CHAPTER FOURTEEN

258 13 5
                                    






..

Aom tersenyum, "Gao sudah hamil?" Pikirnya dalam hati, "Oh iya. Bagaimana dengan Mike?" Aom mengangkat wajahnya menatap Peach,

"Mike?"

"Sayang" Aom dan Peach sontak menoleh. Gao tampak tak jauh berdiri dari sana, "Kau sudah bangun? Aku baru saja akan mengambilkan bajumu yang tertinggal di mobil" Ujar Peach saat Gao mendekat ke arah mereka, "Kau lama sekali, karena itu aku turun"

"Maaf sayang, aku tidak sengaja bertemu Aom" Gao menoleh pada Aom, "Aom, apa kabar?" Ujarnya tersenyum pada gadis yang masih berdiri diam ditempatnya, "Hm, baik" Aom membalas senyuman itu meski ia tak sepenuhnya ikhlas untuk tersenyum,

"Aku sedang buru buru, aku pergi dulu ya. Sampai jumpa, Gao, Peach" Ujar Aom kemudian karena suasana begitu hening dan ia merasa canggung dalam keadaan seperti itu, "Oh, Baiklah Aom" Jawab Peach sebelum gadis itu berbalik meninggalkan mereka.

Gao menatap tajam ke arah Peach. Lelaki itu tau betul apa yang ada dipikiran Gao saat ini, "Hanya kebetulan sayang, aku tidak tau ia bekerja disini" Ujarnya mengelus rambut Gao dengan lembut, "Kalau aku tidak datang kau pasti akan berbincang lebih lama dengannya kan?"

Peach terkekeh, Gao bukan tipe wanita yang mencemburui sesuatu. Namun entah kenapa Gao selalu cemburu tentang Aom, "Ayo temani aku" Peach merangkul Gao,

"Sebenarnya aku merasa bersalah sudah menumpahkan minuman ke bajunya, atau tidak mengundangnya dalam pernikahan kita" Sambung Gao mengerucutkan bibirnya, "Tapi entah kenapa aku tidak ingin minta maaf tentang hal itu"

Peach melirik Gao sambil tersenyum, "Kau sebegitu benci dengannya? Lagipula, hei.." Peach menghentikan langkah kakinya, berdiri dihadapan Gao, memegang kedua pundak wanita itu dengan lembut,

"Aku sebentar lagi akan menjadi seorang ayah. Saat ini, aku tak lagi memikirkan siapa dia atau bagaimana perasaanku terhadapnya. Aku hanya fokus pada anakku, dan kamu. Jadi jangan berpikiran hal buruk lagi, mengerti?" Jelas Peach, Gao menatapnya dengan wajah belum puas,

"Ku kira kau akan berpaling, memilih dia yang masih cantik daripada aku yang sudah gemuk seperti ini. Beratku bertambah setiap harinya, makan seperti babi. Itu menyeramkan" Tunduk Gao. Peach tersenyum.

Ia memeluk Gao dengan erat, "Terima kasih sudah menjadi calon ibu dari calon anakku. Terima kasih sudah merawatnya dan memberikannya makan dengan baik tanpa harus peduli dengan berat tubuhmu" Gao terdiam dibalik pelukan itu,

"Aku mencintaimu Gao, walau nanti kau sudah tak secantik ini atau menua Aku akan selalu mencintaimu seperti saat aku pertama kali bertemu denganmu, dan menepati janjiku seperti yang kubuat didepan kedua orang tuamu"

Siapa yang tidak terharu mendengar kalimat seperti itu dari seorang lelaki? Gao akhirnya membalas pelukan Peach lalu tiba tiba terisak dibelakang punggungnya.

..

Aom menghela nafasnya, entah kenapa sejak tadi dadanya terasa sesak. Ia bahkan harus menarik lewat mulut karena merasa kekurangan oksigen. Padahal yang ia lakukan sejak tadi hanya memerintah beberapa orang untuk merawat bunga bunganya dan berjalan ke sekeliling taman.

Ia duduk sejenak di sebuah kursi yang terdapat dibawah pohon pinus, "Anda baik baik saja?" Seorang pekerja memperhatikan hal itu dan mencoba bertanya, "Ya, hanya sedikit lelah" Jawab Aom, memaksa senyum diwajahnya,

If I Could Turn Back Time ✓Where stories live. Discover now