"Azela Azhera, dari kelas 11 A 4. Nice to meet you, guys!" Azhera berjalan kembali ke tempat duduknya setelah gilirannya maju memperkenalkan diri. Sungguh di antara kawan-kawannya, hanya Azhera yang paling singkat saat berkenalan.
"Zhayu Harsha Putra, 11 B 2. Panggil aja Harsha."
Tanpa disengaja pemuda dengan tinggi kurang lebih 173 sentimeter itu meniru gaya perkenalan Azhera yang singkat, padat, dan jelas. Perkenalan kali ini tidak sesuai urutan nomor absen melainkan urut sesuai tempat duduk. Kebetulan Azhera dan Harsha duduk bersebelahan.
Kelas 12 angkatan tahun ini terdiri dari siswa siswi acak. Hal tersebut tentunya membuat para penghuni kelas 12 B 1 ini harus kembali beradaptasi dengan teman-teman baru mereka.
Entah apa yang membuat waktu kali ini berjalan begitu cepat. Rasanya baru saja warga kelas 12 B 1 melakukan perkenalan diri dan saat ini para siswa-siswi SMA Jathayu sudah mulai berhamburan menuju tempat di mana mereka akan melayani cacing-cacing perut yang meronta kelaparan.
Azhera sempat melirik teman sebangkunya. Harsha tampak terlelap dengan kedua tangan sebagai alas kepalanya. Terhitung lima kali Azhera memastikan apakah Harsha benar-benar tidur atau tidak. Rupanya pemuda itu benar-benar tertidur.
Gadis berkulit kuning langsat ini memutuskan untuk bergegas menuju toilet. Tanpa adanya teman, Azhera sudah terbiasa pergi sendiri.
Kakinya yang jenjang berhasil membawa Azhera menyusuri koridor kelas sebelum akhirnya berbelok ke kanan dan berhasil sampai ke toilet dengan cepat. Sebenarnya, Azhera hanya ingin merapikan rambutnya yang sedikit berantakan akibat embusan angin saat di perjalanan menuju sekolah tadi pagi.
Saat Azhera bercermin, samar-samar telinganya mendengar suara gaduh yang tampaknya bersumber tak jauh dari toilet. Rasa penasarannya yang terlalu tinggi membuat gadis ini memutuskan untuk pergi melihatnya. Sekedar memastikan apa yang sebenarnya terjadi di sana.
Benar saja. Suara gaduh itu berasal dari kerumunan siswa-siswi di sekitar halaman samping toilet. Mereka tengah mengelilingi sesuatu sembari bersorak ramai layaknya para penonton laga boxing.
Azhera memberanikan diri untuk segera berlari menghampiri dan menerobos kerumunan itu. Hingga di depan matanya terlihat sosok yang tak asing baginya sedang mencengkeram erat kerah baju lawannya. Bukannya tadi dia tidur?
"Harsha!" teriak Azhera yang berharap pemuda itu akan menghentikan perlawanannya. Azhera yakin dirinya tidak salah mengenalinya.
Namun, saat sang pemilik nama menoleh, lawan di hadapannya justru mengambil kesempatan untuk meninju rahang Harsha kuat-kuat. Hal itu membuat Harsha terhuyung mundur, hampir menabrak Azhera.
Azhera menatap netra Harsha sekilas, lantas ia menarik tubuh Harsha untuk berdiri di belakangnya. Gadis ini tergerak maju dengan tangannya yang sudah terkepal.
Azhera tidak peduli jika ia dikatakan mencampuri urusan orang lain. Karena yang ia pikirkan saat ini adalah Harsha. Pemuda yang notabenenya adalah kawan barunya. Azhera yakin pemuda itu adalah korbannya.
Tanpa aba-aba Azhera melakukan tendangan tipuan ke betis, lalu dilanjutkan dengan menendang dada pemuda di depannya hingga terhempas ke tanah. Merasa belum cukup, Azhera mendekat kemudian menekuk kakinya. Gadis ini berjongkok untuk menyamakan posisinya dengan pemuda yang masih terkapar di tanah menahan sesak di dadanya.
Azhera terdiam sejenak, matanya bergulir pada name tag pemuda itu. Selanjutnya, dengan gerakan cepat jemari lentik Azhera mencengkeram kerah seragam lawannya. Satu pukulan berhasil mendarat di rahang pemuda itu begitu saja. Siswa siswi yang semula ramai menyoraki perkelahian dua jantan itu seketika terdiam melihat aksi Azhera.
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Lying [On Going]
Teen Fiction"Melepas apa yang udah jadi candumu memang susah, Sha. Tapi, gue yakin lo pasti bisa! Lo pasti bisa, Harsha!" -Azela Azhera "Gue nggak janji, Azela." -Zhayu Harsha Putra . . . Picture from Pinterest Edit by Fitrahul Ghani