Jungkook membawa Yeorin ke mobilnya yang ada di parkiran. Karena ia butuh suasana tenang. Yeorin yang sudah dalam keadaan setengah mabuk hanya mengikuti pria itu, walaupun ada penolakan kecil yang ia lakukan.
Tangan kekar Jungkook melingkar dengan nyaman pada pinggang Yeorin selama perjalanan mereka menuju parkiran.
"Anda melanggar peraturan, Tuan Ahn," ucap Yeorin mendorong tubuh Jungkook agar ia terlepas dari rengkuhan pria itu. "Kita tidak seharusnya bertemu jika tidak ada kepentingan pengiriman barang."
"Benarkah?"
Jungkook menanggapi sekadarnya dan tetap menuntun Yeorin untuk masuk ke dalam mobilnya. Wanita itu hanya meringkuk menatap Jungkook memutari mobil untuk masuk di pintu kemudi. Kepala Yeorin sudah pusing, ditambah lagi dengan kedatangan pria yang baru ia kenal kemarin dengan tindakannya yang tak terduga ini.
"Apa kau sedang menculikku?" Tanya Yeorin ketika mobil yang ditumpanginya ini sudah keluar dari area parkir Tan Pearl.
"Teman-temanmu sudah memberi izin padaku."
Yeorin mendengkus, "Mereka bukan orang tuaku yang bisa seenaknya memberikan izin."
"Aku mengirim pesan teks padamu untuk pesananku. Tapi kau tidak membalasnya," ujar Jungkook yang fokus pada jalanan Seoul yang masih ramai, meski sudah pukul 11 malam. "Jadi ini bayaran ganti rugi, karena kau mengabaikan pesananku."
"Apa Anda tidak mengerti aturan dalam pemesanan?" tanya Yeorin melempar tatapan jengkel pada Jungkook. "Anda harus menghubungi Hyunjoo. Bukan aku. Dan dari mana Anda bisa mendapatkan nomor ponselku?"
"Do Hyunjoo sendiri yang memberikannya padaku," jawab Jungkook dengan santai. "Dan dengan mudah," tambahnya.
"Do Hyunjoo sialan!" gerutu Yeorin yang tak habis pikir. Jika bertemu Hyunjoo nanti, Yeorin akan melabrak pria itu karena dengan sembarangan memberikan nomor ponselnya. "Apa Anda menyogok Hyunjoo agar memberikannya?"
"Uang memang bisa mempermudah segalanya, bukan?" Ucap Jungkook enteng.
"Dasar Berengsek!" Umpat Yeorin. "Sekarang Anda akan membawaku ke mana? Ku beritahu, aku tidak sudi jika itu bermalam di tempatmu atau ditempat lain bersamamu," ujar Yeorin penuh penekanan.
Jungkook tertawa kemudian bergumam yang hampir tidak terdengar oleh Yeorin. "Kenapa dengan pria lain begitu jual mahal."
"Apa yang Anda katakan?" tanya Yeorin melirik curiga.
"Kau tenang saja. Aku bukan tipe berengsek yang mau mengambil tubuh wanita dengan paksa. Sebelum kau mau menyerahkan dirimu sendiri padaku, aku juga tidak akan meminta." Jungkook memang bukan tipe berengsek yang akan meniduri sembarang wanita. Dan untuk kalimat akhir yang ia hanya asal bicara.
"Baguslah jika begitu."
Mobil yang Jungkook kemudikan berhenti di tepi sungai Han yang sedikit sunyi. Sejujurnya ia tidak punya rencana apapun hari ini, akan tetapi Jungkook juga harus cepat bertindak jika ingin penyelidikan Geng Venom terselesaikan. Dan satu-satunya peluang yang memungkinkan saat ini adalah mengorek informasi dari Shin Yeorin. Yang mau tak mau membuat Jungkook harus berusaha keras untuk mendekati gadis tersebut.
"Untuk apa kita ke sini?"
"Kau butuh udara segar sejenak."
Jungkook keluar dari mobil dan duduk di kap mobil. Yeorin kemudian mengikutinya dengan kepala yang masih terasa pusing. Ia hanya mengikuti Jungkook, dan menghirup udara segar sebanyak mungkin untuk mengembalikan kesadarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Heaven and Hell
FanfictionEbook Project "Selama ini kupikir kau adalah obat dari segala rasa sakitku, tapi ternyata kau adalah sumber dari rasa sakit itu sendiri." _________________________________________ Hidup Yeorin yang sederhana berubah drastis setelah diselamatkan ole...