CHAPTER TWENTY

163 8 6
                                    



=0=

"Morning world, morning heart, morning love"

"Kita akan kemana?"

"Aom!!"

"Kenapa kita harus bergenggaman tangan seperti ini?"

"Mike, berhenti merekamku"

"Disini, aku ingin selalu menggenggam tanganmu seperti sekarang. Sampai kapanpun, tak akan pernah ku lepaskan"

"Aku mencintaimu, Nona Malee"

"Ini awal dari kita, Mike"

"Kau dimana? Ayah sakit.. Ayah.."

"Halo?"

DEG! DEG! DEG!

DEG! DEG!

DEG!

DEG!

DEG!

DEG!

Mike membuka matanya disebuah tempat putih yang asing, "Mike? Nak, apa kau baik-baik saja?"

CKIIIIIT!!

BRAK!!

PSSSSHHH

"Ahh" Mike menekan telinganya yang terasa berngiung. Suara-suara decitan ban, hentakan, dan rasa sakit itu sangat jelas ia rasakan. Nafasnya memburu dengan keringat dingin yang keluar tanpa ia sadari. Tubuhnya perlahan bangun, "Ibu" Panggilnya dengan lemah seraya mencoba untuk duduk, "Ya, Ibu disini. Jangan khawatir, ibu disini" Ujar Ibunya yang membantu dirinya untuk duduk.

DEG! DEG! DEG!

Mike menyentuh jantungnya yang berdegup kencang, "Ibu dimana Aom?" Tanyanya dengan wajah cemas. Ibunya mengernyit menatap Mike, "Aom?" Ulang Ibunya dengan wajah tak mengerti, "Kau mengenal Aom?" Lanjut Ibunya. Mike mengernyit,

"Apa maksudnya?" Pikirnya dalam hati. Ia hanya diam, lalu menatap sekitar. Ia mencoba mengingat kembali kejadian demi kejadian yang ia alami. Dahinya mengernyit tampak berpikir,

"Mike, ada apa?" Tanya Ibunya cemas. Perlahan matanya melirik Ibunya. Ia mengerti sekarang, ia mengerti akan semuanya sekarang, "Ibu.." Panggilnya dengan nada berat. Beralih memeluk tubuh Ibunya dengan erat, lalu terisak dibalik pelukan tersebut, "Kau baik-baik saja, nak. Jangan menangis" Ujar Ibunya menepuk lengan Mike beberapa kali untuk menenangkannya.

=0=

"Aku mengingat semuanya" Ucap Mike dalam hati. Ia tengah membereskan barang-barangnya dan memasukkannya kedalam koper yang cukup besar, "Mike, apa kau benar-benar akan pergi secepat ini?" Sahut Ibunya yang membantu lelaki itu berkemas.

Mike menoleh dan tersenyum, "Apa Ibu akan kesepian jika ku tinggal sendirian? Maaf jika aku tidak bisa menemani Ibu. Tapi Ibu bilang aku harus bergegas ke Korea setelah sembuh karena tunangan P'Golf sedang sakit dan membuatnya harus meninggalkan resortkan? Aku tidak mungkin tinggal diam sedangkan ia butuh bantuanku" Jelas Mike sambil memasukkan beberapa baju kedalam kopernya.

Ibunya beranjak duduk, "Tapi kau baru saja.." Cemas menyelimuti wajah wanita paruh baya itu saat ini. Mike menyadari hal itu dan mencoba meyakinkan Ibunya, "Ibu" Ucapnya berjalan mendekat dan menggenggam kedua pundak Ibunya, ia tersenyum simpul,

"Aku sudah terlalu lama istirahat, dan aku juga bukan lagi anak kecil yang dulu selalu melukai dirinya demi hal yang tidak perlu dilakukan. Sejak Ayah tak lagi disampingku, aku sadar.. bahwa suatu saat aku dan P'Golf yang akan menggantikan posisi Ayah dalam keluarga ini untuk Ibu. Jadi Ibu jangan khawatirkan aku lagi, mengerti?"

If I Could Turn Back Time ✓Where stories live. Discover now