CHAPTER SEVEN

451 15 11
                                    

..

Aom melangkahkan kakinya yang berbalut high heels cream keluar dari sebuah mobil sport yang di kemudikan oleh Mike. Gaun putih tak berlengan dengan lekukan dipinggang dan rok hijau berada di bawah lututnya membuat Aom terlihat seksi mengenakan gaun itu.

Ditambah lagi memang tubuhnya yang kecil, membuatnya semakin terlihat cantik. Ukuran badan sepertinya berdampingan dengan Mike tampak sangat sempurna. Lelaki yang biasanya hanya berseragam dengan bekas memar pada seluruh wajahnya, kini tampak gagah mengenakan setelan jas putih dengan tshirt biru didalamnya. Menekuk lengannya pada Aom mengisyaratkan gadis itu untuk menggandengnya sambil berjalan masuk, "Lemaskan otot wajahmu, kau terlalu tegang" Bisiknya.

Aom menghela nafasnya, mengikuti isyarat Mike dengan menggandeng lelaki itu kedalam gedung dan satu tangan lainnya memegang tas kecil didepan perut.

Mereka melangkah masuk bersama. Seperti sebuah pesta yang dimiliki kalangan atas. Terlihat sangat mewah dan di penuhi dengan warna cream bersama bunga bungai daisy yang terangkai baby's breathe.

Untuk pertama kalinya Aom mendapatkan undangan ke tempat seperti ini, ironinya ini adalah pesta pertunangan mantan kekasihnya, "Tersenyumlah, mulai saat ini akan banyak mata yang mengagumimu" Mike berbisik membuat Aom sedikit tersentak. Mike menyadari bahwa wajah Aom sejak tadi sangat tegang hingga membuatnya tampak lucu.

Aom menoleh pada Mike, lalu mencoba melengkung bibirnya untuk mengunggah sedikit senyum. Mike melepas genggaman tangan Aom di lengannya, lalu memegang kedua pundak gadis itu, menatapnya dengan pandangan yang cukup serius, "Kau tidak terlihat cantik, lemaskan wajahmu" Ujarnya mengingatkan sekali lagi,

"Aku sedikit tegang" Bisik Aom, mengerutkan keningnya menatap Mike, "Kita harus bertemu dengan mempelainya dulu. Karena itu berhenti telihat menyedihkan. Aku disini untukmu, kau tidak sendiri" Aom diam sejenak. Lalu entah darimana semangat itu kembali muncul dari dalam dirinya, "Ayo lakukan" Sahutnya penuh keyakinan. Mike tersenyum lebar, "Itu dia yang ku tunggu. Raut wajah seperti itu yang kita perlukan" Jawab Mike,

"Eh, kalian sudah datang?" Mike menoleh ke arah suara, begitu juga dengan Aom. Tampak Peach berjalan mendekat, diikuti dengan Gao bersama gaunnya yang cukup mewah.

Mike berbalik, berdiri sejajar dengan Aom saat ini. Peach tampak diam sejenak, memperhatikan gaun yang Aom kenakan, sedikit terpesona dengan gadis tersebut. Namun cepat cepat mengalihkan pandangan saat Gao berdiri disampingnya, "Maafkan kejadian beberapa hari lalu, Aom. Aku tidak jadi membeli bunga di tokomu" Ujar Peach menatap gadis itu dengan wajah tersenyum. Aom menyunggingkan senyum miliknya, "Tidak masalah, aku sudah melupakannya" Jawabnya dengan nada yang tegas meski terdengar lembut, "Selamat atas pertunanganmu" Mike mengangkat tangannya untuk berjabat. Peach melirik tangan itu sejenak lalu dengan cepat meraihnya, "Terima kasih" Kekehnya tertawa tampak senang,

"Sayang, ini Aom. Dan kekasihnya" Peach memperkenalkan Gao pada Aom dan Mike dihadapan mereka, "Hai" Gao menyapa dengan hangat, menjabat tangan Aom dengan tersenyum. Tampak seperti benar benar bahagia di hari pertunangannya, "Selamat atas pertunanganmu" Ujar Aom ikut menjabat tangannya, "Terima kasih, Aom. Oh ya, kudengar dia kekasihmu saat SMA" Gao menolah pada Peach, yang ikut menoleh padanya,

"Ah ya.. itu.." Peach terkekeh ragu, ia menggaruk kepala belakangnya, "Itu masa lalu" Sambung Aom ikut terkekeh manis. Mike melirik Aom sejenak, lalu tersenyum. Syukurlah gadis itu tak terlihat terbebani dengan topik pembicaraannya,

"Lagipula sekarang dia memiliki ku" Mike tersenyum, lalu menautkan jari jarinya pada tangan Aom dan menggenggamnya dengan erat. Senyum Peach tampak luntur, namun ia berusaha untuk tidak terlihat menonjol, "Ya, itu benar" Ujarnya tersenyum dan melingkarkan tangannya di pinggang Gao, "Nikmati makanannya" Sahut Gao. Aom mengangguk pelan, "Kami harus menyapa beberapa tamu lain"

If I Could Turn Back Time ✓Where stories live. Discover now