11. Will you marry me?

130 20 2
                                    

Jungkook menatap penuh tanya toko tas branded dengan neon box akrilik bertuliskan Devine's bag yang berada di jalan perbelanjaan kelas atas, Apgujeong Rodeo Street ini. Ia bertanya-tanya apakah menjadi anggota Venom bisa menghasilkan banyak uang, sehingga Shin Yeorin mampu memiliki sebuah toko di tempat ini—yang tentunya harga sewa atau harga kepemilikan gedung di sini bernilai fantastis. Terlebih melihat desain dan isi toko yang tidak main-main mewahnya.

Tak lama, wanita yang Jungkook tunggu keluar dari tempat itu. Mereka janjian setelah jam makan siang. Yeorin meminta Jungkook untuk menjemputnya di toko tas miliknya, karena dia bilang berada di sana.

Jungkook yang tengah bersandar di mobilnya, segera membukakan pintu penumpang untuk Yeorin. Bukannya segera masuk ke dalam, wanita itu malah terdiam melirik Jungkook melalui sudut matanya.

"Kenapa malah diam. Ayo masuk," titah Jungkook memberi isyarat dengan gerakan kecil menggunakan kepalanya.

"Aku bisa buka pintu mobil sendiri," ujar Yeorin melempar tatapan datar pada Jungkook.

Ucapan Yeorin membuat Jungkook merasa tindakannya tidak dihargai sama sekali. "Padahal aku hanya melakukan hal sederhana yang biasa dilakukan pria pada seorang wanita. Apa kau belum pernah mendapatkan perlakuan seperti ini, sehingga kau merasa canggung, Nona Shin?"

"Ya," tukas singkat Yeorin yang kemudian menoleh pada Jungkook, dengan senyuman tipis. "Selama ini aku tidak menggunakan jasa supir pribadi, makanya aku belum pernah mendapatkan perlakuan seperti ini," lanjutnya segera masuk ke dalam mobil.

Yeorin duduk dengan anggun, sembari memangku kedua tangannya, yang membuat Jungkook berdecak diiringi senyuman asimetris yang tersungging di bibirnya.

Dari penampilan, sikap, ucapan, serta bahasa tubuhnya, Shin Yeorin memiliki aura kuat sebagai seorang wanita yang sulit untuk ditaklukan. Dia sarkas pada orang yang tidak dia senangi. Bisa Jungkook tarik kesimpulan jika wanita ini tidak memiliki tata bahasa yang bagus pada siapapun, jika itu tidak memberi keuntungan untuknya.

"Nikmati perjalanan Anda, Nyonya," ucap Jungkook menutup pintu mobilnya, seolah ia adalah supir pribadi yang Yeorin katakan.

Tidak ada yang memulai percakapan ketika mobil yang Jungkook kendarai melesat di jalanan kota. Keduanya larut dalam pikiran masing-masing. Lebih tepatnya Jungkook maupun Yeorin sedang berperang dengan pertanyaan-pertanyaan mengenai malam yang telah mereka lalui bersama. Namun tidak satupun di antara mereka yang mau angkat bicara mengenai hal itu.

Keduanya memilih diam, seolah tidak terjadi apa-apa meski sudah berbagi peluh bersama.

'Dia pasti mengingat semuanya. Tapi kenapa tidak berkata sepatah katapun padaku? Meminta maaf atau mengatakan apa yang sudah terjadi? Apa semua pria sama berengseknya setelah menuntaskan urusan ranjang dengan wanita yang tidak mereka cintai? Bagaimana pun juga, aku yang membukakan pintu terlebih dulu. Sial! Dan juga kenapa aku dengan mudahnya terjebak oleh pria ini? Tapi pesona dan sentuhannya semalam, lebih memabukkan dari berbotol-botol alkohol.'

Yeorin melirik singkat pria yang sedang fokus dengan setir mobil dan jalanan di depannya. Wajah Ahn Jungkook serta anatomi tubuhnya yang seperti pahatan dewa-dewa Romawi masih terekam jelas di benaknya. Jika dibanding dengan Im Taehyung, sejujurnya Yeorin tidak bisa memilih mana di antara mereka yang unggul secara fisik.

Sepertinya Tuhan menciptakan kedua pria itu dengan mantra terbaiknya.

Sementara Jungkook secara visual memang terlihat tenang dengan kemudinya, tapi tidak dengan pikirannya. Sama halnya dengan Yeorin, berbagai pertanyaan sekarang bercokol di kepalanya. Namun Jungkook tidak tahu harus memulai dari mana untuk membicarakan hal yang rasanya aneh tersebut.

Between Heaven and Hell Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang