I could Turn Back Time" Berharap kalian semua tidak bosan untuk membaca karya ku >< Ini karya kedua yang ku buat versi Thailand, biasanya aku menulis versi Korea. Jika banyak yang menyukainya, aku akan terus menulis pada versi Thailand, namun jika pembacanya berkurang, aku akan kembali ke versi lama ku hehe.

Fyi, semua FF yang ku buat tidak keluar dari aroma Korea yang sudah menjadi bagian dari diriku. Dalam FF ini, akan hadir Ahn Jaehyun sebagai Special Guest pada pertengahan episode. Check it OUT!

Thanks to always support me, Love you :*


Writer.





..



Nonthaburi, Thailand

August 3, 2007.


Rintik hujan mulai turun perlahan. Satu persatu butiran airnya jatuh ke bumi membasahi tanah, semakin cepat dan akhirnya begitu lebat. Aom mendongakkan kepalanya setelah tidur pulas di jam pelajaran Matematika siang ini. Ia melirik ke arah bawah dari jendela kelasnya.Matanya membulat panik menatap ke arah sesuatu di lantai bawah.Lalu bergegas keluar kelas tanpa peduli gurunya yang tengah menulis ribuan rumus di papan kapur,

"Aom?!" Pekik gurunya memanggil namun Aom tak peduli dan hanya berlari lurus menuruni tangga dari lantai tiga,"Biarkan saja bu. Mungkin saat ini ia sedang menyelamatkan nyawa" Teman temannya mengejek, lalu terbahak dengan yang lain. Mereka sangat mengetahui jelas watak Aom.

Gadis itu tengah membuka payungnya, berjalan ke tengah hujan dengan rumput hijau mengelilingi tempat tersebut. Lalu meletakkan payung itu diatas beberapa pot yang berisikan bibit bunga yang baru saja ia tanam beberapa jam lalu sebelum pelajaran Matematika mereka dimulai, "Nah, kau tidak boleh mati lagi" Ujarnya tanpa mempedulikan seragamnya yang mulai basah ditumpahi hujan,

"AOM! APA YANG KAU LAKUKAN DISANA?! CEPAT BERTEDUH! BERTEDUH!" Kepala sekolah berteriak di tepi koridor, seraya mengisyaratkan gadis kecil itu untuk peduli pada tubuhnya yang mulai basah kuyup. Aom mengangkat tubuhnya berdiri, lalu mengangguk dan membalas kepala sekolah dengan lambaian dalam senyumannya,

"Hai kepala sekolah!" Sahutnya tersenyum lebar. Ia tak peduli tentang hal itu, teriakan kepala sekolah ataupun hujan yang lebat. Yang ia tau bagaimana cara membuat bibit bunganya tetap hidup.Sebuah payung tiba tiba terbentang diatas kepalanya. Aom yang tadinya sibuk melirik ke arah bibit bunga dibawah kaki kini beralih melirik si pemegang payung didepannya,

"Apa yang kau lakukan disini? Kenapa kau membuat dirimu basah?" Seorang lelaki kini berdiri disana menatapnya dengan wajah cemas,"Eh, Peach. Aku sedang menyelamatkan bibit bunganya. Mereka tidak bisa menerima air sebanyak ini untuk pertumbuhan mereka. Jadi aku harus menutupinya seperti ini" Jelas Aom. Lelaki yang dipanggil Peach itu tersenyum dalam anggukan,

"Tapi tidak berarti kau harus menyakiti tubuhmu kan?" Sambung Peach dengan lembut.Aom mendongakkan kepalanya menatap Peach, dan tiba tiba ia bersin. Salah satu kelemahan Aom adalah hujan. Karena ia tidak bisa bertemu dengan musim seperti itu atau ia akan sakit. Itu alasan kenapa kepala sekolah harus berteriak meminta Aom untuk berteduh,

"Ayo ke UKS" Ajak Peach merangkulnya, "Eh, jangan. Aku basah" Ujar Aom kaget. Peach tersenyum, "Aku juga basah" Jawabnya membawa Aom ke arah koridor untuk berteduh dari hujan.Tubuh gadis itu mulai menggigil, "Kau kedinginan?" Peach meletakkan payungnya di tepi koridor setelah menutup payung tersebut. Aom hanya mengangguk, memaksa bibirnya untuk tersenyum. Peach tampak cemas, ia menyentuh kedua tangan Aom dan menghembuskan nafasnya disana,"Bawa Aom ke UKS sekarang, Peach!" Pekik kepala sekolah mengejutkan mereka berdua. Peach melepas tangan Aom dan membawa gadis itu berjalan ke UKS.

If I Could Turn Back Time ✓Where stories live. Discover now