"Permisi" Seseorang bersuara dari arah pintu, "Ya, selamat datang" Teriak Aom berdiri dari duduknya dan berlari ke depan. Sedangkan Mike hanya membalikkan tubuhnya meski ia tetap berada di depan meja kasir.
Seorang lelaki dengan jas dan pakaian yang cukup rapi berjalan masuk. Membuat langkah Aom berhenti ketika ia berhasil mengenali wajah itu. Matanya membulat perlahan, apalagi ketika lelaki itu tersenyum padanya. Mike mengernyit, kenapa Aom tidak bertanya bunga apa yang ia cari atau semacamnya pada pelanggan yang datang? Namun lelaki itu hanya memperhatikan dari depan meja kasir,
"Hai Aom"
"P-Peach.." Lelaki didepan pintu toko itu tersenyum. Berjalan mendekat kearah Aom, "Apa kabar?" Sambungnya bertanya. Aom terdiam, bahkan sulit untuk melangkah. Matanya seakan tertanam pada Peach yang terlihat lebih tinggi dan cukup tampan dengan setelan jas yang ia kenakan,
"Sayang, kupikir baby's breath dan daisy adalah bunga yang cocok" Sahut suara lain yang baru saja masuk kedalam toko menatap ke arah Peach. Lelaki itu berbalik, "Benarkah? Kalau begitu kita pesan yang itu" Ujarnya membalas, sedikit menoleh kebelakang sebelum kembali menatap Aom yang berdiri dihadapannya.
Gadis itu tak mampu mengatakan apapun, "S-sayang?" Batinnya masih tak berkedip menatap Peach, "Kami akan bertunangan.." Seakan mampu membaca pikiran Aom, Peach mengatakan hal tersebut, "Namanya Gao" Lanjutnya masih menatap Aom.
Gadis itu tersentak, "O-oh. Benarkah? Selamat" Sahutnya kemudian memaksa senyuman melengkung dibibirnya. Mike memperhatikan dari jauh. Hanya diam dan sesekali beralih pandang antara Aom atau Peach. Memperhatikan mereka dari samping, "Aku akan memberikan undangannya padamu, datanglah" Peach tersenyum, memundurkan satu langkah sebelum berbalik untuk berjalan keluar. Aom hanya mampu menatap punggung lelaki itu.
"Apa sangat memalukan pacaran dengan orang bodoh sepertiku?"
"Kita.. sampai disini saja"
Lelaki yang beberapa tahun lalu ia putuskan disebuah jembatan sepulang sekolah. Masih terngiang begitu jelas kalimat putus yang ia lontarkan hari itu. Dan kini lelaki itu akan bertunangan dengan gadis lain. Bodohnya, Aom baru saja menyadari bahwa ia masih begitu mencintai Peach,
"Siapa dia? Kenalanmu?" Tanya Mike masih berdiri ditempatnya saat Aom berbalik menuju ke meja kasir kembali, "Seseorang yang kau kenal dimasa lalu?" Lanjutnya bertanya karena penasaran, "Hei, Aom. Ada apa dengan wajahmu?" Gadis itu menunduk. Duduk di meja kasir lalu menjatuhkan kepalanya diatas kedua lengan yang terlipas, "Pergilah. Aku ingin sendiri" Gumam Aom bernada rendah,
"Ada apa?" Mike masih sibuk bertanya, "Tinggalkan aku sendiri"
"Bagaimana bisa aku meninggalkanmu sendiri? Jika terjadi sesuatu bagaimana?"
"PERGI!" Pekiknya dalam tundukan tersebut. Membuat Mike terkejut dan sedikit memundurkan langkah kakinya. Mike diam, "Aku pergi" Gumamnya menatap Aom cukup lama sebelum beranjak melangkah keluar dari sana.
Mike menghela nafasnya. Berdiri diluar toko, disamping sebuah jendela pada toko tersebut. Ia enggan melangkah lebih jauh meninggalkan toko itu, setelah ia mendengar Aom mulai terisak keras didalam tokonya. Namun ia tak bisa melakukan apapun untuk menenangkan gadis itu. Sekilas ia melirik botol air ditangannya, yang masih terbuka dengan sisa air setengah botol,
"Aku akan mengambil tutupnya, setelah ia selesai menangis" Sahutnya pada diri sendiri, memilih untuk berjongkok diluar sana menunggu Aom menghentikan isakannya terlebih dahulu sebelum mengambil tutup botol air ditangannya.
..
Aom menghela nafasnya. Berpikir apa ia harus membuka tokonya hari ini atau tidak. Ia tidak siap untuk bertemu dengan Peach, tak ada yang bisa ia lakukan setelah mengetahui bahwa lelaki itu akan bertunangan dengan gadis yang berpenampilan elegan. Dibanding dirinya yang bukan apa apa, ia kalah telak. Hanya saja ketika ia berpikir di masa lalu, ia akan terus mencoba untuk mengingat kenangan mereka.

YOU ARE READING
If I Could Turn Back Time ✓
FanfictionHai, aku Aom. Pernah mendengar penyakit Alzheimer? Yang pada umumnya hanya diderita oleh para lansia. Aku menemukannya pada diriku ketika umurku 24 Tahun. Dokter yang memeriksaku berkata bahwa hal ini telah berlangsung dalam sepuluh tahun terakhir...