LAST CHAPTER

293 11 10
                                    




-0-


Seminggu pun berlalu. Bagi Golf, adiknya tak perlu membuang banyak waktu untuk menjadi pengganti dirinya. Peresmian CEO baru dilakukan mereka pada pagi hari di resort tersebut. Bahkan Golf mempersiapkan pesta untuk adiknya pada malam hari, "Apa harus seperti ini?" Tanya Mike dengan sungkan. Golf menepuk bahu adiknya dengan bangga, "Kau berhak mendapatkan ini semua" Jawab Golf. Mike tersenyum kecil. Kakaknya begitu loyal padanya, sedangkan ia belum berani menceritakan masa lalu yang harus Golf dengar,

"Jaga Aom dengan baik, Phi" Kalimat itu mengalir dengan tulus dari mulut Mike, namun dengan wajah tegas pada kakaknya, "Tentu, akan ku lakukan" Sahutnya dengan anggukan, berjalan ke arah kamarnya untuk membuka pintu, "Sayang, kau sudah siap?" Tanyanya pada seorang gadis yang masih berdiri didepan cermin dengan gaun yang ia kenakan, "Aku tidak tau harus bagaimana" Ujar gadis itu menatap Golf. Lelaki itu terkekeh lalu masuk ke dalam sejenak. Mike mengeluh pelan dalam senyumnya, entah kenapa ia masih berpikir bahwa Aom adalah miliknya sehingga untuk mengikhlaskan Aom masih sangat sulit meski ia berusaha semampunya.

Pesta berlangsung hingga pukul sembilan malam. Mike mendapatkan banyak pekerjaan baru mulai saat ini, dan ia akan disibukkan dengan semuanya. Ia berpikir dengan ini ia akan mampu melupakan Aom perlahan, "Selamat Tuan Mike, atas pelantikannya sebagai CEO"

"Terima kasih. Ini adalah tanggung jawab bagi saya. Saya akan melakukan yang terbaik mulai sekarang" Sahutnya dengan membalas jabatan tangan mereka satu-persatu. Dari sudut sana, Golf mengisyaratkan bahwa ia harus naik lebih awal karena Aom. Apalagi besok mereka harus bangun pagi-pagi untuk memulai perjalanan menuju villa yang telah dipersiapkan setelah meninggalkan resort ini. Mike membalas isyarat itu dengan anggukan ringan dan senyuman kecil. Sekilas ia melirik Aom yang berada disamping Golf, sempurna dengan genggaman tangan Golf yang mengisi tangan Aom.

Tak sadar, saat itupun Aom menatap ke arahnya dengan wajah terkejut. Mata mereka bertemu, membuat Mike terdiam ditempatnya, "Kenapa?" Tanya Golf pada Aom. Gadis itu tersentak, lalu melempar pandangannya pada Golf, "Ti-tidak. Kepalaku.."

BRUK!

"AOM!"

"AOM!" Seisi ruangan tampak riuh. Ketika Aom tak sadarkan diri ditempat dan menjatuhkan tubuhnya ke lantai, "Ambulance! PANGGILKAN AMBULANCE!" Pekik Mike berlari mendekat pada Golf yang telah panik lebih dulu dengan keadaan Aom, "Phi, ada apa?"

"Ti-tidak tau. Dia.." Lutut Golf melemas, "Phi.." Panggil Mike menyadarkan lelaki yang tampak ikut shock dengan keadaan.


-0-


"Bagaimana keadaan Golf?"

"Dia baik-baik saja. Ia akan segera sadar" Mike mengeluh perlahan duduk di kursi yang berada tepat di samping kasur UGD, "Harusnya ini semua tidak terjadi" Ketusnya pada diri sendiri,

"Mike?" Panggil sebuah suara, lelaki yang memakai jas putih itu mendekat ketika Mike berdiri menyambutnya, "Phi Jae, bagaimana keadaan Aom?" Tanyanya. Jaehyun menyela sedikit senyuman mengelus bahu Mike perlahan, "Aku tidak bisa berkata apa-apa" Wajahnya tampak kecewa menyampaikan berita tersebut, "Tapi bagaimana kau bisa mengetahui identitas Aom dengan sangat detail, bahkan kau memberikan nomor orang tuanya pada informasi untuk menghubungi mereka" Ujar Jaehyun sedikit mengernyit,

"Sebenarnya aku sudah mengenal Aom sejak dulu sebelum ia bertemu dengan Phi Golf"

"Apa?" Jaehyun tersentak, namun ia ingin mendengarkan ini. Mike menghela nafasnya berat, "Aku dan Aom pernah kenal dan berhubungan saat aku masih SMA. Tapi setelah itu aku kecelakaan dan ia mengenal Phi Golf" Jelasnya tersenyum kecil karena merasa tak enak dengan kakak nya sendiri.

If I Could Turn Back Time ✓Where stories live. Discover now