Hari terus berganti. Tak terasa jatah libur semester ganjil hanya tersisa beberapa hari. Masih seperti biasanya, Harsha selalu mengunjungi Azhera setiap hari. Pemuda itu lebih memilih menghabiskan waktunya bersama Azhera daripada termenung setiap saat di kamarnya sendiri. Tentunya bersama Arlana juga.
Arlana mengatakan bahwa dirinya akan kembali sekitar dua atau tiga hari sebelum Azhera mulai memasuki awal semester genap. Padahal berkali-kali Azhera memerintahkan Arlana untuk segera pulang, sudah pasti Dyandra merindukannya di rumah. Namun, Arlana selalu mengatakan jika dirinya masih ingin berlama-lama di sini.
Mendengar alasan Arlana, Azhera hanya mentertawakannya kencang. Bisa-bisanya Hana mempercayai alibi Arlana. Sebenarnya, suami Dyandra itu hanya ingin menghabiskan waktunya untuk bermain game online lebih lama bersama Harsha. Anak itu cukup keren untuk dijadikan partner-nya.
Sementara itu, Azhera terus memantau perkembangan Harsha yang tengah berjuang mengurangi dosis pemakaian pil kuning itu. Di sisi lain, Azhera tidak tahu akan apa yang sebenarnya terjadi pada Harsha.
Perhatian Harsha memang teralihkan disaat Azhera bersamanya. Akan tetapi, ketika pemuda itu kembali ke rumahnya, beberapa saat setelahnya ia akan hilang kendali. Harsha merasakan dirinya begitu tersiksa jika harus berjauhan dari pil kuning.
Terkadang Azhera berinisiatif mengajak Harsha untuk datang ke pameran seni yang digelar di taman kota, mengajaknya berkeliling menggunakan sepedanya, pergi ke pantai melihat senja, atau hanya sekedar bermain bulu tangkis di halaman rumahnya. Mengisi waktu luang dengan kegiatan ringan seperti itu akan membuat pikirkan Harsha tidak hanya dipenuhi oleh pil kuning.
Seperti akhir pekan kali ini Azhera mengajak Harsha lari pagi bersamanya di taman kota. Arlana juga ikut bersama mereka. Bahkan Arlana sempat memberikan taruhan untuk Azhera dan Harsha, jika mereka bisa mengalahkan jumlah putaran larinya maka ia akan mentraktir makanan sebanyak yang mereka mau dan berlaku kebalikannya. Arlana berani bertaruh, karena ia yakin Azhera dan Harsha tak mungkin bisa mengalahkannya.
Namun, dugaannya salah besar. Belum ada setengah putaran saja Arlana sudah mulai mengangkat bendera putih dan memilih untuk mengalah pada adiknya dan juga Harsha. Ternyata kemampuan berlarinya mulai terkikis dimakan usia.
"Belum juga jadi bapak-bapak, udah jompo aja lo, Bang." Sindiran Harsha membuat Azhera puas mentertawakan kakaknya.
"Hitungan tahun, lo bakal ngerasain juga nanti!" sahut Arlana yang tak ingin harga dirinya merosot di hadapan mereka. Usai menyelesaikan larinya, Arlana menepati janjinya dengan mengajak dua anak muda itu ke sisi kiri taman kota.
"Kayan, Abang abis kalah taruhan, nih! Liat, tuh, mukanya! Ha-ha-ha kusut banget kayak kanebo kering!" seru Azhera yang tengah melakukan panggilan video dengan Dyandra sembari berjalan menyusuri deretan stand di sisi kiri taman kota.
Dyandra pun hanya tertawa di seberang sana. Hana yang terlihat ikut duduk di samping menantunya itu hanya bisa menggeleng melihat kelakuan putra putrinya. "Jangan banyak-banyak belinya, kasian Abang."
"Biarin aja, Bu. Kan, Abang sendiri yang ngajak taruhan tadi." Azhera kembali tertawa setelahnya. "Kayan, Ale izin mau nguras dompet suamimu, ya!"
Harsha yang berjalan di belakangnya bahkan tak bisa menyembunyikan senyumnya ketika mendengar tawa renyah Azhera. Sementara Arlana yang tengah menggandeng lengan adiknya itu hanya memasang wajah kesalnya yang dibuat-buat.
"Abang, itu temen Ale jangan lupa dibeliin!"
"Iya ... Abang masih berperikemanusiaan juga kali!" jawab Arlana merespon ucapan istrinya.
Begitulah kurang lebihnya cara mereka menikmati Minggu pagi dengan menciptakan momen kebersamaan yang penuh canda dan tawa. Kali ini mereka menikmati sarapan bersama di taman kota. Apakah momen seperti ini nantinya bisa terulang kembali? Entahlah. Tapi, Azhera selalu berdoa agar Tuhan selalu memberikan kesempatan padanya untuk menikmati kebersamaan seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
He is Lying [On Going]
Roman pour Adolescents"Melepas apa yang udah jadi candumu memang susah, Sha. Tapi, gue yakin lo pasti bisa! Lo pasti bisa, Harsha!" -Azela Azhera "Gue nggak janji, Azela." -Zhayu Harsha Putra . . . Picture from Pinterest Edit by Fitrahul Ghani