..
Jam pulang sekolah akhirnya tiba. Peach bergegas ke depan kelas Aom karena mereka tidak berada disatu kelas yang sama. Namun banyaknya mereka yang berhamburan keluar dari kelas tersebut, tak satupun yang memperlihatkan Aom disana,"Maaf, apa kau melihat Aom?" Tanyanya pada salah seorang teman sekelas Aom,
"Oh, dia diminta keluar oleh guru karena tidak membuat PR nya hari ini" Peach terkejut. Ia lupa tentang PR yang ia janjikan pada Aom,
"Sial!" Ketusnya berlari disepanjang koridor lantai tiga dengan mata yang celingukan melirik ke bawah untuk menemukan Aom dari sana. Sampai akhirnya ia menemukan sosok yang ia cari.Peach berlari melewati tangga, menuruni semua anak tangga hingga ia sampai di lantai paling bawah, dan berlari mendekat ke arah bagian taman sekolah. Ia melihat Aom tengah berbicara dengan beberapa bunganya saat ini,
"Aom?" Panggil Peach mendekat dengan nafas yang sedikit terengah. Aom menoleh, lalu tersenyum dan berdiri dari jangkungannya berbalik badan ke arah Peach, "Kenapa kau terengah?" Sahutnya mengernyit,
"Aku lupa memberikanmu PR, kau baik baik saja? Apa guru memarahimu?" Tanyanya dengan khawatir. Aom mengangguk, sedikit memajukan bibirnya kesal, "Tapi tidak masalah, karena aku punya banyak waktu untuk merawat bunganya. Lihat, ada beberapa yang sudah tumbuh" Tunjuknya pada beberapa bibit bunga didalam pot.
Peach menghela nafasnya, ia tersenyum lega. Aom baik baik saja. Ia merasa bersalah atas hal ini, namun ia senang jika Aom tak terlalu memikirkan dengan serius masalah sekolahnya, karena gadis itu terlalu sibuk dengan bunga bunga,
"Ayo pulang" Ajak Peach yang dibalas anggukan oleh Aom,"Tunggu disini, biar ku ambilkan tas mu" Ujarnya berlari kembali ke atas untuk mengambil kan tas Aom dan kembali ke bawah. Aom mengulurkan tangannya untuk mengambil tas dari Peach, namun lelaki itu menggeleng dan memilih untuk menggenggam tangan Aom, "Kita pulang sekarang?" Tanya Peach. Aom tersenyum,
"Ayo" Ajaknya dengan anggukan.Peach tak menarik Aom untuk pulang, ia menarik Aom ke arah lain, "Kita mau kemana?" Tanya Aom ketika mereka baru saja keluar dari gerbang sekolah dan berjalan ke arah lain dari arah rumah mereka, "Bertemu teman temanmu" Ujarnya. Aom mengernyit,
"Siapa?" Tanyanya menatap Peach yang hanya tersenyum penuh arti menaikkan satu alisnya seraya terus menggenggam tangan Aom.Peach membawanya ke taman bunga yang tak jauh sekolah mereka. Aom membulatkan matanya terpana. Tempat tersebut sangat tertutup dari keramaian, namun sangat indah ketika dipandang. Sebuah rumah kaca dimana hanya beberapa pengunjung khusus yang dapat masuk menggunakan sebuah kartu plastik yang bertuliskan VIP disana,"Bagaimana bisa kau mendapatkan kartu itu?" Tanya Aom penasaran,
"Pamanku dulu pemiliknya, tapi beberapa bulan lalu ia menjualnya dan membiarkan ini menjadi sebuah taman. Sebenarnya ini pembibitan, bukan taman seperti ini" Jelasnya. Aom mengangguk, melirik ke sekitar dengan beberapa bunga mengelilinginya, "Jadi meskipun ini sudah dijual, tapi akses masuk mu masih berlaku?"
"Tentu saja" Angguknya.Setelah keluar dari taman bunga tersebut Peach membelikan dua ice cream cone, dimana yang satu ia berikan pada Aom yang tengah duduk menunggunya disebuah kursi taman, "Coklat, kesukaanmu" Sodornya membuat Aom tersenyum seraya mengambil ice cream dari Peach lalu menjilatinya.Peach tersenyum, matanya lurus menatap Aom yang tampak tersenyum melihat beberapa anak tengah memainkan ayunan dan permainan lainnya, beberapa anak lain mencoba membuat istana di kotak pasir, "Apa yang kita lakukan setelah lulus dari SMA?" Tanya Peach memulai percakapan. Aom menoleh ke arah lelaki yang duduk disampingnya,
"Aku ingin membuka sebuah toko bunga" Jawab Aom tersenyum lebar, menghabiskan ice cream ditangannya perlahan.Peach mengangguk, "Kau akan melakukannya suatu saat nanti, kau ingin masuk ke jurusan pertanian? Aku ingin berada disatu Universitas denganmu" Gumamnya. Lelaki itu enggan berjauhan dengan gadis yang ia sayangi,
YOU ARE READING
If I Could Turn Back Time ✓
FanficHai, aku Aom. Pernah mendengar penyakit Alzheimer? Yang pada umumnya hanya diderita oleh para lansia. Aku menemukannya pada diriku ketika umurku 24 Tahun. Dokter yang memeriksaku berkata bahwa hal ini telah berlangsung dalam sepuluh tahun terakhir...