5 - Sunset

70 35 19
                                    


Selama Azhera bersekolah di SMA Jathayu, sekali dua kali mungkin ia pernah menjumpai Harsha. Seingat Azhera dirinya dan Harsha memang pernah menjadi rekan kelompok saat masa pengenalan lingkungan sekolah.

Entah karena usianya yang bertambah dewasa atau memang ada faktor lain yang membuat penampilan Harsha justru semakin terlihat kacau. Azhera rasa, saat mereka masih sekelompok, tubuh Harsha tidaklah sekurus sekarang. Pemuda itu cukup berisi dengan proporsi badan yang cukup ideal.

Sedangkan sekarang? Hanya tubuhnya saja yang tinggi semampai. Harsha termasuk dalam kategori kurus. Rahangnya pun nampak tirus.

Tatapannya yang selalu sayu itu membuatnya tampak seperti manusia yang tidak mempedulikan tujuan hidupnya. Fakta lainnya, Harsha juga dikenal sebagai siswa terkonsisten dalam hal tertidur saat pelajaran tengah berlangsung.

Kini Harsha benar-benar mengantarkan Azhera hingga ke depan gerbang rumahnya. Setelah bermain cukup lama bersama Ira di taman, sesuai ucapannya Harsha mengajak Azhera untuk pergi ke pantai setelahnya.

Ira adalah anak kecil yang sering bermain di taman kota. Ia berusia sekitar sembilan tahun. Mengenai pertemuannya dengan Harsha, anak kecil itu yang menyelamatkan Harsha saat ia terjatuh dari motor hingga pingsan di jalan belakang taman kota. Itulah yang sempat Harsha ceritakan tadi.

Sebelumnya Azhera sudah memberitahu Harsha agar mengantarkannya hingga sampai ke rumah terlebih dahulu untuk mengganti pakaiannya. Entah mendapat kepercayaan dari mana, Azhera percaya jika Harsha adalah pemuda yang baik. Singkatnya, Azhera menganggap perlakuan Harsha padanya itu sebagai tanda bahwa pemuda itu menerima pertemanannya.

Kini Azhera telah berganti dengan setelan kaos dan jeans oversize hitam. Serta baseball hat dengan warna senada turut melengkapi penampilannya sore ini.

"Lo beneran enggak mau pulang dulu, Sha? Atau makan dulu gitu? Gue ada ayam goreng, tuh, makan dulu, yuk?" Azhera sudah berulangkali membujuk Harsha agar makan terlebih dahulu demi mengisi perutnya barang sedikit. Namun, Harsha selalu menolak.

"Nanti gue beli seafood di pantai, lagi ngidam seafood gue," jawab Harsha sekenanya. "Udah, 'kan? Gue mau mampir ke SPBU dulu soalnya."

"Bentar, hp gue ketinggalan." Azhera kembali masuk dengan alibi hendak mengambil ponselnya. Padahal ia bertujuan mengambil susu kotak persediaannya untuk Harsha.

"Ayo." Gadis itu keluar beserta susu kotak dan tumblr berisi lemon tea dingin yang sempat ia buat tadi pagi.

Harsha sudah berjalan lebih dulu. Tak mau kejadian tadi terulang, Azhera kini lebih waspada dengan mencengkram jaket biru gelap Harsha lebih erat sebelum ia naik ke motor.

Semilir angin turut menemani kedua remaja yang tengah berboncengan itu. Azhera begitu menikmati pemandangan di sepanjang jalan menuju pantai yang tak jauh dari permukiman warga. Mereka hanya menempuh jarak sekitar 20 kilometer untuk sampai ke tujuan.

"Lo nggak pernah ke Toyasin?" tanya Harsha setelah mereka turun dari motor untuk mengisi bahan bakar minyak.

Azhera membalasnya dengan gelengan kepala. "Cuma pernah ke Toyamas sekali."

"Yang deket juga ada malah nyari yang jauh." Lantas percakapan keduanya mengundang tawa sang petugas SPBU.

Kemudian, keduanya kembali melanjutkan perjalanan. Hingga sampailah mereka di permukiman warga dekat pesisir. Azhera yang awalnya bosan kini mulai melebarkan matanya. Mulutnya bahkan tak sempat berhenti untuk mengungkapkan rasa kagumnya.

He is Lying [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang